Jangan Asal Pilih Cat Warna, Ini 10 Psikologi Warna Anak
Ternyata warna tidak asal warna saja, ada psikologi warna untuk anak yang dapat menjadi ciri khas mengapa seseorang memilih warna tersebut. Tiap warna juga diduga memiliki sifat psikologis berbeda-beda.
Psikologi warna sendiri adalah teori yang menjelaskan tentang pengaruh warna terhadap perasaan dan perilaku manusia. Sebagai contoh, warna hitam memberikan pengaruh yang berbeda ketimbang warna hijau.
Beberapa orang memiliki warna favorit. Bisa merah, biru, hijau, putih, hitam, ataupun pilihan warna lainnya. Tapi, tahukah kamu kalau masing-masing warna memiliki arti tersendiri? Interpretasi warna dan kaitannya dengan kehidupan manusia banyak dijelaskan dalam konsep psikologi warna.
Bahkan, ternyata ada psikologi warna anak yang diharapkan agar orangtua semakin mengenal kepribadian anak berdasarkan psikologi warna anak.
Pengaruh psikologi warna terhadap kepribadian anak
Masa keemasan anak atau yang dikenal dengan golden age terjadi saat anak berusia 0-6 tahun. Dalam fase usia ini, anak mengalami kemajuan fisik, sosial, intelektual, dan emosional yang pesat. Benyamin Bloom juga mengatakan bahwa 50% dari potensi intelegensi anak terbentuk di usia 4 tahun. Kemudian mencapai 80% saat anak berusia 8 tahun.
Warna memegang peranan penting dalam perkembangan otak anak. Selain itu, warna bisa juga dijadikan alat komunikasi dengan anak karena mempermudah menangkap bahasa dan perasaan. Anak bahkan dapat belajar warna sedini mungkin sejak usia 6 bulan. Dengan warna, anak dapat mengekspresikan diri serta membangkitkan sisi kreativitasnya.
Oleh karena itu, pemilihan warna juga ternyata berpengaruh saat mendekor kamar anak. Simak psikologi warna untuk anak apa saja yang dapat mempengaruhi perkembangan kepribadian anak menurut dosenpsikologi.com.
1. Warna merangsang perkembangan
Ada pengaruh warna yang memainkan peran penting pada psikologi untuk anak. Penting untuk memilih warna yang tepat untuk merangsang perkembangan psikologi anak.
Pengaruh warna dapat dijadikan alat komunikasi dengan psikologi anak karena memudahkannya menanggapi bahasa. Selain itu, pengaruh warna juga dapat merangsang psikologis anak dengan gangguan defisit perhatian (ADHD).
2. Warna menjadi ekspresi diri anak
Anak belajar mengekspresikan diri saat diperbolehkan memilih pengaruh warna untuk mendekor ruangan mereka. Selain itu, pilihan warna untuk anak juga termasuk saat mereka memilih warna pakaian sehingga membuka lebih banyak celah ekspresi dan kreativitas.
3. Warna dapat menjadi dasar untuk mengetahui kondisi psikologi anak
Banyak psikolog dan psikoterapis menggunakan warna sebagai teknik mengetahui psikologi warna anak. Anak diminta untuk membedakan dan mengekspresikan berbagai emosi di atas kertas. Teknik ini membantu untuk mengetahui kondisi psikologis anak apakah sedang senang, sedih, gembira, takut, bahkan marah.
4. Warna berpengaruh pada perkembangan otak
Ternyata, warna juga memiliki psikologi warna untuk anak yang merangsang perkembangan otak. Dengan pengaruh warna, secara psikologis anak akan semakin terangsang untuk mengekspresikan dirinya serta menjadikan anak lebih percaya diri dan membangkitkan sisi kreativitasnya.
5. Tiap warna memiliki kesan berbeda bagi anak
Warna pastel seperti merah muda, hijau muda, biru muda, atau krem adalah pengaruh warna yang paling cocok untuk ruangan anak Warna-warna tersebut memiliki pengaruh yang dapat menimbulkan kesan lembut dan menenangkan sehingga merangsang perkembangan saraf motorik anak.
Hindari penggunaan warna gelap karena akan menimbulkan kesan suram dan murung. Jangan juga gunakan warna terang mencolok seperti merah dan ungu karena akan mengganggu mood psikologis anak.
6. Warna berpengaruh pada kesegaran badan dan interaksi sosial
Ternyata, pengaruh warna tanah (ground) dapat menstimulasi pikiran dan menyegarkan badan. Kumpulan warna dari kategori ini membuat ruangan terlihat lebih luas, “ramah” dan nyaman. Meskipun tidak terlalu membuat rileks, warna ini memiliki efek psikologis menidurkan anak saat sedang dalam keadaan enerjik.
Warna oranye juga dapat menstimulasi interaksi sosial dan komunikasi. Namun, penggunaan terlalu banyak warna oranye dan warna terang lainnya dapat memberi stimulasi secara berlebihan.
7. Warna mampu menstimulasi ingatan anak
Kuning memberikan efek pengaruh ceria dan energik serta memberi kesan ruangan menjadi lebih terang dan bercahaya. Pengaruh warna kuning juga memberi efek kebahagiaan. Namun, warna kuning yang dimaksud juga tergantung intensitas. Kuning muda menstimulasi konsentrasi dan kuning terang menstimulasi daya ingat.
8. Warna dan fokus anak
Merah merupakan salah satu warna yang kurang direkomendasikan untuk cat kamar bayi. Salah satu alasannya adalah merah bersifat agresif, ketidakmampuan untuk fokus, dan bisa membuat sakit kepala.
Oleh karena itu, jika hendak menggunakan warna merah, sebaiknya jangan menggunakan berlebihan. Jika digunakan dengan intensitas yang tepat, warna merah akan memberikan efek baik seperti memberi energi pada badan dan merangsang semangat atletik.
9. Warna dan tingkat kecemasan anak
Merah jambu atau pink seringkali diasosiasikan sebagai warna “putri” dan sangat perempuan. Warna merah jambu memberikan pengaruh tenang dan rileks yang mendorong empati.
Secara sederhana, merah jambu memberi efek menenangkan. Namun warna merah jambu yang berlebihan mengarah pada rasa cemas dan kegelisahan. Jadi jangan terlalu banyak mendekorasi rumah dengan terlalu banyak warna merah jambu.
10. Warna menciptakan suasana hati anak
Biru memiliki efek terbalik dengan warna merah. Biru memberi efek menenangkan, dan menurunkan kecemasan serta agresivitas. Selain itu, warna biru juga memberikan kesan sejuk dan tidak panas. Warna biru keabuan memberikan efek suasana sendu.
Itulah 10 pengaruh psikologi warna terhadap kepribadian anak. Anak Ibu paling suka warna apa?
Editor: Dwi Ratih