Ketahui 6 Cara Mengatasi Sakit Gigi Pada Anak
Keluhan sakit gigi tidak hanya dialami oleh orang dewasa. Anak-anak juga mengeluhkan nyeri pada gigi yang dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Rasa sakit pada gigi yang dialami orang dewasa umumnya sangat tidak nyaman dirasakan karena gigi banyak terhubung dengan syaraf dalam tubuh, hal ini dapat membuat tingkat kegelisahan menjadi lebih tinggi. Jika orang dewasa saja bisa jadi tidak tahan sakit gigi, demikian juga yang dirasakan oleh anak-anak.
Keluhan sakit gigi pada anak dapat disebabkan oleh tumbuhnya gigi baru, adanya gigi yang berlubang, atau pun gusi yang membengkak. Namun, lebih detailnya, sakit gigi bermula dari adanya retakan pada gigi yang sering tidak disadari. Gigi seperti ini adalah gigi rapuh yang memungkinkan kuman dan bakteri masuk lebih mudah pada bagian tengah gigi, yang disebut pulpa. Pulpa gigi yang terinfeksi dan meradang akan menyebabkan rasa ngilu dan nyeri bahkan hingga sakit kepala. Hal ini diakibatkan oleh terhubungnya pulpa gigi dengan syaraf-syaraf tubuh. Pastinya Ibu tidak tega jika anak yang masih kecil merasakan sakit yang menusuk sampai ke syaraf.
Berikut beberapa keluhan sakit gigi yang biasanya dialami anak:
Gigi Keropos
Gigi keropos seringnya disebabkan karena penggunaan dot saat menjelang tidur. Kebanyakan orangtua berpikir bahwa dot atau botol susu akan menolong anak minum hingga tertidur. Padahal sebenarnya, minum susu sebelum tidur sebaiknya tidak dibiarkan saat anak sudah terlelap. Melainkan saat anak sadar, kemudian minum, membersihkan gigi, dan baru tidur. Tidak menjaga kebersihan mulut dan gigi setelah penggunaan dot inilah yang kemudian akan membawa ke permasalahan gigi keropos. Jika dibiarkan terus-menerus, bakteri akan tertinggal di mulut dan perlahan mengikis gigi. Sebaiknya, segera sapih anak dari dotnya dan ajarkan untuk minum susu menggunakan gelas.
Gigi Berlubang
Gigi berlubang disebabkan karena bakteri dari sisa makanan yang menempel di gigi. Bakteri-bakteri ini berkembang dan mengikis gigi sehingga menjadikan lubang pada gigi. Ciri yang paling terlihat dari lubang gigi adalah adanya bercak putih kekuningan. Pada beberapa kasus gigi berlubang parah ditandai dengan menghitamnya bagian gigi yang lubang.
Plak Gigi
Sisa makanan yang tidak dibersihkan maksimal tidak hanya mengundang bakteri, namun juga menyebabkan plak. Plak ini berbentuk seperti pasta putih yang sering ditemukan sedang menempel di gigi atau di selanya. Plak inilah yang nantinya akan mengeras dan berubah menjadi karang gigi.
Radang Gusi
Radang gusi diakibatkan oleh tidak rutinnya anak merawat gigi. Jika ibu tidak rutin membersihkan gigi si kecil, maka perlahan akan mengakibatkan radang gusi. Radang ini juga disebabkan karena kurangnya asupan vitamin C.
Gigi Maju
Gigi yang maju tidak serta merta langsung berasal dari genetika. Gigi menjadi lebih mengarah ke depan karena kebiasaan menggunakan dot, mengisap jari atau mengisap bibir bawah. Aktivitas mengisap yang seperti ini akan menekan langit-langit mulut dan memaksa struktur gigi depan menjadi lebih maju. Sebetulnya bisa dihentikan dan kembali seperti awal pula. Tapi usaha dan penanganan dari orangtua memang bertahap dan tidak bisa buru-buru langsung kembali ke bentuk semula.
Susunan Gigi tidak rapi
Gigi tidak rapi disebabkan oleh faktor genetika. Namun selain itu, tanggalnya gigi susu lebih awal juga memengaruhi kerapian gigi. Bila ada gigi tanggal, ruang gigi tanggal tersebut harus tetap terjaga dalam bentuk yang demikian, agar susunan gigi lainnya tetap rapi.
Gigi Patah
Gigi patah disebabkan oleh insiden atau kecelakaan yang terjadi pada anak dan membentur gigi. Bila gigi anak patah, ibu bisa membawanya ke dokter gigi anak untuk dicek dengan foto di radiologi. Fungsinya adalah untuk mengetahui apakah gigi yang patah tersebut mempengaruhi syaraf atau tidak. Dari sinilah dokter gigi akan memutuskan apakah gigi tersebut dapat ditambal atau hanya diperlukan penanganan pada saluran akarnya.
Sariawan
Sariawan juga diakibatkan oleh adanya bakteri dari sisa makanan yang tertinggal. Kurangnya menjaga kebersihan adalah hal yang akan mengarah ke sariawan. Untuk itu penting bagi Ibu agar membersihkan rongga mulut anak sejak sebelum tumbuh gigi. Kasa dan air matang hangat dapat Ibu gunakan untuk membersihkan lidah, langit-langit, dan gusi anak. Langkah ini dapat membantu anak terhindar dari sariawan.
Menjaga kesehatan gigi memang penting. Mengingat terhubungnya gigi dengan syaraf tubuh itulah yang membuat perhatian terhadap kesehatan gigi dan mulut tidak boleh dianggap sepele. Anak-anak yang suka makan makanan manis seperti permen, cokelat, bahkan susu sekali pun, berpotensi memiliki masalah gigi jika tidak dirawat dengan baik.
Penyebab terjadinya sakit gigi pada anak pun ada bermacam-macam. Berikut di antaranya:
Lubang
Gigi yang berlubang dapat menimbulkan sakit pada anak. Lubang ini dihasilkan dari gigi yang terkikis karena kuman dari sisa makanan. Biasanya, dengan melakukan penambalan gigi, lubang akan tertutup dan anak tidak lagi merasakan sakit.
Radang
Peradangan ditandai dengan gusi yang memerah dan bengkak. Adanya sisa makanan yang masih menyangkut di sela gigi dan gusi dapat menjadi penyebab radang ini terjadi. Radang juga bisa dikarenakan makanan yang dikonsumsi anak melukai gusi, misalkan tertusuk duri ikan atau memakan makanan yang terlalu panas atau dingin.
Terkikisnya Enamel Gigi
Enamel gigi atau lapisan pelindung pada gigi dapat terkikis karena kandungan asam dari makanan yang dikonsumsi anak. Dapat juga disebabkan oleh bakteri. Enamel gigi yang terkikis akan membuka peluang semakin terlukanya pulpa gigi dan menyebabkan sakit gigi.
Bruxism
Kebiasaan menggemeretukkan gigi atau yang dikenal dengan istilah bruxism ini perlahan dapat menyebabkan sakit pada gigi. Tekanan antar gigi yang bukan digunakan dalam proses makan membuat gigi menjadi sakit.
Periodontitis
Periodontitis adalah infeksi pada gusi yang akan mengakibatkan gusi menyusut dan gigi terlepas. Tentunya gigi akan terasa sakit sebelum benar-benar terlepas dari gusi.
Sinus
Kelainan yang menyebabkan sakit gigi lainnya adalah sinus. Meski tidak semua orang memiliki penyakit sinus, namun jika anak Ibu memilikinya, kemungkinan untuk mengalami sakit gigi semakin besar. Pengobatan sinus sendiri bermacam bentuknya. Mulai dari dengan obat, sampai dengan penanganan operasi.
Penyebab-penyebab tersebut adalah yang paling umum terjadi. Pada dasarnya peradangan ataupun sakit pada gigi dikarenakan makanan yang masuk ke mulut. Sisa dari makanan yang sudah dikunyah tentu akan terselip di gigi. Jika sisa makanan tidak rutin dibersihkan dari sela gigi, maka bakteri akan berkembang biak dan menyebabkan sakit pada gigi anak. Apalagi konsumsi makanan dengan tingkat gula tinggi. Anak akan semakin rentan terkena sakit gigi.
Anak akan mengalami beberapa gejala jika mereka mulai merasakan sakit pada gigi mereka. Gejala yang sering timbul jika anak mulai merasakan sakit gigi adalah:
Kesakitan terus menerus
Sakit saat gigi disentuh
Sakit saat makan makanan panas atau dingin
Demam
Lemas dan suka merengek
Sakit kepala
Bengkak pada pipi, gusi atau rahang
Jika anak menunjukkan tanda-tanda tersebut dan mengeluhkan sakit pada giginya, Ibu dapat mengecek kembali rongga mulutnya. Jika benar Ibu mungkin melihat ada masalah pada gigi, Ibu dapat membawanya ke dokter gigi. Tetapi, jika ingin mengobati sakit gigi pada anak sementara sebelum membawanya ke dokter gigi, Ibu dapat mencoba beberapa cara di bawah ini:
Berkumur dengan Air Garam Hangat
Garam dikenal sebagai antibakteri alami yang bisa digunakan dalam mengobati sakit gigi. Sediakan air hangat satu gelas yang telah dicampur garam sebanyak satu sendok teh. Minta anak berkumur dengan air tersebut untuk meredakan nyeri dan mengurangi bengkak karena kuman dan bakteri di rongga mulut.
Gunakan Minyak Cengkeh
Pada zaman Yunani kuno, minyak atsiri dari cengkeh digunakan untuk membantu meredakan nyeri gigi. Ibu bisa mencoba meneteskan minyak cengkeh sebanyak satu hingga dua tetes ke kapas, lalu letakkan kapas pada bagian gigi yang sakit. Tidak perlu kebingungan membuat minyak cengkeh sendiri. Saat ini sudah banyak sekali minyak esensial dari berbagai macam tumbuhan yang dijual bebas dan terbukti berkhasiat mengatasi sakit tanpa obat. Apa pun merk yang Ibu pilih, pastikan minyak yang dibeli bukan minyak palsu dan sudah terdaftar BPOM ya.
Kompres Dingin
Kompres air dingin di pipi mampu meredakan nyeri gigi. Rasa dingin dari kompres akan membantu mengurangi rasa sakit dan ngilu sehingga anak bisa lebih tenang.
Bawang Putih
Menggunakan bawang putih yang dicincang halus juga ternyata bisa untuk mengatasi sakit gigi. Melansir dari situs Children’s Dentistry bawang putih yang terbukti sebagai obat alami yang mengandung antibacterial dengan bermacam khasiat ini dapat Ibu gunakan pada gigi yang sakit. Kekurangannya adalah anak mungkin merasa tidak nyaman dengan aroma dan rasa yang timbul saat bawang putih sudah masuk ke mulut. Tapi jika anak tidak masalah akan hal ini, Ibu dapat menggunakan cara ini untuk meredakan sakitnya.
Berikan Ibuprofen bila perlu
Bila nyeri sudah tak tertahankan, Ibu dapat memberi anak ibuprofen sebagai pereda nyeri akibat sakit gigi. Jika Ibu ragu, Ibu dapat berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter terkait dengan penggunaan ibuprofen tersebut.
Penanganan Medis
Penanganan medis dapat Ibu pilih sebagai langkah penyembuhan praktis. Memeriksakan kondisi gigi yang sakit pada dokter gigi akan berlanjut pada penanganan medis seperti tambal gigi berlubang, penanganan terhadap akar gigi, pemberian antibiotik, atau cabut gigi.
Penanganan yang bersifat sementara dapat Ibu lakukan di rumah. Sedangkan jika sakit gigi sudah tidak tertahankan atau diikuti dengan demam yang mengkhawatirkan, menemui dokter gigi adalah langkah tepat.
Sebelum sakit gigi terjadi, alangkah baiknya bila Ibu membantu anak melakukan pencegahan terhadap masalah gigi dan mulut. Berikut beberapa tips mencegah sakit gigi pada anak.
Sikat gigi minimal 2 kali sehari.
Menyikat gigi secara rutin dan tepat adalah awal terhindarnya sakit gigi pada anak. Tidak perlu menunggu gigi pertama anak tumbuh untuk melakukan ini. Bayi yang belum memiliki gigi pun dapat mulai dibersihkan rongga mulutnya untuk mengatasi masalah-masalah mulut tersebut. Pada bayi usia 0-6 bulan yang belum memiliki gigi dapat mulai dibersihkan menggunakan kasa atau sapu tangan lembut yang telah dibasahi dengan air hangat. Sapukan perlahan pada gusi dan lidahnya. Hal ini juga bertujuan untuk mencegah tumbuhnya jamur pada lidah bayi.
Bila bayi sudah mulai tumbuh gigi, Ibu dapat menggunakan sikat silicon atau sikat gigi khusus bayi tanpa pasta gigi. Pasta gigi belum dibutuhkan pada masa ini. Ibu dapat menyikat gigi bayi perlahan dengan gerakan yang tepat. Bila anak sudah berusia 2 tahun, Ibu dapat mulai menggunakan pasta gigi anak untuk menyikat gigi anak. Gunakan hanya sebesar biji jagung saja.
Ibu juga perlu mengetahui rumus dalam menyikat gigi yang baik dan benar, yaitu 3-2-2. Maksudnya, 3 arah menyikat gigi, 2 kali sehari, selama 2 menit. Arah menyikat gigi yang dimaksud adalah gerakan memutar, gerakan ke atas dan ke bawah, serta bersihkan dari arah bagian dalam.
Jika anak Ibu mengonsumsi susu, penting juga untuk memastikan anak membersihkan giginya dulu setelah minum susu. Bila anak terbiasa minum susu sebelum tidur, maka pastikan mereka minum air putih atau berkumur dengan air tersebut untuk menghilangkan sisa gula dan lemak susu.
Untuk itulah, minum susu dengan botol menjelang tidur sebetulnya tidak disarankan. Alangkah lebih baiknya jika Ibu telah membantu anak menggunakan sippy cup dengan permukaan keras atau minum dengan sedotan. Bila ingin menyikat gigi setelah makan, beri jeda selama 30 menit setelah makan, kemudian sikatlah gigi anak dengan cara yang benar.
Gunakan benang gigi
Sikat gigi secara rutin dipercaya belum mampu membersihkan gigi secara maksimal. Penggunaan benang gigi sangat dianjurkan untuk membantu membersihkan sela gigi yang tidak terjangkau oleh sikat gigi.
Kurangi Makanan Manis
Mengurangi makanan yang mengandung gula berlebih seperti permen dan cokelat akan sangat membantu dalam merawat kesehatan gigi. Lebih baik lagi jika Ibu dapat mencegah anak mengonsumsi makanan-makanan tersebut demi terjaganya kesehatan gigi.
Temui Dokter Gigi minimal 6 Bulan Sekali
Memeriksakan gigi anak setiap 6 bulan sekali penting dilakukan. Pemeriksaan ini ditujukan untuk memantau apakah gigi anak mengalami masalah atau justru dalam keadaan baik. Apabila terjadi masalah pada gigi anak, dokter akan dapat mengatasi masalah tersebut sebelum terjadi kerusakan yang fatal.
Mengatasi sakit gigi pada anak memang tidak sesulit yang Ibu kira. Tetapi, melakukan pencegahan jauh lebih baik daripada mengobati. Selama kerusakan pada gigi anak bisa dicegah dengan langkah mudah, maka upayakan merawat gigi anak sebelum hal buruk terjadi. Ibu dapat membiasakan anak untuk merawat giginya mulai dari membatasi makanan bergula tinggi dan rutin menyikat giginya, agar ia terhindar dari kerusakan gigi dan memiliki gigi yang sehat sampai ia dewasa.
(Dwi Ratih)