Kenali Dampak Memarahi Anak Di Tempat Umum
Si kecil sedang tantrum dan merengek minta dibelikan mainan? Sudah diberikan pengertian bahwa sebaiknya jangan beli di tempat tersebut, tapi tangisannya semakin menjadi.
Bahkan tanpa sadar tangisannya cukup memancing perhatian para pengunjung mall. Otomatis bikin orang tua menjadi terpancing emosi pada si kecil karena merasa malu.
Ujung-ujungnya orang tua pun jadi terpaksa memarahi anak di tempat umum. Jelas hal ini nggak boleh dilakukan ya, Bu.
Selain dapat membuat anak menjadi malu dan merasa tertekan, memarahi anak di tempat umum juga sangat tidak baik bagi kesehatan mentalnya. Untuk itu, yuk ketahui lebih dalam mengenai dampak memarahi anak di tempat umum berikut ini agar menjadi bahan pembelajaran orang tua.
Pahami perasaan anak terlebih dahulu
Tahukah Ibu bahwa sejatinya tantrum pada anak terjadi akibat si kecil memiliki perasaan yang cukup kuat dan tidak memiliki kemampuan untuk mengontrol emosinya. Melansir Baby Center nggak hanya menakutkan bagi orang tua, tantrum juga menjadi hal yang menakutkan bagi si kecil akibat belum bisa mengontrol emosinya tersebut.
Sebelum memutuskan untuk memarahi anak di tempat umum, orang tua perlu ingat bahwa anak lebih cenderung kehilangan kesabaran ketika mereka lapar atau lelah. Jadi, sebaiknya ketahui terlebih dahulu apa yang menjadi penyebab anak marah atau tantrum ya Bu.
Anak-anak cenderung tidak memahami rasa malu yang orang tua rasakan ketika mereka tantrum di tempat umum. Pahami bahwa kemarahan anak di tempat umum tidak berarti mereka sengaja mempermalukan orang tua.
Lalu kapan sih tantrum di tempat umum akan berakhir? Semakin sering anak diberikan pengertian dan seiring dengan bertambahnya usia maka tantrumnya otomatis akan berkurang kok Bu. Nantinya anak akan belajar cara yang lebih baik untuk mengekspresikan dirinya ketika keinginannya tidak terpenuhi.
Dampak memarahi anak di tempat umum
Selain berdampak buruk terhadap kesehatan mental saat memarahi anak di tempat umum, hal ini juga membuat justru malah tidak patuh ke orangtuanya. Memarahi anak juga dapat memperburuk perilaku, apalagi jika dilakukan di tempat umum.
Meski anak belum bisa merasakan rasa malu, namun memarahi anak di depan umum dapat meningkatkan perasaan malu ketimbang rasa bersalah.
Melansir Fatherly tantrum pada anak bisa jadi juga merupakan ‘senjata’ akibat orang tua tidak bisa memenuhi keinginan mereka. Terkadang orangtua berpikir dengan memarahi anak di depan umum dapat membuat anak menjadi lebih bertanggung jawab pada apa yang dilakukannya. Selain itu, berikut adalah dampak memarahi anak yang bisa mengganggu kesehatan mentalnya:
1. Anak merasa dipermalukan
Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, memarahi anak di tempat umum hanya akan membuat si kecil merasa malu. Ini bisa berdampak negatif pada kesehatan emosional mereka.
Oleh karena itu, yang harus dilakukan orang tua adalah bersabar dan sering memberikan pengertian pelan-pelan bahwa yang dilakukan mereka bukanlah hal tidak baik.
2. Membuat anak menjadi tidak bisa mengontrol emosi
Bu, siapa bilang anak-anak nggak bisa merasa sakit hati? Meski masih kecil, mereka bisa merasakan perasaan tidak enak yang menyebabkan sakit hati lho.
Teguran terus-menerus atau cara disiplin yang salah dapat membuat mereka merasa ditolak, meskipun orangtua sangat mencintainya. Penting diingat bahwa emosi anak sangat mudah dibentuk seperti yang orangtua inginkan. Daripada memarahi mereka, lebih baik menjelaskan perbedaan antara kebiasaan baik dan buruk dengan cara yang sopan.
3. Tanpa sadar membuat orang tua menanamkan emosi negatif
Saat orangtua meneriaki anak-anak di depan umum, ada kemungkinan besar hal itu akan menimbulkan rasa takut dan perasaan negatif pada anak. Anak bisa tumbuh dalam ketakutan dan merasa rendah diri di depan orang lain dan terus-terusan memiliki emosi atau perasaan yang negatif.
Percayalah bahwa dengan meneriaki anak hingga membuat tenggorokan Ibu atau Ayah sakit bukanlah solusi untuk mendisiplinkan si kecil yang tantrum di tempat umum.
4. Membuat anak menerapkan perilaku yang sama seperti yang dilakukan orang tua
Anak bisa meniru segala yang dilakukan oleh orang tua. Termasuk memarahi anak di tempat umum hingga teriak dan memaki. Bisa jadi anak akan menerapkan perilaku yang sama dengan anggota keluarga, teman, atau pasangan mereka sendiri saat mereka dewasa. Mereka bisa menjadi agresif ketika diminta berbicara tentang kerabat mereka atau saat menghabiskan waktu bersama mereka.
5. Membuat anak jadi tidak percaya diri
Saat tumbuh dewasa seorang anak perlu memiliki rasa percaya diri yang tinggi agar mudah bersosialisasi dengan teman-temannya. Tapi, kalau orang tua sering memarahi anak di tempat umum hal ini dapat membuat kepercayaan diri anak menjadi sangat rendah.
Daripada membentak anak, lebih baik buat mereka mandiri dan ajari mereka bahwa melakukan kesalahan itu boleh saja. Ajari anak untuk belajar dari kesalahan dan menjadi orang yang lebih baik lagi ke depannya.
Mengatasi anak yang tantrum di tempat umum
Untuk mengatasi anak yang tantrum di tempat umum diperlukan kesabaran ekstra dari orang tua. Nah, selain itu melansir Kids Health berikut adalah beberapa cara yang bisa dilakukan oleh orang tua:
- Berikan lebih banyak perhatian positif. Biasakan memberikan perhatian positif pada anak melalui apa saja yang mereka lakukan.
- Cobalah untuk memberi anak kendali atas hal-hal kecil. Tawarkan pilihan pada si kecil seperti "hari ini adek mau jus jeruk atau jus apel?" atau "hari ini adek mau mandi dulu atau sikat gigi dulu?”.
- Alihkan perhatian anak. Mulailah aktivitas baru untuk menggantikan aktivitas yang dilarang oleh orang tua. Atau hanya mengubah lingkungan.
- Ajak anak mempelajari keterampilan baru agar tidak bosan. Sesekali nggak ada salahnya memberikan mereka pujian untuk membuat mereka merasa bangga dengan apa yang mereka lakukan.
- Ketahui keterbatasan anak. Orang tua perlu memahami jika anak terlihat lelah dan mulai tidak bergairah atau mengantuk. Lebih baik ulurkan waktu untuk pergi ke tempat umum demi mencegah si kecil tantrum di toko mainan.
Tenangkan si kecil setelah tantrum
Jangan lupa tenangkan si kecil setelah tantrumnya reda ya Bu. Berikan pelukan dan perhatian, tawarkan makanan yang ia suka.
Ajak ia berbicara dari hati ke hati dan tanyakan apa yang ia rasakan tadi. Berikan pengertian pelan-pelan bahwa yang mereka lakukan bukanlah hal yang benar. Ajari anak untuk minta maaf setelah melakukan kesalahan agar menjadi kebisaan yang baik hingga mereka dewasa nanti.
Penulis: Aprilia Ramdani
Editor: Dwi Ratih