Kenali Sindrom MIS-C Yang Rentan Terjadi Pada Anak
Ada sindrom lain yang dapat mengancam kesehatan si kecil pasca terinfeksi virus Covid-19 yang dikenal dengan nama sindrom MIS-C.
Meskipun Multisystem Inflammatory Syndrome in Children atau sindrom MIS-C merupakan penyakit pasca sembuh Covid-19 yang tergolong langka, namun ternyata dapat menyebabkan kondisi yang cukup serius pada kesehatan si kecil.
Sebab, sindrom MIS-C dapat menyebabkan peradangan pada beberapa organ dalam tubuh seperti; jantung, pembuluh darah, ginjal, otak dan bagian tubuh luar seperti kulit hingga mata. Melihat dari organ yang diserang, jelas sindrom MIS-C ini bisa berdampak serius dan mematikan jika tidak ditangani dengan tepat.
Agar lebih paham mengenai apa itu sindrom MIS-C pada anak, ada baiknya simak terlebih dahulu ulasan berikut ini ya Bu!
Long Covid dan sindrom MIS-C pada anak
Tidak semua anak yang positif Covid-19 memiliki gejala ya Bu. Anak yang positif Covid-19 tanpa gejala dapat dikategorikan dalam fase akut, sementara anak yang memiliki gejala dari ringan hingga berat masuk dalam kelompok fase kronik.
Nah, proses penyembuhan pada fase kronik ini ada dua macam yang lebih dikenal dengan Long Covid dan sindrom MIS-C. Menurut dokter spesialis anak konsultasi emergensi dan rawat intensif dari klinik AP & AP, Dr. Tartila Sp.A (K) pada orang dewasa biasanya Long Covid lebih banyak terjadi atau dikenal dengan Post-Acute Sequelae of Covid-19.
Long Covid sendiri biasanya terjadi akibat pasien memiliki gejala saat positif, pasca sembuh gejala tersebut menetap lebih dari 4-6 minggu. Sementara pada sindrom MIS-C bisa terjadi pada anak dengan atau tanpa gejala sama sekali pasca sembuh dari Covid-19.
“Jadi orang tua perlu mencurigai jika dalam 4-6 minggu pasca sembuh Covid 19, timbul ruam pada anak, gangguan pencernaan atau nyeri dada. Bisa jadi ini merupakan tanda bahwa si kecil mengalami Multisystem Inflammatory Syndrome in Children atau sindrom MIS-C” kata Dr. Tartila, dikutip dari Live Instagram bersama klinik anak AP & AP.
Apa saja perbedaan Long Covid dan sindrom MIS-C pada anak?
Menurut Dr. Tartila Long Covid dan sindrom MIS-C pada anak memiliki beberapa perbedaan yang cukup signifikan di antaranya adalah sebagai berikut:
Long Covid pada anak
- Muncul gejala awal yang menetap pasca 4-12 minggu sembuh dari Covid-19 (sub acute);
- Timbul nyeri atau pegal-pegal;
- Mengalami gangguan pernapasan seperti batuk dan flu;
- Mengalami gangguan penciuman; kesulitan mencium bau, hilang perasa dan lain sebagainya;
- Mengalami gangguan konsentrasi; dan
- Mengalami gangguan tidur yang sempat terjadi pada awal positif Covid-19.
Sindrom MIS-C pada anak
- Timbul demam dengan waktu yang cukup lama setelah 2-3 minggu sembuh dari Covid-19;
- Muncul gejala khas dari sindrom MIS-C yakni gangguan pencernaan; muntah dan diare;
- Muncul ruam merah pada kulit;
- Nyeri pada dada;
- Kelelahan; dan
- Mengalami gangguan pada jantung jika tak segera ditangani dengan cepat.
Diantara keduanya, mana yang lebih bahaya?
Meskipun jika melansir Mayo Clinic sindrom MIS-C termasuk sindrom langka yang terjadi pada anak, namun baik Long Covid maupun sindrom MIS-C keduanya merupakan hal yang sangat berbahaya. Terutama bila terjadi pada anak dan tidak segera ditangani dengan baik.
Ketika ditangani dengan baik saja, baik Long Covid maupun sindrom MIS-C harus dilihat kembali pada kondisi tubuh si kecil. Ada yang bisa cepat membaik ketika sudah mendapatkan perawatan medis, namun ada pula yang kondisinya menjadi lebih buruk.
Namun, demikian menurut Dr. Tartila semakin cepat keduanya dideteksi maka keparahan penyakit pun nantinya akan semakin kecil.
“Jadi penting bagi orang tua untuk melakukan test Covid-19 saat si kecil bergejala maupun tidak dengan cara test PCR ataupun swab test lainnya. Tujuannya agar pasca sembuh, semisal anak mengalami gejala Long Covid ataupun MIS-C bisa lebih aware dan segera mendapatkan tindakan medis,” jelas Dr. Tartila.
Bagaimana cara mencegah Long Covid dan sindrom MIS-C?
Menurut Dr. Tartila baik Long Covid maupun sindrom MIS-C karena Covid-19 tidak bisa dicegah dan bisa terjadi pada anak-anak tanpa pandang bulu. Para peneliti masih terus mempelajari mengapa hal ini bisa terjadi.
Namun, salah satu yang bisa dilakukan agar anak tidak mengalami Long Covid maupun sindrom MIS-C ini adalah dengan mendeteksi dini ketika anak pertama kali terinfeksi Covid-19. Sementara itu, melansir Healthy Children salah satu cara terbaik untuk mencegah Long Covid maupun sindrom MIS-C adalah dengan melakukan vaksinasi Covid-19 bagi anak usia 5 tahun ke atas.
Orang tua juga bisa melakukan beberapa langkah berikut sebagai bagian agar anak terhindar dari Covid-19:
- Selalu mengajarkan anak mencuci tangan dengan cara yang benar yakni menggunakan sabun dan menggosok tangan hingga 20 detik;
- Jika sabun atau air tidak tersedia maka ajarkan anak menggunakan hand sanitizer;
- Mengajarkan anak melakukan etika batuk dan bersin yang benar untuk mencegah penularan virus;
- Ajarkan anak untuk menghindari dan menjaga jarak dengan orang yang sakit; dan
- Ajarkan anak menggunakan masker yang benar baik di dalam ruangan maupun di tempat umum, terutama di sekolah dengan tingkat penularan yang cukup tinggi.
Editor: Dwi Ratih