Ini Dia Cara agar Anak Menjadi Pribadi Ceria!
Memiliki anak yang suka tersenyum, riang, lucu, dan berkepribadian menyenangkan adalah dambaan setiap orang tua. Siapa sih yang tidak gemas saat melihat si kecil tertawa terbahak-bahak saat mendengar lelucon Bunda?
Lawrence J.Cohen, penulis Playful Parenting yang juga seorang psikolog mengatakan bahwa "Selera humor membawa pengaruh besar pada kehidupan." Dengan kata lain, seorang anak yang mudah tertawa cenderung memiliki relasi persahabatan yang erat serta lebih disukai oleh orang-orang di sekelilingnya.
Well, tentu saja ketika sang anak tumbuh menjadi orang dewasa, ia akan menjadi sosok yang tidak gampang depresi, mudah bergaul, serta mampu menyelesaikan konflik dengan baik. Tak hanya itu, selera humor yang bagus juga berhubungan langsung dengan rasa percaya diri, intelejensia, kemampuan memecahkan masalah, serta kreativitas. Hmm, banyak sekali kan manfaat yang didapat dari tawa?
Seorang pakar humor, Paul McGhee, mengatakan bahwa lelucon adalah permainan intelektual. Ketika masih bayi, suara tawa yang dikeluarkan si kecil biasanya distimulasi oleh sentuhan fisik seperti gelitikan pada perut atau telapak kakinya. Seiring sang buah hati tumbuh dewasa dan menginjak usia 6 atau 7 bulan, ia akan mulai memiliki naluri yang lebih jelas mengenai dunia dan cara kerjanya.
Nah, ketika Anda melakukan sesuatu yang lucu dan ia tertawa, maka itu tandanya sang buah hati telah berhasil mengembangkan kemampuan intelektual yang cukup signifikan. Ada banyak cara yang dapat dilakukan orang tua agar anaknya mampu memahami serta menertawakan suatu lelucon, mulai dari permainan sederhana semacam cilukba hingga bernyanyi dengan suara lucu atau berpura-pura menggunakan sepatu sebagai gagang telepon.
Jangan lupa untuk tertawa bersama si kecil ya, Bun! Ketika Anda dan sang buah hati larut dalam gelak tawa, maka secara otomatis hubungan antara orang tua dan anak akan semakin terjalin dengan kuat.
Bagian terbaiknya adalah kenyataan bahwa bermain serta tertawa yang merupakan dasar dari humor sudah menjadi bagian dari genetika kita. Robert R. Provine, penulis Laughter: A Scientific Investigation serta profesor bidang psikologi dan neuroscience dari Universitas Maryland mengatakan bahwa suara "ha-ha" yang timbul saat kita tertawa sejatinya berasal dari suara yang kita hasilkan saat sedang bermain di masa kecil dulu. Bunyi "ha-ha" ternyata timbul dari suara nafas yang terengah-engah ketika badan kita sedang digelitiki.
Provine kemudian melanjutkan bahwa inti studinya adalah fakta bahwa suara tawa pertama yang dihasilkan oleh bayi serta kebanyakan humor yang terjadi pada masa kecil hingga dewasa adalah fondasi utama dalam hubungan sosial. Dalam arti kata lain, dapat disimpulkan bahwa humor yang biasanya ditandai oleh suara tawa adalah cara untuk menciptakan kembali kesenangan masa kecil dulu ketika sedang berinteraksi dengan orang lain.
Lalu, bisakah humor diajarkan?
Mungkin Bunda bertanya-tanya, apakah humor bersifat genetis seperti halnya dengan warna mata atau bentuk rambut? Hmm, meski memang ada beberapa anak yang terlahir dengan pembawaan ceria, bukan berarti humor tidak bisa diajarkan lho, Bun. Coba deh bayangkan humor itu seperti otot yang butuh diperkuat serta dilatih secara rutin. Nah, sama halnya dengan melatih otot, Anda juga dapat melatih si kecil agar tumbuh menjadi anak yang riang serta humoris.
Gampang kok caranya, Bunda cukup menjadi pribadi yang lucu untuk ditiru. Bukan berarti Anda harus menjadi seorang comic atau selucu Sarah Sechan lho, namun cukup menjadi sosok Ibu yang mudah tertawa dan tidak malu melakukan hal-hal konyol di hadapan si kecil. Be silly, Mom! Banyak sekali Ibu yang kaku dalam mendidik anaknya dan hanya berfokus pada kualitas pendidikannya saja hingga lupa mengajarkan betapa pentingnya humor dalam kehidupan.
Sungguh sangat disayangkan bila satu-satunya hal yang diingat anak Anda saat ia tumbuh dewasa kelak adalah betapa disiplin dan galaknya Anda sebagai orang tua. Hmm, pasti tidak ingin kan hal seperti itu terjadi? Menjadi orang tua yang lucu tidak membutuhkan kemampuan khusus kok, Bunda hanya harus sering-sering tersenyum seperti tertawa di hadapan sang buah hati. Yup, karena tertawa itu menular!
"Tapi, saya dan suami adalah tipe pendiam dan sangat susah untuk tertawa." begitu mungkin alasan Bunda. Hmm, memang sih tidak semua orang memiliki pembawaan ceria dan sudah terbiasa dengan suasana rumah yang tenang serta jauh dari gelak tawa. Namun, jika Bunda ingin agar sang buah hati tumbuh menjadi pribadi yang menyenangkan serta memiliki pergaulan yang luas, ada baiknya lho Bunda serta suami merubah sedikit kebiasaan diam tersebut.
Tidak perlu merubah kepribadian secara drastis, cukup bersikap lebih rileks dan konyol khusus di hadapan anak Bunda. Salah satu caranya adalah dengan menciptakan serta ikut serta dalam permainan-permainan konyol seperti yang Ibupedia rangkum berikut ini:
1. Goyang, yuk!
Banyak sekali lagu-lagu dengan irama serta gerakan lucu yang dijamin akan memancing gelak tawa si kecil. Masih ingat dengan goyang caesar yang sempat heboh di salah satu TV swasta? Nah, kenapa tidak sejenak membuang rasa malu dan larut dalam goyangan heboh tersebut? Mungkin Bunda sekeluarga bisa membuat video berjoget bersama lalu menertawakan hasilnya. Selain mampu membuat anak tertawa, bergoyang mengikuti irama juga akan membantu Bunda dalam mengusir stres. So let's get move it, move it!
2. Memanfaatkan hari lucu
Bunda boleh setuju atau tidak, namun hari semacam April Fools juga dapat menjadi momen menyenangkan bagi keluarga. Ini bukan soal mendidik anak untuk jahil serta berbohong pada tanggal satu April, namun tentang bagaimana caranya membebaskan kreativitas anak pada hari tersebut saja. Bunda dapat memulainya dengan keisengan-keisengan kecil seperti menaruh boneka di dalam lemari es. Jadi, ketika anak membuka lemari es, ia akan terkejut atau malah terbahak-bahak.
Namun, sebaiknya Bunda juga memberi batasan seberapa jauh keisengan yang dapat ditolerir dalam keluarga. Kalau tidak setuju dengan konsep April Fools, maka Bunda boleh kok membua hari lelucon sendiri. Misalnya saja hari dimana Anda sekeluarga harus berbicara seperti bajak laut atau menirukan tokoh kartun seharian!
3. Menonton film lucu
Hari Minggu adalah waktu yang tepat untuk bercengkerama di rumah bersama si kecil. Cukup bermodalkan dvd film kartun serta jajanan ringan, jadikan hari Anda sekeluarga penuh warna dengan gelak tawa!
4. Berbagi cerita lucu
Boleh mengenai kelakuan bos atau ulah jahil anak tetangga, pokoknya ceritakan saja hal-hal yang menurut Bunda lucu dan cocok dipahami oleh sang buah hati. Jika tidak ada cerita lucu, maka Bunda dapat mengambil inspirasi dari berbagai macam situs seperti 9gags atau video di Youtube. Melihat video ulah menggemaskan kucing, misalnya. Ajak ia untuk menertawakan hal-hal kecil yang ada di sekitarnya. Tentunya bukan mengejek atau menertawakan kemalangan orang lain lho, ya. Jangan lupa untuk menanyakan hal-hal lucu yang terjadi di sekitar sang buah hati.
Setelah membaca ulasan Ibupedia di atas, semoga Bunda dapat membuat suasana rumah semakin ceria serta semarak dengan canda bersama si kecil tercinta!
(Yusrina)