Harus Waspada! Ini Dampak Kipas Angin Bagi Bayi
Belakangan ini, cuaca di siang hari memang terasa lebih panas dari biasanya ya Bu. Bikin si kecil jadi susah tidur siang walau Ibu sudah berusaha mengenakan pakaian yang tipis.
Kalau sudah begini, kipas angin biasanya menjadi ‘jalan ninja’ untuk mengurangi hawa panas di dalam rumah. Kipas angin memang banyak dimanfaatkan agar kondisi suhu di dalam ruangan bisa kembali normal.
Kipas angin pun dirasa sangat diperlukan agar si kecil tidak merasa kepanasan. Namun, sayangnya meski kipas angin mampu membantu menyejukkan kamar atau ruangan, akan tetapi tetap memiliki dampak kipas angin bagi bayi.
Terutama efek kipas angin langsung ke badan. Sehingga kipas angin tidak boleh diarahkan langsung ke tubuhnya, karena bisa membahayakan kesehatan si kecil. Lalu apa saja dampak kipas angin pada anak? Berikut penjelasannya.
Dampak kipas angin bagi bayi
Secara keseluruhan penggunaan kipas angin untuk bayi terutama di dalam kamar tentu sangat berguna untuk memastikan sirkulasi udara tetap baik. Bahkan menurut American Academy of Pediatric penggunaan kipas angin dapat menurunkan si kecil mengalami SIDS (Sudden Infant Death Syndrome).
Akan tetapi menggunakan kipas angin terutama untuk bayi tetap harus ada aturannya ya Bu. Apalagi kipas angin tidak boleh di arahkan langsung ke badan bayi, karena berisiko mengalami hipotermia atau kedinginan. Selain itu berikut adalah dampak kipas angin bagi bayi yang perlu orang tua ketahui;
- Udara yang dikeluarkan oleh kipas angin dapat membuat suhu ruangan menjadi lebih dingin. Sehingga bayi berisiko mengalami hipotermia, terlebih jika efek kipas angin langsung ke badan bayi. Selain itu, efek kipas angin langsung ke badan bayi dapat membuat otot tubuhnya menjadi kaku, akibat pelumas pada otot mengalami kedinginan. Secara otomatis membuat ia menjadi rewel akibat badannya sulit digerakkan.
- Walau dapat menurunkan risiko SIDS, namun penggunaan kipas angin bisa berdampak buruk untuk kesehatan. Terutama bila kipas angin yang digunakan kotor, terdapat debu yang menempel dan jarang dibersihkan. Kipas angin yang kotor seperti ini dapat membuat bayi berisiko mengalami alergi debu dan justru dapat memicu infeksi pada saluran pernafasannya. Sehingga kebersihan kipas angin secara konsisten perlu sekali diperhatikan ya Bu.
- Meskipun beberapa kipas angin sudah memiliki teknologi penyaring debu, namun tidak menutup kemungkinan berbagai debu atau kotoran yang menempel bisa terhirup oleh si kecil, lho! Jadi, jangan lupa untuk rutin membersihkan kipas angin terutama pada bagian baling-balingnya ya.
- Bayi berisiko alami sinusitis. Bukan tidak mungkin, udara dingin yang dihasilkan oleh kipas angin juga dapat memicu bayi terkena sinusitis. Jangan salah ya, Bu, meskipun kasusnya jarang terjadi namun suhu tubuh bayi yang turun dan kedinginan dapat membuat ia dapat mengalami sinusitis walau tubuhnya masih terlalu kecil. Hal ini disebabkan oleh selaput lendir pada hidung yang mengering akibat udara yang dingin. Jika selaput hidung semakin kering maka produksi lendir dalam hidung pun semakin meningkat. Kondisi inilah yang pada akhirnya dapat memancing bayi terkena sinusitis.
- Bayi berisiko alami dehidrasi. Lagi-lagi hal ini disebabkan oleh efek kipas angin langsung ke tubuh bayi. Perlu diingat bahwa menggunakan kipas angin agar si kecil tidak merasa gerah merupakan hal yang masih dibolehkan. Asalkan tidak langsung di arahkan pada tubuhnya. Sebab, ketika hal ini dilakukan kulit bayi akan menjadi kering dan berisiko mengalami dehidrasi. Ketika asupan cairan di dalam tubuh berkurang dan menyebabkan dehidrasi dan kulit kering, biasanya si kecil akan memperlihatkan sebuah tanda seperti seringkali merasa kehausan karena penggunaan kipas angin yang terlalu lama.
Menggunakan kipas angin yang aman
Meski penggunaannya memiliki risiko pada bayi, namun kipas angin tetap boleh digunakan untuk bayi asalkan harus dengan pengawasan yang ketat. Dilansir dari Parenting Firstcry jika dibandingkan dengan AC, kipas angin sejatinya lebih aman untuk bayi. Simak cara menggunakan kipas angin yang aman berikut ini;
- Jangan langsung mengarahkan kipas angin ke tubuh bayi;
- Bersihkan baling-baling kipas angin secara berkala;
- Sebaiknya gunakan kipas angin dinding agar tidak mudah dijangkau oleh si kakak atau anak-anak lain;
- Gunakan kecepatan rendah untuk memutar kipas angin agar suhu ruangan tidak terlalu dingin dan meminimalisir bunyi yang dapat mengganggu tidur bayi;
- Saat menggunakan kipas angin di kamar bayi, sebaiknya buka jendela agar tetap terjadi pertukaran udara sehingga suhu di dalam kamar tidak terlalu dingin;
- Jangan gunakan pakaian yang terlalu tebal untuk si kecil saat tidur menggunakan kipas angin; dan
- Tetap awasi si kecil saat tidur menggunakan kipas angin. Jika terpaksa ditinggal untuk melakukan suatu kegiatan, sebaiknya intip ke kamar sesekali. Ibu juga bisa mengubah posisi tidurnya agar lebih nyaman.
Cara agar si kecil tidak mudah gerah
Agar penggunaan kipas angin maupun AC dapat diminimalisir, Ibu mungkin bisa coba beberapa cara berikut ini supaya si kecil tidak mudah gerah saat siang hari;
- Gunakan pakaian berbahan katun dan tipis, jangan gunakan kaus kaki atau selimut terlalu tebal saat ia tidur;
- Buka jendela kamar agar terjadi pertukaran udara dan udara sejuk di luar bisa masuk ke dalam rumah;
- Jika udara terasa lebih panas dan di kecil mulai rewel bahkan berkeringat, cegah ia agar tidak dehidrasi dengan cara memberikan ASI atau susu formula;
- Matikan lampu kamar agar tercipta suasana sejuk dan tenang. Buat suasana kamar senyaman mungkin, Ibu juga bisa menyalakan diffuser yang di tetesi dengan aromatheraphy lavender yang aman jika di hirup oleh bayi.
Penulis: Aprilia Ramdani
Editor: Dwi Ratih