Mengajak Si Kecil Berbagi
“Ini punyaku!” teriak buah hati Anda yang berumur 2 tahun sambil merampas sebuah boneka dari tangan temannya. Tak berapa lama terjadi lagi pertengkaran lain dengan penyebab yang berbeda.
Kali ini anak Anda berteriak saat temannya yang datang bermain mengambil bola kesukaannya dan memainkannya di lantai. Setelah Anda amati, si kecil bertingkah egois dan sok menjadi bos. Jika ia terus bersikap seperti ini, tentunya ia akan banyak kehilangan teman.
Jangan dulu buru-buru jengkel karena sikapnya, Bunda. Cobalah berpikir sedikit filosofis. Anak Anda seperti anak lainnya yang sedang melihat dunia. Yang ada dalam benaknya adalah apa yang menjadi miliknya sendiri. Anak umur 2 tahun mulai memahami arti kepemilikan. Mereka mengembangkan rasa keakuan yang kuat. Roni Leiderman, dekan pada Nova Southeastern University di Florida mengungkapkan bahwa pada usia ini kata “milik saya” dan “tidak” menjadi dua kata yang selalu mereka gunakan.
Memang ada juga beberapa anak usia 2 tahun yang dengan senang hati berbagi kue yang ia punya. Tapi kebanyakan anak pada usia ini bersikap lebih posesif. Pada kenyataannya banyak anak usia batita yang belum siap untuk berbagi. Tentu mereka bisa bermain bersama dengan anak lain saat Anda mengawasinya. Tapi anak-anak ini tidak dapat lagi bersikap manis dan baik bila berkaitan dengan memberi dan menerima.
Berbagi merupakan aktifitas yang perlu dipelajari. Anak Anda memerlukan waktu untuk dapat melakukannya. Meskipun demikian, Anda dapat memperkenalkan kepada si kecil tentang manfaat berbagi. Berikut ini beberapa hal yang dapat Anda lakukan:
1. Bicara Padanya Tentang Berbagi
Bantu anak Anda mengeksplorasi emosi yang berhubungan dengan berbagi. Saat salah seorang temannya menolak berbagi mainan yang ia miliki, jelaskan pada anak Anda bagaimana perasaan temannya. Misalnya Anda bisa katakan, “Dita suka sekali dengan bonekanya, dan ia ingin memeluknya sekarang.” Bantu si kecil mengungkapkan perasaannya dalam kata-kata.
Anda bisa bilang, “Bunda tahu kamu menginginkan bonekamu kembali,” atau “Kakak sedih ya karena Sofi mengambil mainanmu.” Jangan lupa berikan anak Anda pujian ketika ia mau berbagi mainan dengan temannya. Perhatikan bagaimana ia dan temannya berbagi kue pada saat cemilan dan ia akan memahami betapa menyenangkannya berbagi dengan seorang teman.
2. Lakukan Aktifitas Secara Bergantian
Anda dapat melatih si kecil melakukan aktifitas secara bergantian dengan membalik satu halaman buku ceritanya, lalu giliran anak Anda yang membalik halaman selanjutnya. Bisa juga Anda menumpuk satu balok di atas baloknya. Kemudian ia menumpuk balok di atas balok Anda. Atau Anda bergantian dengan si kecil meletakkan bagian puzzle dan mendorong mainan mobil.
Coba lakukan permainan memberi dan menerima bersamanya. Anda memeluk boneka beruangnya lalu berikan boneka kepada anak Anda untuk dipeluk. Biarkan ia mengembalikan boneka itu ke tangan Anda. Anda mencium bonekanya, lalu giliran si kecil untuk juga menciumnya, begitu seterusnya. Perlahan ia akan belajar bahwa bergantian dan berbagi bisa menjadi kegiatan yang menyenangkan. Anak Anda pada akhirnya dapat mengerti dengan memberikan miliknya kepada orang lain bukan berarti ia tidak akan mendapatkannya lagi.
3. Siapkan Situasi yang Kondusif
Minta anak Anda menyimpan semua mainan istimewanya sebelum teman-temannya datang ke rumah. Di tempat bermain, misalnya di ruang keluarga, sediakan mainan yang bisa digunakan secara bergantian seperti balok, set mainan untuk minum teh, krayon dan buku gambar, pakaian boneka, plastisin, atau lainnya.
Katakan pada teman-teman si kecil bahwa mereka bisa berbagi menggunakan mainan yang ada. Selalu berikan pujian saat mereka bersedia melakukannya. Jika satu anak menuju mainan yang sedang dipegang oleh anak lain, segera alihkan perhatiannya dengan pertanyaan, cemilan, atau mainan lainnya.
4. Jangan Memberi Hukuman Karena Ia Pelit
Anda hanya akan menumbuhkan rasa marah, bukan kedermawanan, bila memaksanya berbagi saat ia tidak mau, mengharuskannya memberikan barang miliknya, atau mengatakan pada si kecil bahwa ia egois. Kemauan untuk berbagi merupakan keputusan personal. Susanne Denham, seorang psikologi pada George Mason University di Virginia menyarankan orangtua untuk tidak memberi hukuman pada anak usia 2 tahun karena ia tidak mau berbagi.
5. Hargai Milik Anak Anda
Tidak mungkin si kecil akan memberikan baju, buku, dan mainannya meski sebentar jika ia mengira barang-barang miliknya itu akan dirusak. Jadi mintalah izin padanya sebelum Anda meminjam krayonnya. Beri ia kebebasan untuk mengatakan tidak. Pastikan saudara, teman bermain, dan pengasuh juga menghargai miliknya, dengan meminta izin terlebih dulu sebelum menggunakan barang milik si kecil dan merawatnya dengan baik.
6. Berikan Anjuran untuk Berbagi
Anak umur dua tahun kadang menunjukkan mainan yang ia miliki dan membiarkan orang lain menyentuhnya. Tapi ia tak akan mau melepaskan mainan itu dari genggaman tangannya. Anda bisa menganjurkan untuk berbagi dengan memberitahu si kecil betapa baiknya ia karena mau menunjukkan mainannya. Dengan didukung oleh pujian Anda, ia akan merasa aman untuk melepaskan mainan dan membiarkannya berpindah tangan ke orang lain.
7. Jadilah Contoh Baginya
Cara terbaik bagi anak Anda untuk belajar berbagi adalah dengan melihatnya sendiri. Jadi mulailah berbagi es krim dengannya. Tawarkan selendang Anda untuk dipakainya, dan tanyakan apakah Anda dapat mencoba jepit rambutnya. Gunakan kata berbagi untuk menjelaskan apa yang sedang Anda lakukan. Dan jangan lupa untuk mengajarkannya bahwa hal yang tidak dapat diraba seperti perasaan, ide, dan cerita juga bisa dibagi ke orang lain. Hal yang paling penting adalah biarkan ia melihat Anda memberi dan menerima, berkompromi, dan berbagi dengan yang lain.
(Ismawati)