Ibupedia

Ini Cara Aman Memandikan Bayi Baru Lahir

Ini Cara Aman Memandikan Bayi Baru Lahir
Ini Cara Aman Memandikan Bayi Baru Lahir

Memandikan bayi yang baru lahir, mungkin menjadi sesuatu yang cukup mengerikan, ya, Bu, mengingat tubuhnya masih rentan sekali, apalagi jika tali pusarnya belum lepas dan ini adalah bayi pertama Ibu. Walaupun Ibu sudah diberikan pengarahan oleh perawat di rumah sakit, namun setibanya di rumah, Ibu yang mesti memandikannya sendiri. 

Untungnya, sekarang ini, ada rumah sakit yang sudah menyediakan jasa untuk mengirim perawat atau bidan ke rumah. Mereka bertugas untuk memberikan Ibu bantuan ekstra dalam merawat bayi, termasuk mengajari kembali cara memandikan bayi baru lahir, tapi sudah pasti, biayanya tidak sedikit. Tenang, Bu, kekhawatiran Ibu akan berkurang perlahan, setelah Ibu menguasai cara memandikan bayi baru lahir, dan bila perlu, ajak pasangan Ibu untuk turut belajar, jadi, ketika memandikan bayi nanti, pasangan Ibu bisa membantu.

Haruskah Bayi Mandi Setiap Hari?

Mungkin bagi sebagian orangtua, hal ini bakal terdengar aneh, namun sebetulnya, bayi, apalagi yang baru lahir, tidak wajib mandi setiap hari, ya, Bu. Karena bayi belum beraktivitas, maka fokus untuk memandikannya bukanlah untuk membersihkan debu dan polusi seperti kita, melainkan membersihkan keringat, sisa krim (misalnya untuk mengobati ruam) dan dari kotoran yang melekat pada popok. 

Karenanya, bayi cukup dimandikan dua sampai tiga kali dalam satu minggu. Jika memang diperlukan atau karena mandi membuat si bayi menjadi lebih rileks, ia boleh saja mandi setiap hari, tapi hanya satu kali. Selain tidak boleh terlalu sering, durasi mandi tidak boleh lebih dari sepuluh menit. Air dan penggunaan sabun yang berlebih, bisa membuat kulit bayi menjadi kering, teriritasi dan bisa memicu eksem.

Lalu bagaimana cara memandikan bayi baru lahir?

Jika Tali Pusar Belum Lepas

Penampilan umbilical cord atau tali pusar yang mengering bikin makin takut ketika memandikan bayi. Saran cara memandikan bayi baru lahir yang tali pusarnya belum lepas, adalah cukup dengan waslap. Karena jika ia mandi dengan air seperti biasa, bisa-bisa lukanya tergosok oleh handuk ketika Ibu mengeringkannya. Nanti, setelah tali pusarnya lepas, yaitu di usianya sekitar satu sampai tiga minggu, barulah Ibu bisa memandikan bayi dengan cara lain, yaitu memandikan bayi di dalam bak khusus. 

Bagaimana, sih, merawat tali pusar bayi yang belum lepas? Mesti dibersihkan dengan teratur. Beberapa pendapat mengatakan bahwa sebaiknya tali pusar nggak dibersihkan dengan alkohol karena bisa menyebabkan iritasi. Nah, jadi konsultasikan dulu dengan dokter mengenai apa yang bisa digunakan untuk membersihkan di tali pusar ini, ya, Bu.

Selanjutnya, tali pusat harus dijaga dalam keadaan kering, yaitu sebisa mungkin membiarkan tali pusar terekspos udara. Jika dibutuhkan kain, perban misalnya, mesti sering diganti, terutama sehabis mandi. Pakaikan bayi pakaian yang longgar dan jika popoknya masih cukup panjang, Ibu bisa menggunting bagian popok yang menyentuh tali pusarnya, atau menggulungnya. Hal ini juga untuk mencegah tali pusar terkena urin. 

Jadi sambil menunggu tali pusarnya mengering dan lepas, tetap harus dirawat. Nah, jika si kecil tampak kesakitan saat Ibu menyentuh tali pusarnya, area sekitarnya tampak memerah atau bau dan seperti bernanah, segera bawa ke dokter, karena mungkin tali pusarnya terinfeksi.

Keselamatan Adalah yang Utama

Dalam cara memandikan bayi baru lahir, ada beberapa hal yang penting untuk Ibu perhatikan. Jika orang dewasa mandi di pagi dan sore hari, bayi memiliki aturan sendiri mengenai mandi. Seperti, jangan memandikan bayi ketika ia baru saja bangun, bayi sedang ingin tidur (capek) atau lapar. Memandikan bayi juga tidak boleh jika ia baru saja selesai makan, karena biasanya Ibu memijat perutnya, jika kekenyangan, bayi bisa muntah. 

Jangan memandikan bayi jika Ibu sedang terburu-buru. Sebelum mulai memandikan bayi, jauhkan sesuatu yang kira-kira bisa mengalihkan perhatian ibu, misalnya ponsel, mematikan tv atau mematikan kompor.

Disarankan Ibu merawat kuku, agar tidak tajam dan melukai bayi, lepas pula cincin dan gelang yang Ibu pakai. Suhu ruangan juga mesti diperhatikan, jika ada AC atau kipas angin, sebaiknya dimatikan dulu. Tutup jendela atau pintu untuk menghindari angin masuk.

Selanjutnya, letakkan bayi di tempat yang aman. Bayi itu tidak wajib dimandikan di kamar mandi, ya, bisa saja di meja popoknya atau bahkan di lantai dengan menumpuk handuk agar bayi nyaman.

Yang penting, tempat tersebut aman sekiranya si bayi bergerak-gerak dan sekitarnya juga harus ‘bersih’ dari benda-benda yang mungkin saja bisa jatuh menimpa bayi. Kebersihan lantai di kamar mandi juga penting, jika lantai basah atau berlumut, bisa menyebabkan Ibu tergelincir. Ibu juga bisa menaruh keset kaki anti-slip di depan kamar mandi.

Ibu wajib mengecek suhu air sebelum mencelupkan waslap atau sebelum meletakkan bayi ke dalam air dan jangan menambahkan air ketika bayi berada di dalam bak. Jangan meninggalkan bayi yang sedang mandi, apalagi jika ia sudah menggunakan bak. Jangan membawa bayi jika Ibu tidak sengaja melupakan sesuatu, makanya, Bu, inilah pentingnya melakukan persiapan sebelum bayi mandi, ya.

Satu hal lagi, nih, Bu. Jika Ibu punya anak yang usianya lebih besar, sebaiknya mereka nggak mandi di waktu dan tempat yang sama, ya. Si Kakak yang belum mengerti, bisa saja melakukan hal yang nggak terduga ke adik bayinya.

Sebetulnya, bagaimana seharusnya cara memandikan bayi baru lahir dengan baik dan benar itu nggak ada aturan bakunya, ya Bu, tapi, agar bayi merasa lebih nyaman dan aman, Ibu bisa ikuti beberapa langkah berikut.

Langkah-langkah memandikan bayi baru lahir

  • Mempersiapkan kebutuhan mandi dan setelah mandi. Handuk, sabun dan sampo (jika diperlukan), air bersih untuk membilas, dikumpulkan menjadi satu, di tempat yang gampang Ibu jangkau. 

  • Pegang bayi dengan menyangga bagian kepala dan lehernya. Ibu juga mesti duduk atau berdiri di posisi yang nyaman. Jangan panik, ya, Bu, karena bisa membahayakan si bayi.

  • Mulailah kegiatan mandi si bayi dengan membersihkan dulu bagian wajahnya. Bersihkan area matanya dengan kapas yang sudah dicelup air hangat (tanpa sabun) dan diperas secukupnya. Untuk membersihkan hidung dan telinga, jangan menggunakan apa pun, cukup seka dengan jari Ibu saja.

  • Selanjutnya buka pakaian bayi dengan perlahan, popok adalah dibuka paling akhir.

  • Cek kembali suhu air. Disarankan hangatnya pada suhu 37-38 derajat, atau ukur dengan siku.

  • Pada bayi baru lahir, mandi fokus untuk membersihkan sekitar wajah, leher, punggung, tangan, area lipatan, dan terutama bagian yang tertutup popok.

  • Celupkan waslap atau spons khusus ke dalam air hangat, dan peras air yang berlebih. Usapkan perlahan. Sambil menyabuni (bila perlu), Ibu bisa memberikan pijatan lembut, misalnya di bagian perut. Kemudian bilas dengan waslap hangat hingga sabun benar-benar bersih.

  • Untuk membersihkan kepala, usap dari arah depan ke belakang.

  • Terakhir adalah membersihkan kotoran yang melekat di area sensitif. Penting, nih, Bu, untuk mencegah infeksi, terutama bagi bayi perempuan. Gunakan kapas hangat, dan usap dari arah depan ke belakang. Jika memang mesti memakai sabun, cukup campur sabun ke air hangat dan bilas.

  • Setelah mandi, segera balut bayi dengan handuk. Karena tubuh bayi baru lahir belum mampu mengatur suhunya sendiri, maka bayi bakal mudah kedinginan. Disarankan memakai handuk hoodie yang bisa membuatnya hangat hingga ke kepala.

Tinggalkan perlengkapan mandinya. Membereskannya nanti saja, ya, Bu.

Setelah mandi selesai, keringkan badan bayi dengan baik, yaitu dengan menepuk-nepukkan handuk, bukan menggosok, karena bisa merusak kulitnya. Pastikan kulitnya benar-benar kering, terutama bagian lipatan dan kemaluan.

Gunakan minyak seperti minyak telon untuk menghangatkan tubuh bayi dan pakaikan sedikit lotion. Pemakaian lotion dilakukan hanya jika dianjurkan dokter, ya, pastinya agar kulit bayi nggak kering dan juga bisa mencegah eksem. Jika ada ruam, gunakan krim khusus.

Haruskah Bayi Mandi Memakai Sabun dan Sampo?

Tidak, Bu. Bayi yang baru lahir belum disarankan mandi menggunakan sabun dan sampo. Pada dasarnya, kulit kita memiliki beberapa jenis bakteri baik atau beneficial bacteria yang bisa memproteksi. Di sisi lain, kekebalan tubuh yang baik amat diperlukan, untuk membantu mencegah toksik, bahaya radiasi, dsb. Nah, dengan penggunaan sabun dan sampo yang tidak sesuai, maka bakteri baik tersebut akan hilang. 

Ada banyak zat di dalam toiletries yang sebetulnya tidak ‘ramah’ bagi kulit atau bahkan berbahaya. Zat-zat kimia ini, tidak hanya merusak kulit, dan memicu alergi tapi zat-zat tersebut juga bisa merusak hormon. Beberapa zat berbahaya tersebut, di antaranya adalah triclosan dan triclocarban.

Sama seperti penggunaan sabun, rambut bayi juga sebetulnya tidak perlu diberi sampo setiap hari, walaupun rambutnya sudah lebat. Untuk pemakaian sampo pada bayi, misalnya cukup satu dua kali dalam satu minggu, kecuali si bayi mengalami cradle cap, rambutnya bisa diberikan sampo sekitar tiga kali seminggu. 

Cradle cap adalah hal yang biasa terjadi pada bayi baru lahir, dan bukanlah reaksi alergi. Salah satu faktor pemicunya adalah penumpukan minyak (sebum) yang bercampur dengan jamur (fungus) di kulit kepala. Kerak juga bisa muncul di telinga, wajah atau di pangkal paha.

Cradle cap ditandai dengan kulit kepala bayi yang mengeras atau berkerak (seperti retak-retak), warnanya putih atau kekuningan. Cradle cap tidak menular dan nggak bikin bayi merasa gatal atau perih, tapi kalau dibiarkan akan susah dihilangkan. 

Perawatan kulit kepala yang baik dan benar, misalnya dengan penggunaan sampo yang berbahan lembut dan aman, bisa mempercepat kerak yang biasanya akan hilang selama beberapa minggu. Kerak di kepala ini meski tidak berbahaya tapi jangan digaruk, ya, Bu, dan jika semakin parah, bawa bayi ke dokter untuk mendapatkan pelembab atau krim khusus. Secara alami, biasanya ibu-ibu memakaikan minyak kelapa pada kepala bayinya.

Tips Memilih Sabun dan Sampo Untuk Bayi

Memilih sabun dan sampo yang aman buat kulit bayi memang susah, karena kita tidak mengerti mana zat yang berbahaya dan yang tidak. Singkat kata, ketika ibu memilih sabun dan sampo untuk bayi, pilih yang khusus bayi, untuk kulit sensitif atau hypoallergenic (tidak menyebabkan alergi) dan ‘no tears formula’.

Contoh kandungan pada sabun dan sampo bayi yang mesti dihindari adalah SLS (sodium lauryl sulfate), SLES (sodium laureth sulfate), Paraben, dst. Pewarna dan fragrance atau pewangi juga mesti dihindari. 

Intinya, cara memandikan bayi yang baru lahir dengan aman adalah membatasi penggunaan sabun dan sampo, untuk meminmalisir kulit bayi terpapar kimia berbahaya pada perlengkapan mandinya. Semakin sedikit bahan kimia yang terkandung, semakin baik. Sayangnya, produk yang katanya alami pun, belum tentu betul-betul alami dan aman.

Penggunaan pelembab setelah mandi bisa mengatasi kulit kering dan mengurangi gejala eksim pada bayi. Seperti sabun dan sampo, pelembab bayi juga mesti ‘lembut’, bebas pewarna dan pewangi.

Gejala eksim adalah kulit berkerak atau mengelupas, biasanya berwarna kemerahan dan menyebabkan gatal. Jika Ibu nggak bisa membedakan kondisi kulit yang di derita bayi, jangan asal memberikan obat, ya, Bu, lebih baik diperiksakan ke dokter.

Haruskah Bayi Memakai Bedak?

Tahu, dong, Bu, dengan istilah ‘wangi bayi’? Yaitu aroma sedap yang didapat dari gabungan penggunaan sabun, sampo, termasuk minyak telon dan bedak. Demi aroma tersebut, banyak ibu yang memakaikan semuanya pada bayinya, walaupun ternyata zat-zat yang ada di dalamnya, misalnya pewangi, bisa menyebabkan kulit bayi terganggu, misalnya alergi. Banyak ibu juga menganggap bedak bisa membantu menyerap keringat pada lipatan kulit bayi, termasuk di pangkal paha, dan mencegah gesekan kulit.

Jadi, haruskah bayi memakai bedak? Penggunaan bedak bayi tidak dilarang, tapi bukan berarti disarankan. AAP atau American Academy of Pediatrics, tidak menyarankan penggunaan bedak bayi. Penggunaan bedak bayi ini justru dianggap bisa membahayakan.

Bedak yang berterbangan bisa terhirup oleh bayi, hal ini bisa menyebabkan gangguan pernapasan, tersedak atau kerusakan pada paru. Penggunaan bedak di sekitar pangkal paha juga berbahaya, karena bisa menumpuk dan masuk ke dalam tubuh.

Bedak yang beredar di pasaran, ada pula yang berlabel natural, yang bahan dasarnya berupa cornstarch. Namun yang judulnya ‘alami’ belum tentu sesungguhnya alami, dan sesuatu yang alami pun belum tentu cocok dengan kondisi kulit bayi Anda. Cornstarch juga bisa membuat kondisi ruam popok semakin parah. Jadi, sebaiknya penggunaan bedak bayi ini di-skip saja, ya, Bu.

Seberapa Penting Membersihkan Area Sensitif Bayi?

Membersihkan area sensitif bayi adalah penting, baik itu untuk bayi laki-laki maupun perempuan. Membersihkan area ini, bisa dilakukan ketika bayi mandi atau saat mengganti popoknya. Hal ini untuk mencegah iritasi dan infeksi. 

Pada bayi perempuan misalnya, krim ruam, keringat dan lainnya bisa terlumpul di sekitar vagina. Untuk membersihkannya, Ibu bisa menggunakan kapas yang sudah dicelup air hangat, dan membersihkannya mulai dari atas ke arah bawah, atau dari depan ke belakang. Kemudian keringkan dengan handuk lembut. 

Kemaluan bayi laki-laki pun perlu diperhatikan kebersihannya, terutama jika bayi belum disunat. Untuk membersihkan penis yang belum disunat, tarik sedikit ujung kemaluannya supaya Ibu bisa membersihkan bagian dalamnya.

Tidak hanya bagian penis, ya, Bu, tapi bagian sekitar skrotumnya juga mesti dibersihkan. Untuk merawat kebersihan bayi yang baru disunat, konsultasikan dengan dokter penggunaan krim khusus atau sesuatu yang bisa mencegah lukanya melekat di popok.

Nah, itulah tahapan dan bagaimana cara memandikan bayi baru lahir dengan aman.

(Stephanie)

Follow Ibupedia Instagram