Ibupedia

Hal-Hal Yang Harus Bunda Tahu Saat Anak Tumbuh Gigi

Hal-Hal Yang Harus Bunda Tahu Saat Anak Tumbuh Gigi
Hal-Hal Yang Harus Bunda Tahu Saat Anak Tumbuh Gigi

Gigi tumbuh pada anak adalah penyebab utama seringnya anak terbangun di malam hari, terutama saat usianya menginjak sekitar 6 bulan. Anak menjadi mudah rewel karena merasa tidak nyaman saat sedang menghisap puting Bunda selama menyusui.

Seringkali ketika bayi mulai menyusu, ia rewel saat menyusu, kemudian menarik kembali mulutnya lalu menangis dan menolak untuk minum ASI lagi. Namun ada juga tipe bayi yang merasa menyusui mampu menenangkan dan mengalihkan rasa sakit mereka.

Apa itu tumbuh gigi (teething)?

Tumbuh gigi adalah proses normal yang terjadi saat gigi bayi atau biasa disebut gigi susu mulai muncul keluar dari gusi. Meskipun sebetulnya pertumbuhan gigi susu sudah dimulai semenjak bayi dalam kandungan, namun gigi ini baru muncul keluar dari gusi saat bayi berusia sekitar 6-9 bulan. Saat gigi ini tumbuh, ada zat-zat kimia yang dikeluarkan oleh tubuh dan membuat gusi mulai terpisah sehingga memungkinkan bertumbuhnya gigi.

Nah, gigi tumbuh ini sendiri memiliki beberapa tahap sebelum muncul sempurna dari gusi si kecil. Biasanya gigi depan bagian bawah keluar lebih dulu baru disusul dengan gigi tengah bagian atas. Kemudian gigi lainnya muncul setelah beberapa bulan kemudian. Normalnya, anak-anak sudah akan memiliki satu set gigi lengkap saat berusia dua setengah hingga 3 tahun.

Apa tanda tumbuh gigi pada anak?

Masing-masing bayi memiliki tanda tumbuh gigi yang berbeda-beda satu sama lain. Kebanyakan bayi akan merasakan gejala ringan yang hanya berlangsung beberapa hari. Namun ada juga bayi yang merasa pertumbuhan gigi itu sangat menyakitkan sehingga si kecil akan lebih rewel untuk waktu yang lama.

Meski begitu, gejala pertumbuhan gigi ini umumnya hanya terjadi selama beberapa hari sebelum gigi keluar dari gusi. Tanda-tandanya adalah:

  1. Terdapat ruam pada wajah dan dagu bayi. Ketika si kecil sedang tumbuh gigi, seringkali mereka mengeluarkan banyak air liur. Nah, ketika air liur mengenai kulit bayi, maka kemungkinan besar akan terjadi ruam-ruam kering di bagian yang sering terkena liur seperti pada wajah, dagu, atau bahkan leher. Solusinya, Bunda harus sering-sering mengelap liur si kecil dengan sapu tangan atau handuk kecil.

  2. Keluarnya saliva (air liur) dalam jumlah yang sangat banyak. Hal ini wajar sekali terjadi, mengingat pertumbuhan gigi memang merangsang keluarnya liur terus menerus.

  3. Gusi merah dan bengkak.

  4. Anak sering menggosok telinga mereka di sisi yang sama dimana gigi mereka sedang bertumbuh. Pasalnya, gusi memiliki jaringan yang sama dengan telinga serta pipi sehingga rasa sakit akan menjalar di area tersebut.

  5. Lebih sering terbangun di malam hari dan susah untuk ditenangkan. Ya, tumbuhnya gigi akan membuat Bunda harus bekerja lebih keras untuk mengatasi kerewelan sang buah hati. Sabar ya, Bun!

  6. Anak lebih sering meraba gusi mereka dan menggigit atau mengulum tangan serta benda-benda di sekitarnya. Karena bayi merasa tidak nyaman dengan pertumbuhan gigi mereka, maka bayi melampiaskan rasa sakit itu melalui gigitan. Bunda dapat memberikannya mainan khusus yang didesain untuk digigit (teether). Biasanya si kecil juga akan mulai menggigiti puting susu Bunda.

  7. Nafsu makan menurun.

  8. Bayi menjadi mudah rewel. Bayangkan saja, kita sebagai orang dewasa pun seringkali merasa tidak nyaman dan terus-terusan mengeluh saat tumbuh gigi geraham belakang (wisdom teeth) yang muncul di usia 20 tahun-an, apalagi dengan bayi? Mulut si kecil akan terasa sakit saat giginya mulai menekan area gusi dan hal ini membuatnya tidak nyaman. Cobalah untuk mengerti kesakitan anak Anda meski ia mungkin saja menangis selama beberapa jam. Alihkan perhatiannya dari rasa sakit dengan sering-sering mengajaknya bermain atau memberinya mainan untuk digigit.

  9. Demam ringan. Seperti halnya dengan peradangan pada bagian tubuh yang lain, peradangan pada gusi bayi juga dapat mengakibatkan demam. Namun, Bunda juga harus jeli memperhatikan apakah demam tersebut muncul bersamaan dengan flu atau gangguan kesehatan lainnya. Demam yang terjadi akibat radang gusi dapat ditangani dengan perawatan di rumah. Namun jika demam tersebut berlangsung lebih dari 3 hari, disarankan Bunda segera membawa si kecil ke dokter.

  10. Hematoma pada gusi. Saat terjadinya pertumbuhan gigi, ada kemungkinan terjadi pendarahan di bagian bawah dari gusi. Ciri-cirinya terlihat ada gumpalan berwarna kemerahan pada gusi bagan bawah. Namun Bunda jangan kuatir, karena pendarahan tersebut dapat segera sembuh dengan cara mengompresnya menggunakan es batu yang dibungkus kain kecil.

Bagaimana cara menjaga gigi anak tetap sehat sehat?

Saat anak menginjak usia 1 hingga 3 tahun, mereka sudah memiliki satu set gigi lengkap yang harus dirawat kesehatannya. Nah, Cynthia Sherwood, juru bicara dari Academy of General Dentistry ini berbagi tips untuk Bunda agar membantu merawat gigi anak:

  1. Gunakan air keran saat menyikat gigi anak. Sebab, air keran mengandung fluoride yang diperlukan dalam perkembangan tulang dan gigi. Namun, terlalu banyak fluoride juga akan mengakibatkan munculnya bercak putih atau coklat pada gigi, maka Bunda disarankan untuk menunggu hingga si kecil berusia 2 tahun. Baru setelah itu, Anda dapat memberikan sedikit pasta gigi berfluoride pada sikat gigi anak.

  2. Jangan biarkan anak tertidur saat sedang mengisap botol minum mereka karena susu atau jus yang Bunda beri dapat mengakibatkan gigi berlubang.

  3. Menurut American Academy of Ppediatric Dentistry, Bunda sebaiknya mengajak anak ke dokter gigi saat ia berusia satu tahun. Dokter gigi akan memeriksa dan memberi tahu Anda jika ada kebiasaan yang salah terkait perawatan gigi Bunda. Selain itu, dokter juga akan memeriksa tanda-tanda awal jika ada pengikisan gigi pada anak.


Hal-hal yang dapat membantu mengurangi rasa sakit saat anak tumbuh gigi:

Pastinya sebagai orang tua, Bunda tidak tega melihat si kecil kesakitan hingga rewel saat giginya mulai tumbuh. Nah, berikut Ibupedia rangkumkan apa saja hal-hal yang dapat mengurangi rasa ngilu pada gigi sang buah hati:

  1. Bungkus beberapa es batu yang telah diremukkan ke dalam kaos kaki bayi yang masih bersih lalu ikat bagian atasnya. Kemudian, letakkan di sekitar gusi si kecil yang sakit untuk meredakan ngilu. Karena kaos kaki memiliki tekstur yang lembut dan nyaman dipegang, bayi akan merasa nyaman dengan hal ini.

  2. Dinginkan kain/pakaian basah yang masih bersih di lemari es. Gunanya adalah agar si kecil memiliki sesuatu yang dingin untuk digigit.

  3. Jangan gunakan obat pereda nyeri jenis orajel/benzocaine sebelum menyusui si kecil karena akan membuat mulut bayi terasa kebas. Dinas kesehatan Amerika Serikat telah melansir pernyataan pada tahun 2012 yang menghimbau para orang tua untuk tidak menggunakan produk benzocaine pada anak berusia di bawah 2 tahun. Kecuali tentunya ada surat dokter yang membolehkan anak mengonsumsi obat tersebut.

  4. Di pasaran kini sudah banyak beredar teething rings, atau mainan yang aman untuk digigit anak. Saat tumbuh gigi, si kecil memang senang menjangkau barang apapun untuk digigit agar mengurangi ngilu pada gusinya. Namun, banyak orang berpendapat bahwa mainan tersebut terlalu keras untuk digigit sehingga malah mengganggu pertumbuhan gigi baru. Sebagai alternatif, tawarkan si kecil teething ring yang terbuat dari plastik dan sudah didinginkan di lemari es. Selain lebih aman, mainan yang dingin akan membuat anak merasa lebih nyaman.

(Yusrina)

Follow Ibupedia Instagram