Mengajak Anak Naik Kendaraan Umum
Sebagian orang tua mungkin merasa suntuk saat harus 'terjebak' bersama anak-anak mereka di rumah tanpa adanya akses kendaraan untuk keluar rumah. Apalagi kalau rumah mereka berada di kompleks yang jauh dari perkotaan dan jalan besar. Sekedar taman bermain di dekat rumah pun tak ada!
Hmm, itu berarti 24 jam berada di rumah selama berhari-hari. Keluar pun mungkin hanya ke swalayan dekat rumah untuk membeli popok dan susu si kecil.
Bosan? Sudah pasti! Nah, kenapa tidak memanfaatkan transportasi umum saja? Ajak anak naik kendaraan umum untuk pergi melihat atraksi lokal atau sekedar berkunjung ke rumah teman.
Anak naik kendaraan umum pasti bisa menjadi pengalaman baru untuk si kecil. Transportasi umum di Indonesia pun ada berbagai macam: bus, kereta, angkutan umum, ojek, bemo, becak, dan feri. Untuk kendaraan umum di sekitar kita, seperti ojek atau angkutan umum mungkin sudah sesekali Anda gunakan untuk perjalanan jarak dekat. Namun, bagaimana dengan kereta, bis, serta feri yang biasanya mengambil jarak perjalanan cukup jauh?
Bentuk setiap kendaraan tersebut pun berbeda-beda dan sangat lapang sehingga si kecil mungkin merasa antusias saat pertama kali menjejakkan kakinya di dalam kendaraan. Ibu tak perlu takut akan kerepotan sendiri saat mengajak anak naik kendaraan umum. Biasanya para Ibu sudah pusing duluan saat membayangkan harus menggendong anak, menenteng stroller, membawa diaper bag, serta beragam keperluan bayi lainnya saat hendak tamasya dan mengajak anak naik kendaraan umum.
Berbeda dengan naik mobil pribadi yang semua barang tinggal diletakkan dan diambil saat dibutuhkan. Saat naik bis, kereta, ataupun feri, Ibu harus mempertimbangkan faktor kenyamanan penumpang lain dan kenyamanan Anda sendiri saat harus menenteng banyak barang-barang sekaligus. Saat seperti itulah Anda harus memberanikan diri untuk meminta bantuan orang lain. Percaya deh, banyak kok orang di dunia ini yang ikhlas membantu orang lain tanpa ada niatan pamrih.
Berikut adalah 4 tips utama bagi para Ibu yang hendak bertamasya berdua dengan si kecil menggunakan kendaraan umum:
Bus
Dibanding naik kereta atau feri, menggunakan transportasi umum berupa bus justru paling menantang. Kebanyakan bus memiliki 2 atau 3 anak tangga yang harus dipanjat saat pertama memasuki bus. Belum bus biasanya memiliki pintu masuk yang kelewat kecil. Apabila Ibu membawa stroller, sebaiknya lipatlah sejak awal dan mintalah tolong pada petugas bus atau penumpang lain untuk membawakan stroller tersebut ke dalam bus. Atau, bisa juga tak usah melipat stroller, tapi pastikan agar stroller tersebut direm.
Selain itu, gunakanlah baby-carrier atau sekedar selendang yang dapat mendekap anak erat dalam gendongan dan membebaskan kedua tangan Ibu untuk menenteng barang-barang. Terlalu merepotkan rasanya kalau Ibu hanya bisa menggunakan satu tangan sementara satu tangan lagi menggendong anak. Begitu si kecil masuk ke dalam bus, maka sudah pasti seketika ia menjadi pusat perhatian orang-orang di sekitar Anda.
Sama halnya dengan perjalanan menggunakan pesawat, beberapa penumpang di kursi depan, sebelah, atau belakang Anda mungkin akan sedikit kesal dengan kehadiran bayi karena dianggap akan mengganggu perjalanan. Tetaplah tersenyum dan buktikan pada mereka bahwa bayi Anda sama sekali bukan pengganggu!
Selain itu, pilihlah bus yang sudah dilengkapi dengan AC dan kamar mandi dalam jika memang mengambil rute perjalanan agak jauh. AC sudah merupakan keharusan tersendiri karena bayi sangat mudah rewel saat ia merasa gerah, kepanasan, dan tubuhnya lengket oleh keringat.
Selalu sediakan pakaian ganti, popok, botol susu, mainan, dan tisu dalam satu tas khusus yang mudah diakses sejangkauan tangan Anda. Jangan mencampur semua keperluan bayi dalam satu tas besar yang justru akan merepotkan Anda untuk mencarinya.
Kereta
Bepergian dengan kereta merupakan sarana yang cukup mudah karena tersedia banyak landaian untuk mengakses platform. Landaian tersebut sangat berguna saat Ibu hendak memasukkan stroller. Tak perlu melipatnya, hanya tinggal mendorongnya saja agar bisa masuk ke dalam kereta. Tak hanya itu, pintu masuk kereta umumnya juga lebar sehingga Ibu tak perlu repot-repot melipat stroller saat hendak masuk.
Meski begitu, berhati-hatilah karena ketinggian setiap platform itu berbeda-beda dan terkadang penumpang harus melewati anak tangga yang cukup tinggi agar bisa sampai ke platform. Selalu cek apakah kereta yang Anda naiki memiliki akses untuk kursi roda (otomatis sebagai akses stroller juga) dan kalau tidak ada, maka mintalah bantuan orang lain untuk membawa masuk stroller Anda ke dalam kereta. Hindari sikap ingin melakukan segalanya sendiri sampai-sampai menolak bantuan orang lain ya, Bun!
Bersikaplah ramah pada petugas kereta serta penumpang lainnya agar mereka pun tak segan membantu Anda membawakan barang atau stroller. Selain itu, kalau Ibu memutuskan untuk meletakkan si kecil pada stroller selama perjalanan, maka pastikan agar kereta dorong tersebut sudah direm dan letakkan satu tangan pada pegangan stroller untuk berjaga-jaga.
Hindari jam-jam sibuk saat hendak menaiki kereta. Sungguh tidak nyaman rasanya kalau harus berdesakan bersama puluhan orang dalam satu gerbong. Anak pun pasti akan merasa gerah dan ketakutan saat tiba-tiba ada banyak orang berdesak-desakan dalam satu tempat. Bila perlu, belilah tiket kereta non-ekonomi atau tiket dengan akses tambahan berupa pendingin ruangan.
Feri
Kebanyakan akses jalan di dalam feri hanya berupa tanjakan naik dan turun yang tentunya sangat memudahkan Ibu untuk mendorong stroller masuk ke dalam feri. Tak hanya itu, gerbong masuk feri umumnya sangat lebar sehingga Ibu tak perlu repot-repot melipat stroller.
Apabila menemui anak tangga yang cukup landai, maka jangan segan untuk meminta tolong pada petugas atau penumpang lainnya. Feri dan kapal-kapal lainnya menawarkan lebih banyak 'keleluasaan' apabila dibandingkan dengan bis atau kereta. Mata si kecil bisa dimanjakan dengan pemandangan di sekitarnya dan mungkin ia pun akan antusias melihat banyak sekali air di sekeliling feri. Inilah pengalaman pertama berkendara menggunakan transportasi umum yang akan membekas di benak sang buah hati!
Apabila Ibu hendak meninggalkan anak di dalam stroller selama perjalanan, maka selalu ingat untuk mengerem kereta dorong tersebut sambil menaruh satu tangan di pegangan stroller untuk berjaga-jaga. Selain itu, mungkin Ibu akan tergoda untuk mengajak si kecil berkeliling feri selama perjalanan. Alih-alih mengajaknya berkeliling dengan stroller, lebih baik gendonglah atau gunakan baby-carrier agar anak tidak terjatuh saat terjadi guncangan.
(Yusrina)