Jangan Gunakan Baby Walker Saat Melatih Anak Berjalan
Orang tua baru sering merasa kewalahan jika anak sangat aktif. Awalnya bayi hanya berbaring saja lalu ia mulai belajar merangkak. Setelah bayi aktif bergerak, menggendongnya jadi semakin sulit. Banyak orangtua kemudian memilih baby walker untuk menghibur anak sekaligus untuk melatih anak belajar berjalan. Tapi apakah penggunaan baby walker bermanfaat?
Pro Dan Kontra Baby Walker
Banyak baby walker yang dilengkapi dengan mainan yang menarik untuk bayi. Benda ini sangat menghibur bayi dan membuatnya sibuk. Karena perhatiannya teralih, Anda bisa melakukan tugas rumah tanpa khawatir ia rewel.
Memiliki mainan yang berwarna-warni dan menarik terbukti dapat menstimulasi pertumbuhan mental dan menciptakan pola kognitif untuk anak. Banyak baby walker yang customizable sehingga Anda bisa mengganti-ganti mainannya agar bayi tidak merasa bosan. Anak pun menjadi tenang dan gembira, sekaligus mendapat stimulasi visual.
Manfaat selanjutnya dari baby walker adalah bisa menjadi alat untuk melatih anak berjalan. Seperti halnya bayi perlu waktu untuk mengucapkan kata pertamanya, ia juga butuh waktu untuk bisa berjalan. Pada bayi yang tidak tertarik dengan berjalan, baby walker bisa sangat membantu. Dengan menempatkan bayi di baby walker, ia terdorong untuk mencoba berjalan.
Tentunya pertimbangkan keamanan dan kesehatan bayi ya Bunda. Pastikan ia belajar berjalan di permukaan yang rata dan nyaman. Memijat bayi setelah latihan berjalan juga penting untuk memastikan bayi nyaman dan tidak mengalami rasa sakit. Selain baby walker, ada produk serupa yang bisa digunakan untuk mendorong kebiasaan berjalan pada anak, misalnya mainan dorong atau gerobak kecil.
Meski baby walker cukup populer, banyak pihak merekomendasikan orang tua untuk tidak membeli baby walker. Ini karena sejumlah insiden yang terjadi yang jauh lebih banyak dibanding manfaat baby walker sendiri. Baby walker bisa sangat berbahaya di sekitar tangga atau permukaan yang miring. Karena baby walker didesain untuk mudah bergerak, insiden bayi terjatuh dari tangga atau terguling di permukaan miring sering terjadi.
Selain itu, karena baby walker membuat bayi berada di posisi tegak, banyak material berbahaya yang kini bisa ia jangkau. Bayi bisa mengarahkan tangannya ke kabel, pisau, garpu, obat, dan benda berbahaya lain yang sebelumnya tidak bisa ia jangkau.
Mengantisipasi Bahaya Baby Walker
Untuk menghindari bahayanya, ada banyak perbaikan standar keamanan untuk baby walker saat ini. Tapi pada akhirnya orangtua tetap harus waspada terhadap anak. Untuk menghindari insiden terjatuh, orangtua disarankan menggunakan gerbang pengaman di rumah. Meski bayi berada di baby walker, orangtua tetap perlu memperhatikan dan memastikan ia tidak menjangkau area tertentu.
Ketika menggunakan gerbang pengaman untuk bayi, pilihlah gerbang yang cukup kuat dan kokoh untuk mengantisipasi gerakan baby walker. Jangan gunakan baby walker di dekat sumber air, seperti kolam renang. Pastikan tidak ada benda berbahaya di sekitar rumah, termasuk di rak atau meja. Jauhkan bayi dari dapur, garasi, dan ruang serupa. Bila Anda ingin si kecil menggunakan baby walker, pastikan semua keamanannya dan pilih baby walker dan gerbang pengaman bayi yang tepat untuk rumah dan bayi Anda.
Segala sesuatu memiliki pro dan kontra, begitu juga dengan baby walker. Beberapa ahli menyarankan tips untuk orangtua yang berencana membeli baby walker untuk anak.
Pertama, cari baby walker yang baru yang didesain bergerak lebih lambat, karena bayi jadi lebih mudah mengontrol gerakannya.
Kedua, cari baby walker yang berhenti bergerak bila salah satu roda berada di posisi miring. Ini untuk mengurangi resiko terjatuh.
Lalu cari yang memilik rem, beberapa walker punya rem dan roda yang bisa terkunci otomatis. Ini membuat bayi berdiri tapi tidak bisa bergerak.
Selain mencari fitur keamanan di atas, pastikan Anda memahami semua panduan keamanan baby walker. Baca instruksi manual dengan seksama sebelum membeli. Ingat, baby walker lama, yang dibeli bekas atau bekas digunakan anak lain kemungkinan tidak memiliki fitur keamanan yang telah disebutkan.
Bunda, bukan berarti Anda tidak boleh menggunakan baby walker untuk bayi karena ada bahayanya. Yang perlu Anda lakukan adalah berhati-hati agar Anda bisa mendapat manfaat dan menghindari kerugiannya.
Melatih Anak Berjalan Tanpa Baby Walker
Biasanya bayi mulai berjalan sendiri pada usia 12 hingga 15 bulan. Tapi beberapa bayi mulai berjalan pada usia 9 bulan, sedang lainnya berjalan setelah usia 1,5 tahun. Ada beberapa hal yang mempengaruhi usia bayi mulai berjalan sendiri, termasuk genetik yang paling dominan. Tapi orang tua memiliki peran penting untuk mendorong bayi mulai berjalan di usia lebih dini. Berikut beberapa cara yang bisa diaplikasikan untuk melatih anak berjalan:
1. Memperkuat otot punggung
Normalnya, otot kaki jadi otot penting untuk membantu berjalan. Ini tidak sepenuhnya benar karena otot yang punya peran pusat dalam berjalan adalah otot punggung. Agar otot punggung kuat, orangtua perlu mendorong gerakan kepala dan leher bayi dengan menunjukkan benda yang menarik perhatiannya. Hal lain yang bisa dilakukan orangtua adalah menengkurapkan bayi. Semua aktivitas ini mengajarkan bayi mengontrol otot dan membuatnya mulai berjalan lebih cepat.
2. Melatih koordinasi
Keseimbangan penting ketika berjalan. Anda bisa mulai melatih koordinasi dan keseimbangan bayi setelah anak bisa duduk. Caranya bisa dengan menggulingkan bola mendekat dan menjauh bayi, yang akan mendorongnya menyeimbangkan diri ketika bergerak maju-mundur, atau bergerak dari satu sisi ke sisi lain.
3. Gunakan permainan
Bayi bisa belajar berjalan bila ia bersenang-senang dalam permainan dan terlibat di aktivitas yang menarik. Anda bisa bermain kejar-kejaran bersama si kecil. Anda merangkak mengejar bayi yang merangkak. Dengan begitu, ia belajar merangkak lebih cepat dan lebih baik dalam mengontrol tangan dan kaki.
4. Bantu bayi berjalan
Anda perlu tahu cara membantu anak ketika ia mulai berjalan. Awalnya Anda harus menopang tulang iganya. Ketika ia sudah stabil, Anda bisa menopang bayi di sekitar pinggang untuk memastikan ototnya tetap kuat dan stabil.
5. Gunakan mainan dorong dan tarik
Anda bisa sediakan mainan atau benda yang membantu bayi berdiri. Setelah ia mulai berdiri sendiri tanpa bantuan, rasa percaya dirinya akan meningkat, begitu juga keamampuannya untuk berjalan. Mainan dorong atau tarik bisa berperan besar pada tahap ini. Mainan ini membuat bayi belajar bergerak dan mejaga keseimbangan.
6. Tanpa alas kaki
Bayi bisa berjalan lebih mudah tanpa alas kaki, karena kakinya bisa mencengkeram permukaan lantai lebih mudah ketika tanpa alas kaki dibandingkan ketika mengenakan kaos kaki atau sepatu. Meski kaos kaki dan sepatu penting ketika lantai dingin, anak bisa kesulitan berjalan. Kadang sepatu berbentuk aneh membuat anak tidak konsentrasi berjalan. Bila bayi mengenakan sepatu, Anda perlu sering memeriksa kakinya untuk memastikan tidak terjadi iritasi.
Bayi akan belajar dengan sendirinya ketika sudah waktunya untuk berjalan, dan Anda tidak perlu memaksa si kecil untuk berjalan. Anda masih bisa membantu anak memperkuat otot kaki dengan beberapa cara sederhana seperti menengkurapkannya dan membuatnya mendorong tangan Anda dengan kakinya.
(Ismawati)