Ibupedia

Kenali Penyebab Alergi Debu pada Bayi dan Cara Menghindarinya

Kenali Penyebab Alergi Debu pada Bayi dan Cara Menghindarinya
Kenali Penyebab Alergi Debu pada Bayi dan Cara Menghindarinya

Salah satu masalah yang sering dialami para bayi adalah alergi debu pada bayi. Pada dasarnya, alergi sendiri diakibatkan reaksi tubuh berlebihan terhadap sesuatu di sekelilingnya. Alergi tidak hanya mempengaruhi kulit saja, tapi juga bisa pernapasan atau pencernaan.

Tak hanya pada orang dewasa, bayi juga bisa memiliki alergi terhadap makanan yang dikonsumsi, benda-benda yang disentuh, serta partikel halus yang dihirup di dalam rumah ataupun di luar rumah. 

Beberapa faktor lain yang membuat alergi debu pada bayi adalah menderita asma atau jenis alergi lain, sistem kekebalan tubuh lemah, dan jarang terkena debu sejak kecil. Oleh karena itu, penting bagi orangtua untuk mengetahui penyebab alergi debu pada bayi agar dapat dilakukan penanganan dengan tepat.

Alergi debu pada bayi terjadi saat saat sistem imun tubuh bayi bereaksi berlebihan terhadap partikel di dalam debu seperti spora jamur, tungau, bangkai kecoa, bulu, dan sel kulit mati. Pemicu alergi ini disebut sebagai alergen.

Gejala alergi debu pada bayi berbeda-beda, bisa ringan ataupun berat. Gejala yang timbul berupa alergi debu kulit gatal, bentol alergi debu, bersin, batuk, hidung berair, mata merah dan bengkak, tenggorokan atau hidung yang gatal, hingga serangan asma berat.

Penyebab alergi debu pada bayi

kenali-penyebab-alergi-debu-pada-bayi-dan-cara-menghindarinya-1

Alergi pada bayi terjadi akibat sistem imun bayi yang bereaksi berlebihan terhadap zat yang biasanya tidak berbahaya. Beberapa faktor yang diduga menjadi penyebab alergi debu pada bayi:

1. Genetik

Penyebab alergi debu pada bayi yang pertama adalah faktor genetik. Inilah penyebab mengapa bayi berisiko memiliki alergi saat salah satu atau kedua orangtuanya memiliki alergi terhadap sesuatu meskipun jenis alerginya berbeda dengan yang dimiliki orangtuanya.

Secara genetik, anak dengan orangtua yang tidak memiliki riwayat alergi masih dapat berisiko mengalami alergi sebesar 5-15 persen. Namun, jika salah satu orangtua memiliki riwayat alergi, risiko anak memiliki alergi naik menjadi 20-60 persen. Jika kedua orangtua memiliki riwayat alergi, makan kemungkinan sang anak memiliki alergi serupa sebesar 50-80 persen.

2. Lingkungan yang terlalu bersih

kenali-penyebab-alergi-debu-pada-bayi-dan-cara-menghindarinya-2

Ternyata lingkungan di sekitar bayi tidak boleh terlalu bersih, Lingkungan yang terlalu bersih dan bebas kuman justru membuat sistem kekebalan tubuh bayi tidak mendapat kesempatan untuk mengenal dan melawan kuman. Ini menyebabkan tubuh bayi bereaksi berlebihan terhadap zat yang biasanya tidak berbahaya.

3. Tidak diberi ASI

Risiko terjadinya alergi semakin meningkat jika bayi tidak diberi ASI secara rutin. Ini disebabkan ASI mengandung beberapa nutrisi yang dapat membentuk dan meningkatkan sistem imun bayi.

Meminimalkan alergi debu pada bayi

kenali-penyebab-alergi-debu-pada-bayi-dan-cara-menghindarinya-3

Langkah menghindari alergi debu kulit gatal dan bentol alergi debu adalah dengan cara menjauhi sumber debu. Debu memang tidak dapat dihilangkan sepenuhnya. Namun, Ibu tidak perlu khawatir karena munculnya alergi debu pada bayi dapat diminimalkan dengan cara menjaga kebersihan lingkungan, terutama kebersihan di area rumah.

Cara meminimalkan alergi debu pada bayi yang dapat Ibu lakukan saat membersihkan rumah:

  • Mencuci sprei, sarung bantal, gorden, taplak meja, dan boneka dengan cara menggunakan air panas dengan suhu sekitar 55 derajat celcius selama 1 jam untuk membunuh tungau penyebab alergi debu
  • Membersihkan lantai secara rutin dengan cara menyapu, mengepel, dan menggunakan vacuum cleaner
  • Mencuci gorden atau tirai rumah tiap 3 bulan sekali
  • Mengurangi penggunaan karpet di dalam rumah. Karpet merupakan salah satu tempat favorit tungau debu
  • Membersihkan secara rutin seluruh perabot dan furnitur di dalam rumah seperti tempat tidur, sofa, dan meja makan dengan menggunakan lap basah untuk menjaga agar tungau yang hidup di dalam debu tidak terbang kemana-mana
  • Menghindari menyimpan boneka di kasur. Menyimpan pajangan boneka si kecil di dalam kotak tertutup atau membungkusnya dengan plastik. Boneka juga terbukti sebagai magnet tungau debu menurut beberapa penelitian.
  • Menjaga kelembapan udara di rumah dengan menggunakan humidifier atau pendingin ruangan agar jamur tidak mudah berkembang biak. Selain itu, tungau debu hidup subur di tempat yang gelap, hangat, dan lembab. Usahakan kamar tidur dalam keadaan kondisi terang dan kering. Biarkan udara dan sinar matahari masuk lewat jendela atau lubang ventilasi.
  • Jika rumah menggunakan AC, servis AC secara berkala, yaitu 3-6 bulan sekali untuk menghindari menumpuknya debu pada filter AC
  • Membuang peralatan atau benda yang tidak diperlukan dan berpotensi menjadi tempat menumpuknya debu seperti majalah bekas dan koran
  • Memastikan rumah dalam kondisi bebas dari asap rokok sehingga dapat mengurangi bahaya polusi udara di dalam rumah.

kenali-penyebab-alergi-debu-pada-bayi-dan-cara-menghindarinya-4

Selain debu dari rumah, bisa jadi alergi debu pada bayi disebabkan oleh bulu hewan peliharaan. Oleh karena itu, hindari membawa hewan peliharaan ke dalam kamar tidur atau area rumah lainnya yang menggunakan alas karpet.

Bila Ibu sudah menerapkan cara untuk meminimalkan alergi debu pada bayi namun tidak ada perubahan, sebaiknya segeralah berkonsultasi ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat. 

Terutama apabila alergi debu disertai dengan mata bengkak dan gatal terus-menerus, alergi debu kulit gatal, bentol alergi debu, hingga keluhan yang dapat mengganggu aktivitas bayi. Tidak perlu khawatir menghadapi alergi debu pada bayi ya, Bu!

Editor: Dwi Ratih

 

Follow Ibupedia Instagram