Jadwal Imunisasi Anak Terbaru 2020, Apa Yang Beda Dari 2017?
Pada tanggal 16 Desember 2020, Ikatan Dokter Anak Indonesia merilis jadwal imunisasi anak terbaru. Detail pemberian vaksin anak yang direkomendasikan IDAI untuk anak usia 0-18 tahun ini mengalami beberapa perubahan dari jadwal imunisasi sebelumnya, yaitu tahun 2017.
Melansir dari pengumuman resmi IDAI di akun Instagramnya, perubahan ini berdasarkan peninjauan ulang berkala dengan mempertimbangkan perkembangan berbagai program vaksin di Indonesia dan rekomendasi WHO. Beberapa di antaranya berkaitan dengan program imunisasi global seperti eradikasi Polio (Erapo), eliminasi Tetanus Neonatorum (ETN), pengendalian Campak Rubella, pencegahan Pneumonia, pencegahan Kanker Leher Rahim, dan pencegahan Japanese Ensefalitis.
Berikut jadwal imunisasi anak terbaru 2020 dan perbedaannya dengan tahun 2017:
BCG
Vaksin anak BCG diberikan untuk mencegah anak terserang TBC atau mycobacterium tuberculosis. Tidak semua bayi dan anak menunjukkan gejala selama mengidap TBC, sehingga sering disebut sebagai silent disease. Akan tetapi biasanya anak menunjukkan penurunan BB atau BB stagnan selama lebih dari 3 bulan dan adanya kuman di paru-paru saat tes mantoux. TBC menular dari orang dewasa ke anak-anak, sehingga mereka lebih rentan terhadap kuman ini.
Efek samping pemberian vaksin anak BCG ini adalah muncul bengkak pada bekas suntikan, atau di bagian tubuh lain seperti ketiak, leher bagian bawah, dan pangkal paha. Namun, efek samping ini biasanya akan sembuh sendiri tanpa diobati.
- 2017
jadwal imunisasi BCG dilakukan setelah bayi lahir hingga maksimal usia 3 bulan.
- 2020
Jadwal imunisasi BCG dilakukan segera setelah bayi lahir hingga sebelum usia 1 bulan.
- 2017
Hepatitis B
Imunisasi Hepatitis B diberikan untuk mencegah penyakit liver kronis yang bisa memicu gagal liver dan kanker. Tidak ada efek samping khusus setelah pemberian vaksin anak ini.
- 2017
Jadwal imunisasi Hepatitis B dilakukan sesegera mungkin dalam 12 jam setelah bayi lahir.
- 2020
Jadwal imunisasi Hepatitis B dilakukan dalam 24 jam setelah anak lahir dengan didahului penyuntikan vitamin K 30 menit sebelumnya. Bila berat badan lahir anak di bawah 2 kilogram, sebaiknya tunda vaksin anak ini hingga usia anak 1 bulan atau lebih.
Bayi yang lahir dari Ibu dengan HBsAg positif, harus segera diberi vaksin HB dan imunoglobulin hepatitis B (HBIg) pada ekstremitas yang berbeda. Jadwal imunisasinya maksimal dilakukan dalam 7 hari setelah lahir.
- 2017
Polio
Vaksin anak Polio diberikan dengan tujuan mencegah penyakit polio yang dapat menyebabkan kelumpuhan pada anak. Efek samping imunisasi Polio hanya berupa kemerahan di bagian yang disuntik dan jarang ditemukan alergi.
- 2017
Jadwal imunisasi Polio untuk anak dilakukan minimal 1 kali.
- 2020
Jadwal imunisasi Polio 0 (nol) sebaiknya diberikan segera setelah bayi lahir. Sementara vaksin Polio jenis IPV diberikan minimal 2 kali sebelum berumur 1 tahun berbarengan dengan DTaP atau DTwP.
- 2017
DTP
Imunisasi DTP merupakan kombinasi vaksin anak untuk mencegah difteri, tetanus, dan pertusis. Dulunya, difteri adalah penyakit penyebab utama kematian anak. Sementara tetanus dapat menyebabkan rasa sakit yang serius di otot rahang. Yang terakhir adalah pertusis, atau sering disebut batuk rejan, merupakan infeksi pernapasan yang menular. Tidak ada efek samping yang berarti dari pemberian vaksin DTP ini. Namun, anak biasanya menjadi lebih rewel dan muncul bengkak kemerahan di bekas suntikan selama 2 hari.
- 2017
Jadwal imunisasi DTP dilakukan pada usia anak 2, 4, 6 bulan. Booster pertama dilakukan pada usia 18 bulan.
- 2020
Vaksin anak DTP dapat diberikan mulai umur 6 minggu. Atau bisa juga di usia 2, 3, 4 bulan atau 2, 4, 6 bulan. Booster pertama diberikan saat usia 18 bulan dan booster kedua di usia 5-7 tahun. Untuk usia di atas 7 tahun menggunakan vaksin Td atau Tdap. Booster selanjutnya diberikan saat usia 10-18 tahun.
- 2017
Vaksin Hib
Haemophilus Influenzae Type B Conjugate Vaccine atau vaksin Hib diberikan untuk mencegah bakteri meningitis yang rentan menyerang anak. Anak yang mengidap Hib dapat mengalami kerusakan otak permanen atau komplikasi yang cukup serius seperti Pneumonia. Tidak ada efek samping pada pemberian vaksin anak ini.
- 2017
Jadwal imunisasi Hib dilakukan saat usia anak 2, 4, 6 bulan dengan booster di usia 15-18 bulan.
- 2020
Perubahan jadwal imunisasi Hib yang berubah hanya di bagian booster, yaitu dilakukan di usia 18 bulan
- 2017
PCV
PCV atau Pneumokokus merupakan vaksin anak untuk mencegah Streptococcus pneumonia, yaitu penyakit yang menimbulkan infeksi darah atau sepsis, infeksi telinga, meningitis, dan pneumonia pada anak yang dapat menyebabkan kematian. Pemberian vaksin ini hanya memberi efek samping demam pasca disuntik dan kemerahan di area suntikan.
- 2017
Jadwal imunisasi PCV dilakukan saat usia 2, 4, dan 6 bulan dengan booster di usia 12-15 bulan.
- 2020
Jadwal imunisasi PCV tidak berubah dari tahun 2017. Namun, bila anak belum diberi vaksin PCV pada usia 7-12 bulan, berikan PCV sebanyak 2 kali dengan jarak 1 bulan. Sementara booster diberikan setelah usia 12 bulan dengan jarak 2 bulan setelah dosis sebelumnya. Jika diberikan di usia 1-2 tahun, PCV dilakukan sebanyak 2 kali dengan jarak minimal 2 bulan. Jika belum dilakukan di usia 2-5 tahun, beri PCV10 sebanyak 2 kali dengan jarak 2 bulan, dan PCV13 sebanyak 1 kali.
- 2017
Rotavirus
Vaksin rotavirus diberikan untuk mencegah virus yang menyebabkan diare parah, muntah, demam, dan nyeri perut. Anak yang terserang virus ini rentan mengalami dehidrasi dan harus mendapatkan penanganan khusus. 9 dari 10 anak yang mendapatkan vaksin ini terlindungi dari penyakit rotavirus parah. Vaksin anak yang diberikan melalui mulut (oral) ini memiliki efek samping yang cukup ringan dan hilang dengan sendirinya, seperti bayi menjadi rewel, muntah dan diare dalam waktu yang tidak lama. Sangat kecil kemungkinan adanya efek samping parah seperti intussusception yang memerlukan penanganan ahli medis.
- 2017
Jadwal imunisasi rotavirus dibedakan menjadi 2 jenis. Yang pertama rotavirus pentavalen yang diberikan 3 kali saat anak berusia 2, 4, dan 6 bulan dan efektif bila diberikan sebelum usia 15 minggu. Yang kedua rotavirus monovalen, diberikan 2 kali saat usia 2-4 bulan dengan jarak interval minimal 4 minggu.
- 2020
Jadwal imunisasi rotavirus monovalen dilakukan sebanyak 2 kali. Dosis pertama mulai usia 6 minggu, dosis kedua dengan jarak minimal 4 minggu, dan harus selesai sebelum anak berusia 24 minggu. Sementara jadwal rotavirus pentavalen diberikan sebanyak 3 kali. Dosis pertama usia 6-12 minggu, dosis kedua dan ketiga diberikan dengan jarak interval masing-masing 4-10 minggu. Harus selesai sebelum usia anak 32 minggu.
- 2017
Influenza
Vaksin anak yang satu ini diberikan untuk mencegah flu yang lebih berbahaya daripada pilek biasa. Efek samping setelah pemberian vaksin ini bisa berupa demam, nyeri, dan kemerahan di bekas suntikan.
- 2017
Jadwal imunisasi influenza bisa dimulai saat anak usia 6 bulan dan hanya dilakukan 1 kali dalam setahun.
- 2020
Jadwal imunisasi influenza terbaru 2020 masih sama seperti tahun 2017, yaitu mulai usia 6 bulan dan diulang setiap tahun. Pada umur 6 bulan sampai 8 tahun, imunisasi pertama diberikan sebanyak 2 dosis dengan jarak interval minimal 4 minggu untuk pemberian selanjutnya. Sedangkan di atas 9 tahun, imunisasi pertama diberikan sebanyak 1 dosis.
- 2017
MR/MMR
Vaksin anak jenis ini bertujuan mencegah anak terjangkit penyakit campak, gondong, dan rubella. Ketiganya dapat menyebabkan ruam dan demam tinggi yang memicu penyakit serius seperti pneumonia, meningitis, seizure, dan gangguan pendengaran. Vaksin anak ini dapat menyebabkan efek samping seperti demam, ruam, nyeri sendi, dan bengkak di area yang disuntik.
- 2017
Jadwal imunisasi campak diberikan saat usia 9 bulan. Namun jika hingga usia 12 bulan belum mendapatkan vaksin ini, anak harus diberi vaksin MMR.
- 2020
Jadwal imunisasi MR dilakukan pada usia 9 bulan. Bila sampai umur 12 bulan belum mendapat vaksin MR, dapat diberikan MMR. Booster dilakukan saat umur 18 bulan, dan saat umur 5 – 7 tahun (dalam program BIAS kelas 1 atau MMR).
- 2017
Japanese Ensefalitis (JE)
JE merupakan infeksi virus yang ditularkan oleh nyamuk. Infeksi virus inilah yang menyebabkan penyakit radang otak terbanyak di sebagian besar Asia dan Pasifik Barat. Gejala infeksi virus ini biasanya muncul 4-14 hari setelah gigitan nyamuk dengan ganda-tanda seperti, demam tinggi, perubahan kondisi mental, gejala gastrointestinal, sakit kepala, hingga gangguan bicara dan berjalan. Tanda awal pada anak biasanya berupa demam tinggi, muntah, diare, dan kejang. Efek samping yang ditimbulkan dari vaksin anak ini biasanya berupa demam dan bekas kemerahan di area yang disuntik.
- 2017
Jadwal imunisasi JE bisa mulai diberikan saat anak yang tinggal di daerah endemis berusia 12 bulan.
- 2020
Jadwal imunisasi terbaru terkait JE bisa dimulai saat anak yang tinggal di daerah endemis atau berencana melakukan perjalanan ke daerah endemis di usia 9 bulan. Booster bisa dilakukan 1-2 tahun berikutnya.
- 2017
Varisela
Vaksin anak varisela diberikan untuk mencegah penyakit cacar air. Meski anak yang telah diberi vaksin ini masih mungkin terjangkit cacar air, biasanya gejala yang timbul tergolong lebih ringan. Penyakit cacar air menyebabkan ruam parah dan demam. Komplikasi yang bisa muncul antara lain: infeksi bakteri pada kulit, pembengkakan pada otak, dan pneumonia. Selain itu, vaksin anak ini memiliki efek samping yang cukup ringan seperti demam dan nyeri pada bekas suntikan.
- 2017
Jadwal imunisasi varisela dapat dilakukan di usia 12-18 bulan.
- 2020
Jadwal imunisasi varisela bisa dilakukan mulai usia 12-18 bulan. Pada usia 1 – 12 tahun diberikan 2 dosis dengan interval 6 minggu sampai 3 bulan. Pada usia 13 tahun atau lebih, vaksin diberikan dengan interval 4 sampai 6 minggu.
- 2017
Hepatitis A
Vaksin anak ini diberikan dengan tujuan melindungi dari infeksi virus Hepatitis A yang menyebabkan peradangan liver. Gejalanya seringkali tidak terlihat sehingga orangtua kesulitan mengetahuinya. Biasanya tanda-tanda awal berupa anak lemas, tidak nafsu makan, mual-muntah, dan perubahan warna urin menjadi gelap dan tinja menjadi pucat.
- 2017
Jadwal imunisasi Hepatitis A dilakukan mulai usia 2 tahun sebanyak 2 kali dengan interval 6-12 bulan.
- 2020
Vaksin Hepatitis A diberikan mulai usia 1 tahun, sebanyak 2 kali dengan interval 6-12 bulan.
- 2017
Tifoid
Vaksin tifoid diberikan untuk mencegah penyakit tifus atau tipes. Bila tidak terjadi komplikasi, diperlukan waktu 2 minggu untuk pulih dari penyakit ini. Gejala yang ditimbulkan oleh bakteri Salmonella Typhii berupa demam tinggi, kelelahan, sakit kepala, gangguan pencernaan, hingga menyebabkan kematian. Efek samping pemberian vaksin anak satu ini terbilang ringan, seperti bengkak di area bekas suntikan, demam, sakit perut, dan mual.
- 2017
Jadwal imunisasi tifoid dilakukan saat usia anak 2 tahun. Booster bisa diberikan setiap 3 tahun berikutnya.
- 2020
Tidak ada perubahan pada jadwal imunisasi terbaru.
- 2017
HPV
Vaksin HPV diberikan untuk mencegah kanker serviks dan penyakit lain yang disebabkan oleh human papilloma virus seperti kanker penis, anus, vulva, dan kutil pada kelamin. Tidak ada efek samping pada pemberian vaksin ini.
- 2017
Jadwal imunisasi HPV bisa dilakukan mulai usia 10 tahun sebanyak 2 kali dengan jarak interval 1 tahun.
- 2020
Jadwal imunisasi HPV bisa dilakukan di usia 9-14 tahun sebanyak 2 kali dengan jarak 6-15 bulan. Sedangkan untuk usia 15 tahun atau lebih diberikan 3 kali dengan jadwal 0, 1, 6 bulan (vaksin bivalen) atau 0, 2, 6 bulan (vaksin quadrivalent).
- 2017
Dengue
Vaksin dengue diberikan untuk mencegah penyakit yang ditimbulkan infeksi virus dengue melalui gigitan nyamuk aedes aegypti. Anak yang menderita penyakit dengue atau demam berdarah ini akan mengalami demam tinggi, munculnya ruam di kulit, nyeri tulang dan otot, sakit kepala, hingga perdarahan dan menyebabkan kematian. Vaksin ini hanya aman diberikan pada anak usia di atas 9 tahun dan orang dewasa.
- 2017
Jadwal imunisasi dengue diberikan pada usia 9-16 tahun dengan jadwal 0, 6, 12 bulan.
- 2020
Jadwal imunisasi dengue terbaru diberikan pada usia 9-12 tahun yang punya riwayat pernah dirawat karena diagnosis penyakit dengue, dibuktikan oleh pemeriksaan antigen NS-1 dan atau uji serologis IgM/IgG anti dengue positif.
- 2017
Penulis: Dwi Ratih