Ibupedia

Lakukan Ini Saat Anak Melihat Orangtua Berhubungan Intim

Lakukan Ini Saat Anak Melihat Orangtua Berhubungan Intim
Lakukan Ini Saat Anak Melihat Orangtua Berhubungan Intim

Tidak sengaja terlihat anak pada saat berhubungan intim? Jangan panik, segera lakukan ini!

Kita harus mendidik anak sepenuh hati. Anak harus dididik baik asupan gizi, pendidikan, hingga mental untuk persiapan menghadapi masa depan.

Meski usianya masih muda, anak-anak bisa saja mengalami gangguan pikiran. Salah satunya disebabkan oleh tak sengaja melihat orangtuanya berhubungan intim di depan matanya. Pengalaman ini bisa menjadi ingatan tersendiri baginya yang tetap melekat sampai ia besar. Daya ingat anak sangatlah tajam, terutama usia balita. Pada usia ini, anak akan lebih mudah menyerap apa yang ia lihat di sekitarnya dalam jangka panjang.

Seperti yang dilansir di Today’s Parent, anak-anak yang melihat langsung orangtuanya berhubungan intim akan memberikan berbagai macam dampak pada dirinya. Itulah sebabnya mengapa orang tua harus berhati-hati dan memastikan anak tidak melihat saat orangtuanya sedang berhubungan intim.

Berikut yang dapat Ibu lakukan kepada anak apabila tidak sengaja terlihat oleh anak saat berhubungan intim dengan suami.

1. Jujur pada anak

Ibu pasti merasa canggung saat berada pada situasi ini. Namun Ibu tidak dapat berpura-pura bahwa anak tidak mengetahuinya. Jujurlah pada anak dan jelaskan sesuai tingkat pemahaman anak. Usia anak memang masih muda, tapi ia sudah dapat mengingat jelas apa yang ia lihat. Jangan biarkan anak bertanya-tanya dan membuat praduga sendiri dari apa yang ia lihat.

2. Jelaskan dengan bahasa yang mudah

Orangtua biasanya akan kalang kabut saat anak tidak sengaja memergoki orangtua saat berhubungan intim. Kondisi seperti ini rentan membuat orang tua menjelaskan dengan bahasa bertele-tele yang membuat anak tidak mengerti sama sekali.

Tenangkanlah diri Ibu dan suami beberapa saat. Dengan demikian, Ibu dapat lebih mudah berpikir dan merangkai kata yang baik saat menjelaskannya kepada anak. Tidak perlu menjelaskannya dengan detail karena itu belum sesuai dengan tingkat pemahaman usia anak. Jelaskan dengan singkat menggunakan bahasa yang mudah dan seperlunya pada anak agar pesan tersampaikan dan anak tidak merasa bingung.

Usia anak 3 sampai 5 tahun mungkin belum dapat memahaminya, Ibu bisa menjelaskan dengan bahasa seperti ini, “Ibu dan ayah sedang berpelukan karena kami saling menyayangi”.

3. Memberikan pendidikan seks kepada anak

Jangan salah sangka, pendidikan seks yang dimaksud bukan seperti yang Ibu kira. Tujuan membicarakan ini adalah agar orangtua menjawab dengan jujur tanpa berlebihan. Ibu bisa menjelaskannya esok hari setelah kepergok anak berhubungan intim. Biasanya di esok hari Ibu lebih tenang dan dapat mencari tahu dulu bahasa dan jenis pendidikan seks yang cocok untuk usia anak. Anak juga biasanya merasa malu atau gugup untuk membahasnya dan segan untuk menanyakan ulang. Oleh karena itu, orangtua butuh datang duluan ke anak untuk memberi penjelasan.

Posisikan Ibu dengan kemampuan berpikir anak. Ajak anak bicara di situasi yang nyaman dan mudah dipahami. Meski usianya  masih terlalu muda untuk edukasi seks, anak tetap memerlukan edukasi ini agar anak tidak salah pemikiran. Pastikan penjelasan pertama didapatkan dari orangtua, jangan sampai anak mendapatkan penjelasan dari luar karena rentan salah pemahaman.

4. Dimulai dengan minta maaf

Esok harinya saat Ibu mulai tenang, Ibu dapat mendatangi anak dan berbicara dari hati ke hati. Mulailah dengan meminta maaf kepada anak.

Kenapa harus minta maaf terlebih dahulu? Anak mungkin merasa takut dan gugup dengan apa yang ia lihat kemarinnya. Dengan meminta maaf, anak merasa didengarkan ketakutannya dan suasana lebih kondusif bagi anak sehingga anak lebih menyerap apa yang dikatakan oleh Ibu. Ibu bisa mengatakan dengan kalimat ini, “Ibu minta maaf ya semalam lupa mengunci pintu, jadinya kamu melihat hal yang tidak kamu ingini.”

Setelah itu Ibu dapat menjelaskan ke anak apa yang terjadi. Berikan anak edukasi seks sesuai dengan umur dan pemahamannya. Jadi, tidak perlu mendetail namun pesannya sampai.

5. Katakanlah bahwa itu bukan hal yang jahat dan menakutkan

Bisa jadi pemandangan yang dilihat oleh si kecil merupakan pemandangan yang jahat dan menakutkan. Malah, anak dapat berpikir bahwa Ayah sedang menyakiti Ibu. Ibu bisa menjelaskan kepada anak bahwa Ayah tidak sedang jahat ke Ibu dan tidak menyakiti satu sama lain. Jelaskan juga pada anak bahwa Ibu dan Ayah sedang menikmati momen yang bersifat pribadi. Ini cukup jelas bagi anak sehingga pengalamannya tidak menjadi pengalaman traumatis.

Pendidikan Seks untuk Balita

Ibu tentunya harus memastikan dahulu bahwa anak sudah memiliki pengetahuan dasar tentang seks. Ini bukanlah hal yang tabu. Berikut pendidikan seks untuk balita sesuai kategori umur

1. Usia 0-2 tahun

Pada usia ini, Ibu dapat mengajarkan anak:

  • Memberi tahu nama dari kelaminnya. Gunakan nama yang sesuai, misal vagina, penis, anus, dan lubang kencing. Hindari menggunakan istilah seperti “burung” atau “titit”
  • Ajarkan soal perbedaan jenis kelamin bahwa ada laki-laki dan perempuan. Misalnya bisa mengatakan bahwa Ibu adalah perempuan dan Ayah adalah laki-laki

2. Usia 2-5 tahun

  • Ajarkan bagian tubuh yang tak boleh disentuh oleh sembarang orang seperti dada, perut, penis atau vagina, dan bokongnya
  • Ajarkan anak bila ada yang menyentuh bagian tersebut untuk segera melaporkannya kepada orangtua

Itulah yang harus Ibu ketahui saat secara tidak sengaja kepergok anak saat sedang berhubungan intim dengan suami. Berikutnya, jangan lupa kunci pintu saat malam ya!

Penulis: Zeneth Thobarony
Editor: Dwi Ratih

Follow Ibupedia Instagram