Mengajarkan Anak Menggosok Gigi
Hal penting yang diperlukan untuk menggosok gigi anak adalah sikat gigi kecil dan lembut, serta pasta gigi dengan kandungan fluoride rendah. Saat si kecil berusia di bawah dua tahun, gunakan pasta gigi seukuran butiran beras saja atau bersihkan gigi tanpa pasta gigi atau dengan pasta gigi dengan kandungan free-fluoride.
Setelah ia berumur dua tahun, tambahkan takaran pasta giginya menjadi seukuran kacang polong. Gunakan dua kali takaran ini bila ia telah mencapai 5 tahun. Pastikan Anda mengikuti rekomendasi tadi untuk memastikan dosis fluoride yang tidak berlebihan.
Dua kali sehari di pagi hari dan setelah makan malam, gosok lembut gigi anak Anda pada permukaan dalam dan luarnya. Gosok juga bagian lidah untuk menghilangkan bakteri yang dapat menyebabkan bau nafas. Setelah si kecil dapat melakukannya sendiri, ajarkan ia untuk berkumur dengan air. Jangan lupa, Bunda harus mengganti sikat gigi segera setelah bulu-bulunya terlihat merenggang.
Dokter gigi anak Anda kemungkinan akan merekomendasikan penggunaan benang pada sisi gigi yang bersentuhan. Waktu terbaik untuk menggunakan benang gigi adalah setelah membersihkannya. Hal ini bertujuan agar benang dapat menarik fluoride dari pasta gigi ke bagian bawah antar gigi. Meski tidak ada bukti ilmiah tentang peggunaan benang gigi pada bayi, masih banyak dokter gigi yang tetap merekomendasikan penggunaannya.
Kapan Membiarkan Anak Menggosok Giginya Sendiri?
Setelah si kecil mau dan mampu menggosok giginya, beri ia kesempatan untuk melakukannya sendiri. Kemungkinan ia belum sepenuhnya dapat menggosok gigi dengan baik hingga ia berumur 7 tahun. Ajak si buah hati melakukan kegiatan ini bersama Anda. Gosok gigi Anda saat ia menggosok giginya. Lalu periksa giginya untuk memastikan apakah sudah dalam kondisi bersih. Katakan padanya Anda akan membersihkan kotoran yang masih tertinggal pada mulutnya. Biarkan ia juga membersihkan bagian yang tertinggal pada gigi Anda.
Mengatasi Anak Yang Tidak Suka Gosok Gigi
Jika anak Anda rewel pada setiap waktu gosok gigi, coba Bunda belikan sikat gigi dengan bentuk karakter kartun. Liz, seorang ibu dari putri berumur tiga tahun mengungkapkan keberhasilan trik ini pada anak-anaknya. Anak pertamanya dulu sangat membenci kegiatan gosok gigi. Tapi tidak lagi setelah ia memberikan sikat gigi berbentuk kartun Elmo untuk si kecil. Sejak saat itu ia mulai menyukai kegiatan ini. Anda bisa juga menyediakan beberap sikat gigi dengan warna yang berbeda agar ia dapat memilih satu yang ia akan gunakan saat waktu menggosok gigi tiba.
Beda lagi cerita Bunda Rachel, anak batitanya selalu berontak setiap kali ia berusaha menggosok giginya. Penolakan si kecil tetap berlanjut meski setelah sang Bunda membiarkan ia menggigit-gigit sikat giginya sebentar. Pada satu kesempatan, tiba-tiba saja muncul ide di kepala Bunda Rachel. Anaknya memang sangat menyukai karakter Winnie the Pooh. Menyadari hal ini, saat mendekati waktu menggosok gigi, ia langsung menyanyikan lagu "The Wonderful Thing About Tiggers." Si kecil Rachel langsung terdiam sambil mendengarkan. Tanpa menunggu lama, Bunda Rachel langsung dengan mudah dapat membersihkan gigi anaknya. Tiga bulan kemudian, sang Bunda tetap mengizinkan Rachel menggigit-gigit sikat giginya sebentar. Saat tiba waktunya untuk bernyanyi Bunda mendudukkannya dan mulai bernyanyi. Jika ia menggigit sikat giginya, Bunda akan menghentikan nyanyiannya. Jika ia melepaskan gigitannya, lagu kembali dilanjutkan. Rachel menjadi sangat menyukai kegiatan ini. Sekarang, sebelum Bunda mengingatkan waktu sikat gigi, ia sudah terlebih dulu meminta sikat giginya. Permintaan itu tentu dengan senang hati dipenuhi Bunda Rachel.
Satu lagi pengalaman dari Bunda Nandra yang mungkin bisa menginspirasi para ibu di rumah. Putra bungsunya yang kini berusia 21 bulan dulunya membenci sekali kegiatan menggosok gigi. Tapi sekarang ia menyukai bahkan sering kali meminta Bunda untuk melakukannya. Bunda Nandra berstrategi dengan menggunakan dua buah sikat gigi. Satu sikat gigi untuk dipegang Nandra. Biasanya dia hanya akan menghisap air pada sikat gigi di tangannya. Satu sikat gigi lagi dipegang oleh Bunda. Nandra suka sekali menonton video dirinya sendiri. Jadi sang Bunda menunjukkan video dirinya saat bermain di taman atau ketika berkunjung ke rumah nenek. Ia akan sibuk menonton dirinya sendiri sehingga perhatiannya bisa teralih dan membuat Bunda leluasa untuk menyikat giginya. Kadang ia tidak mau berhenti bahkan menjadi jengkel saat kegiatan ini selesai.
Kandungan Fluoride pada Pasta Gigi Anak
Gigi si kecil yang sedang berkembang hanya membutuhkan fluoride dalam jumlah sedikit untuk mendapatkan manfaat darinya. Mineral ini berfungsi mencegah kerusakan gigi, menguatkan email gigi, dan membuatnya lebih tahan terhadap asam dan bakteri berbahaya. Anak Anda sebenarnya bisa mendapatkan manfaat fluoride dari pasta gigi dan air keran. Kebanyakan sumber air di rumah-rumah telah diperkaya dengan fluoride yang memadai. Jika air di tempat tinggal Anda tidak demikian atau jika Anda menggunakan air dari sumur, cobalah lakukan pemeriksaan untuk memastikan jumlah kandungan fluoride pada air Anda.
Dosis fluoride yang direkomendasikan adalah 25 mg untuk anak di bawah 3 tahun. Anak usia 3 hingga 6 tahun dianjurkan mendapatkan fluoride dengan jumlah 5 mg. Dan dosis sebesar 1 mg untuk anak di atas 6 tahun. Jika hasil pemeriksaan pada air Anda menunjukkan kandungan fluoride kurang dari 3 parts per million, tanyakan dokter anak Anda apakah si kecil perlu diberikan suplemen. Anda bisa mendapatkan resep suplemen fluoride dalam bentuk cair atau tablet kunyah. Sebenarnya air botolan dan jus buah bisa juga mengandung fluoride, tapi jumlahnya tidak selalu tertulis pada kemasannya.
Ingat ya Bunda, yang dibutuhkan anak Anda adalah fluoride dalam jumlah yang sedikit. Menelan terlalu banyak fluoride secara berulang-ulang dapat menyebabkan fluorosisi. Yaitu kondisi dimana noda putih muncul pada gigi dewasa anak Anda. Inilah sebabnya anak tidak boleh menggunakan terlalu banyak pasta gigi. Terutama sebelum anak Anda belajar berkumur dan membuangnya dari mulut.
Mencegah Gigi Anak Bolong dan Rusak
Makanan tertentu kemungkinan menyebabkan kerusakan gigi. Jangan berikan terlalu banyak makanan dan minuman dengan rasa manis termasuk buah, jus, dan makanan seperti mentega kacangg serta jely. Begitu juga makanan yang terbuat dari tepung seperti roti atau biskuit, karena dapat menyebabkan lubang pada gigi. Hindari makanan lengket seperti buah kering yang tidak bisa dengan mudah dibersihkan dari gigi. Jika Anda ingin memberi si kecil makanan dengan rasa manis dan terbuat dari tepung, sebaiknya sajikan pada waktu makan bukan pada waktu cemilan.
Langkah perawatan gigi si kecil yang selanjutnya adalah dengan mengajaknya ke dokter gigi. Para ahli menyarankan orangtua untuk membawa anak ke dokter gigi setelah ulang tahun pertamanya. Jika hingga kini Anda belum pernah mengajaknya untuk melakukan pemeriksaan gigi, segeralah buat janji dengan dokter. Lalu ikuti panduan dokter gigi untuk kunjungan selanjutnya berdasarkan kebutuhan anak Anda. Jika Anda keberatan dengan biaya perawatan gigi si kecil, coba cari tahu program-program khusus yang ditawarkan departemen kesehatan berkaitan dengan pemeriksaan gigi pada anak. Biasanya ada kegiatan pemeriksaan gigi yang diadakan secara gratis
(Ismawati)