Kenali Kebiasaan Bayi Saat Tidur
Seperti apa sih tidur bayi yang normal? Bayi kadang tertidur dengan sangat tenang, tapi tidak selamanya mereka terlelap dalam kondisi seperti ini. Bayi kadang mengerang, merintih, merengek, dan menendang di kala tidur. Semua ini bisa menjadi hal yang membingungkan bagi Anda yang baru menjadi orangtua.
Perhatikan buah hati Anda, mungkin sesekali nafasnya terhenti saat ia tidur. Atau ia tiba-tiba tersentak dan terbangun. Bayi kadang juga suka mengeratkan gigi, menggerakkannya ke depan dan belakang hingga terdengar bunyi krek-krek-krek, atau membenturkan kepala ke sisi tempat tidur.
Perilaku seperti ini merupakan hal yang wajar dan tak ada yang perlu dikhawatirkan. Tapi Bunda perlu juga mengetahui lebih jauh tentang perilaku tidur bayi yang normal, dan apa yang mesti dilakukan jika terjadi sesuatu yang tidak normal, berikut ini penjelasannya:
Berkeringat
Beberapa bayi berkeringat selama tidur di malam hari hingga badan serta pakaiannya menjadi basah. Mereka lebih sering berkeringat saat malam dibanding orang dewasa atau anak yang lebih besar.
Berkeringat adalah hal yang wajar, tapi keringat berlebihan dapat berarti ada yang salah. Mengeluarkan keringat yang terlalu banyak bisa menjadi tanda penyakit jantung bawaan, begitu juga macam-macam infeksi, dan apnea tidur. Ada kemungkinan bayi kesulitan untuk bernafas hingga ia sampai mengeluarkan banyak keringat.
Kepanasan bisa menjadi resiko terjadinya SIDS (Sindrom Kematian Mendadak pada Bayi). Ruangan bayi haruslah hangat di suhu sekitar 60 - 70°F. Kenakan pakaian yang membuatnya nyaman. Tak perlu membungkus tubuhnya dengan kain, singkirkan selimut dan benda yang tak penting dari tempat tidurnya.
Jika Anda kepanasan, bayi Anda tentu merasa panas juga. Konsultasikan pada dokter bila ruangan dalam kondisi sejuk dan bayi Anda tidak berpakaian tebal, tapi ia masih tetap berkeringat.
Berhenti bernafas
Bunda bisa perhatikan saat ritme nafas bayi Anda berubah saat ia tidur. Ia mungkin bernafas lebih cepat pada awalnya, lalu menjadi lambat, dan berhenti sebentar selama sekitar 15 detik sebelum kembali ke pola nafas yang normal. Jangan cemas, Bunda. Dokter menyebut ini dengan istilah "periodic breathing.” Kondisi ini umum terjadi pada bayi hingga usia sekitar 6 bulan. Konsultasikan pada dokter jika bayi Anda berumur lebih dari 6 bulan dan masih bernafas seperti ini.
Nafas bayi akan berpola seperti ini hingga 5 persen tidurnya. Jika bayi Anda lahir prematur, ia akan bernafas seperti ini sebanyak 10% dari waktu tidurnya. Pada kebanyakan kasus, tak ada yang perlu dikhawatirkan tentang kebiasaan nafas tidak teratur pada bayi. Juga bukan hal yang aneh bila tangan dan kakinya berwarna kebiruan. Tapi jika kening, lidah, kuku, atau bibirnya menjadi biru, kemungkinan ia mengalami kesulitan untuk mendapatkan oksigen yang cukup. Hal mudah tapi paling membantu yang bisa Anda lakukan untuk membantu bayi bernafas dengan mudah adalah dengan meletakkannya pada posisi telentang saat tidur.
Jika Anda merasa si kecil berhenti bernafas, sentuh atau goyang dengan lembut tubuhnya untuk melihat apakah ada respon. Jika tidak ada, ia bisa jadi sedang mengalami apnea tidur, Anda perlu menangani kondisi ini dengan cepat. Saat bayi Anda berhenti bernafas dan ada orang lain bersama Anda, mulailah lakukan pernafasan buatan (CPR) dengan segera. Minta orang lain menghubungi dokter atau rumah sakit. Jika Anda hanya berdua dengan bayi, lakukan CPR selama dua menit, lalu carilah bantuan. Lanjutkan CPR hingga bantuan datang atau bayi Anda mulai bernafas lagi.
Jika bayi Anda berhenti bernafas, menjadi lemas, tubuh berwarna kebiruan serta pucat, atau seperti tercekik, ia mungkin mengalami yang disebut apparent life-threatening event(ALTE) dan memerlukan perhatian medis yang cepat. Bila si kecil berada di kondisi ini, dokter akan meminta Anda menggunakan monitor apnea di rumah untuk mengetahui nafas dan detak jantungnya. Monitor ini bermanfaat bagi bayi yang mengalami ALTE, tapi bukan untuk mencegah terjadinya SIDS yang berbeda dengan ALTE.
Mendengkur
Tak perlu dicemaskan jika bayi Anda sesekali mendengkur atau mengeluarkan suara mendengus saat tidur. Apalagi jika dengkurannya berada pada ritme yang tetap. Banyak bayi yang mendengkur saat mengalami hidung mampet. Saat bayi Anda pilek, coba lakukan penguapan agar nafasnya bisa lebih nyaman.
Anda disarankan untuk memberitahukan dokter tentang dengkur si kecil. Dengkuran yang terus-menerus bisa mengindikasikan sebuah masalah. Jika bayi Anda mendengkur sebentar-sebentar dan diikuti oleh nafas terengah-engah, bisa jadi ia mengalami penyumbatan pada jalan nafasnya. Kondisi ini dikenal dengan istilah "obstructive sleep apnea," dan merupakan kondisi yang kronis. Dokter bisa memeriksa kondisi si kecil dan merujuk Anda ke seorang ahli spesialis telinga, hidung, dan tenggorokan atau spesialis tidur pada bayi untuk memastikan semua baik-baik saja.
Sebagian bayi mendengkur disebabkan alergi. Anda bisa mengatasi hal ini dengan alat pembersih udara atau ruangan yang bebas dari hewan peliharaan. Dokter bayi Anda dapat mendiagnosa apakah bayi Anda mengalami alergi dan perawatan apa yang harus dilakukan.
Menggerakkan tubuh
Banyak bayi yang menyukai gerakan maju-mundur, seperti gerakan lembut kursi goyang. Beberapa bayi juga melakukan gerakan maju-mundur saat duduk. Menggoyangkan tubuh dimulai di usia 6 bulan dan kadang disertai dengan membenturkan kepala.
Pada bayi, menggoyangkan tubuh bukanlah tanda ada masalah dalam perilaku atau emosinya. Jika bayi menyadari Anda berusaha menghentikan goyangan tubuhnya, ia mengannggapnya sebagai tantangan dan semakin bersemangat melanjutkan perilaku ini. Jika bayi menggoyangkan tubuh di malam hari dengan keras, coba jauhkan tempat tidurnya dari dinding. Pastikan semua baut dan sekrup pada tempat tidurnya dalam kondisi kencang karena gerakan bayi ini bisa membuatnya menjadi kendor.
Membunyikan gigi
Sebagian besar bayi menggertakkan gigi. Ini bisa terjadi di usia berapapun, tapi paling umum pada bayi yang sedang mengalami tumbuh gigi pertama di usia sekitar 6 bulan. Bayi membunyikan gigi dengan alasan sakit pada telinga, tumbuh gigi, dan masalah pernafasan seperti hidung tersumbat atau alergi. Mungkin suaranya terdengar menakutkan bagi Anda, tapi menggertakkan gigi tidaklah menyakitkan baginya. Konsultasikan hal ini pada dokter anak atau dokter giginya. Kunjungan ke dokter gigi pertama bisa dilakukan pada usianya sekitar 1 tahun.
Dokter anak dan dokter gigi dapat memeriksa kerusakan pada email gigi dan mencari penyebab potensial lain dari kondisi ini. Beberapa bayi sering sekali membunyikan gigi hinga merusak lapisan gigi mereka.
Membenturkan kepala
Seperti halnya menggoyangkan tubuh, membenturkan kepala juga menjadi perilaku yang membuat bayi merasa nyaman. Memang cukup aneh ya Bunda. Bayi membenturkan kepala untuk mengalihkannya dari rasa sakit, misalnya saat ia sedang tumbuh gigi atau mengalami infeksi telinga. Membenturkan kepala mulai dilakukan bayi pada pertengahan kedua di tahun pertama dan puncaknya di usia 18 hingga 24 bulan. Kebiasaan membenturkan kepala bisa berlangsung selama beberapa bulan atau tahun, tapi kebanyakan anak menghentikannya di usia 3 tahun.
Bayi yang membenturkan kepala bukan berarti memiliki masalah emosi atau perkembangan, tapi silahkan bila Anda ingin mengkonsultasikan hal ini kepada dokter. Meski jarang terjadi, kondisi ini bisa menjadi indikasi sesuatu yang salah jika bayi Anda mengalami keterlambatan dalam perkembangan.
(Ismawati)