Jangan Tambahkan Gula dan Garam Ke MPASI Bayi Di Bawah 1 Tahun!
Ketika Bunda melihat anak tidak mau makan, biasanya semua memiliki kesimpulan yang sama, yaitu makanan terasa hambar, lalu banyak ibu yang akhirnya menambahkan garam dan gula ke MPASI bayi. Padahal kenyataannya bayi tidak tahu perbedaan rasa makanan karena mereka baru mempelajarinya. Ada juga orang-orang yang lebih tua menyarankan pemberian gula dan garam ke makanan anak, sehingga kebanyakan ibu meyakini kalau anak membutuhkan gula dan garam, seperti orang dewasa.
Banyak orangtua tidak menyadari dampak menambahkan garam dan gula pada makanan bayi. Biasanya mereka menambahkan garam atau gula ke makanan bayi untuk memberi rasa dan berharap bayi mau makan makanan tersebut. Sebenarnya, menambahkan garam atau gula ke makanan bayi bisa berbahaya dan juga sangat tidak perlu. Bayi memiliki cita rasa yang alami dan tidak tahu kalau makanan bisa bercita rasa lebih baik bila diberi garam atau gula. Jadi kenapa menambahkan keduanya dan menciptakan ketergantungan?
Anda tentu tidak ingin bayi bergantung pada garam dan gula untuk membantunya makan. Penting untuk menghindari jumlah sodium berlebihan pada makanan bayi. Baik garam maupun gula yang ditambahkan ke makanan bayi bisa memicu sejumlah masalah kesehatan, termasuk tekanan darah tinggi dan gagal ginjal.
Garam Pada Makanan Bayi Dan Dampaknya Pada Kesehatan
Setelah tubuh mengambil sodium yang dibutuhkan dari makanan, sisanya dikirim ke darah. Bila ginjal tidak mengangkat sisa ini, sisa sodium akan berkumpul di dalam darah dan merusak tubuh. Ginjal menakar berbagai zat kimia seperti sodium, fosfor, dan potasium lalu melepasnya kembali ke darah untuk kembali ke tubuh. Dengan cara ini, ginjal mengatur tingkat zat-zat ini di tubuh. Bila tingkat zat-zat ini berlebihan bisa berbahaya.
Bayi memiliki sistem tubuh yang masih rapuh dan ginjal jadi yang paling rentan. Ginjal bayi tidak bisa memproses jumlah garam yang tinggi. Terlalu banyak garam dari sumber selain makanan alami seperti sayur dan buah, ASI atau susu formula bisa merusak ginjal mereka dan kemungkinan menyebabkan kerusakan otak.
Garam Pada Makanan Yang Dipanggang
Seperti yang telah disebutkan, menambahkan garam ke makanan bayi tidak direkomendasikan. Selain risiko masalah kesehatan, Anda tentu ingin menghindari ketergantungan bayi pada makanan yang mengandung garam. Tapi ada contoh dimana penambahan garam bisa dilakukan. Banyak resep makanan panggang, menjadikan garam sebagai salah-satu bahan. Jumlah garam di resep masakan panggang biasanya antara ¼ sendok teh hingga 1 sendok teh. Pada contoh ini, seperti halnya gula, bayi kemungkinan akan menerima sekitar 3 butir garam pada satu inci ukuran kue, karena garam menyebar ke seluruh kue. Anda bukan menambahkan 1 sendok teh garam ke satu bagian makanan. Hal di atas juga berlaku untuk makanan rumahan.
Ada banyak jenis sup dan makanan lain yang membutuhkan garam sekitar ¼ hingga 1 sendok teh. Menawarkan bayi sedikit olahan brokoli yang mengandung ½ sendok teh garam di keseluruhan resep tidak akan berbahaya. Seperti pada makanan yang dipanggang, garam menyebar ke seluruh makanan. Yang paling penting adalah Anda tidak menambahkan garam ke makanan bayi sebagai perasa. Misalnya, jangan menambahkan garam ke puree bayi untuk memberi lebih banyak rasa. Bayi tidak membutuhkan garam pada sayuran atau dagingnya. Garam yang digunakan langsung pada kentang bayi jauh berbeda dibanding garam pada olahan makanan dari kentang untuk seluruh keluarga.
Kebutuhan gula harian pada bayi sudah terpenuhi dari makanan manis alami dan berkarbohidrat. Berikut ini jumlah kebutuhan garam harian untuk bayi, batita, dan anak kecil:
Usia | Asupan Garam Maksimal |
0-6 bulan | < 1 g (0.4g sodium) |
6-12 bulan | < 1 g (0. 4g sodium) |
1-3 tahun | 2 g (0.8g sodium) |
4-6 tahun | 3 g (1.2g sodium) |
7-10 tahun | 5 g ( 2 g sodium) |
11 tahun+ | 6 g (2.4 g sodium) |
Alasan Kenapa Bunda Harus Menghindari Gula Dan Garam untuk MPASI Bayi
Bunda, berikut ini adalah alasan kenapa gula dan garam untuk MPASI bayi memiliki lebih banyak faktor yang membahayakan dibanding manfaatnya buat si kecil:
Obesitas. Gula berlebih dan obesitas saling terkait. Pola makan tinggi gula berarti ada terlalu banyak kalori, dan bahkan meski bayi aktif, bisa saja jumlahnya melebihi yang dibutuhkan. Semua kalori yang tidak dibakar memicu penambahan berat badan berlebih. Bayi yang gemuk bukan berarti bayi yang sehat ya, Bun.
Diabetes. Konsumsi gula berlebih bisa meningkatkan risiko diabetes (biasanya tipe 2) ketika anak beranjak dewasa.
Kerusakan gigi. Pemberian gula ke bayi akan memicu kerusakan gigi. Tidak ada yang lebih indah selain melihat senyum bayi dengan deretan giginya yang putih bersih, tapi ini mungkin tidak menjadi kenyataan karena semakin banyak anak mengalami masalah gigi akibat efek makan makanan manis.
Hiperaktif. Meski para ahli masih berbeda pendapat mengenai efek gula yang bisa menyebabkan anak hiperaktif, banyak ibu mengatakan kalau hal ini benar. Terlalu banyak gula bisa memicu tingkat gula tinggi menyebabkan anak berloncatan kesana-kemari dan membuat Anda stres dengan tingkahnya.
Menolak ASI. Beberapa anak mulai menyukai makanan dengan gula dan garam sehingga menghindari ASI.
Masalah ginjal. Seperti telah disebutkan sebelumnya, bayi membutuhkan jumlah garam yang sangat sedikit setiap harinya. Jumlah sodium yang dibutuhkan berasal dari ASI atau susu formula. Bila Anda memberi anak garam dalam jumlah lebih dari yang dibutuhkan untuk usianya, ia berisiko mengalami masalah ginjal nantinya.
Lamban/tidak aktif. Terlalu banyak gula pada aliran darah bisa menyebabkan meningkatnya produksi insulin yang kemudian memicu tingkat gula darah menurun mendadak yang membuat bayi menjadi kurang aktif.
Batu ginjal. Terlalu banyak sodium pada makanan bisa memicu ekskresi kalsium berlebih oleh ginjal yang menyebabkan batu ginjal. Bagi orang yang tahu bagaimana sakitnya menderita batu ginjal, apakah Anda ingin ini terjadi pada si kecil?
Hipertensi. Anak yang mulai mengonsumsi garam sejak dini berisiko lebih tinggi mengalami hipertensi ketika dewasa, terutama bila penyakit ini menurun di keluarga.
Dehidrasi. Garam bisa memicu dehidrasi. Bayi tidak bisa memberitahu Anda ketika merasa haus, bahkan batita tidak akan menyadari kalau mereka mengalami dehidrasi.
Osteoporosis. Konsumsi garam dalam jumlah tinggi memicu banyak kalsium di tubuh. Selain batu ginjal, kondisi ini bisa memicu osteoporosis. Osteoporosis merupakan kondisi dimana tulang menjadi tipis dan rapuh. Mengontrol asupan garam di tahun-tahun awal usia anak sebenarnya menurunkan risiko ia terkena penyakit ini.
Bunda, sebagai pengganti gula, ada banyak pilihan buah yang bisa diberikan sesering bayi mau. Meski buah memiliki kandungan gula, tapi ada banyak sekali vitamin dan mineral yang sangat baik untuk anak. Anda bisa membuat aneka makanan manis menggunakan buah-buah ini tanpa perlu menambahkan gula ke dalamnya.
Sedangkan untuk pengganti garam, Bunda bisa menggunakan bumbu aromatik, seperti daun salam, kunyit, bawang, dan lainnya dalam jumlah yang minimal ke MPASI bayi. Diharapkan dengan aroma dan rasa unik dari bumbu-bumbu tersebut, bayi akan makan semakin lahap.
Jadi sudah jelas kan kenapa gula dan garam bahaya buat bayi di bawah 1 tahun? Jangan tergoda lagi ya untuk memberikan bahan makanan tersebut ke dalam MPASInya!
(Ismawati)