Mengajarkan Anak Puasa, Sebaiknya Dari Usia Berapa, Ya?
Di bulan suci Ramadan tahun ini, si kecil mulai penasaran mengenai apa itu puasa. Karenanya, Ibumin berencana mau mulai mengajarkan anak puasa sejak dini.
Mengingat puasa memiliki banyak manfaat buat kesehatan tubuh manusia, Ibumin juga pingin sekali si kecil belajar merasakannya. Apalagi, kelak ketika ia sudah dewasa, puasa menjadi kegiatan yang wajib dilakukan.
Tapi ternyata, mengajarkan anak puasa juga harus melihat waktu yang tepat nih, Bu. Namun sebelumnya, orang tua diharapkan bisa menyampaikan makna puasa dengan cara yang tepat terlebih dahulu.
Agar ia tidak merasa ada paksaan saat melakukannya. Selain itu, mengajarkan anak puasa sebaiknya juga harus dilakukan secara bertahap, dan tidak dilakukan selama kurang lebih 12 jam penuh.
Sebab, hal ini dikhawatirkan bisa mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak. Mengingat si kecil masih memerlukan banyak asupan nutrisi untuk mendukung tumbuh kembangnya.
Karenanya, yuk ketahui kapan sebaiknya mengajarkan anak puasa dan berapa usia yang tepat, dalam ulasan berikut ini.
Manfaat puasa bagi tubuh
Ramadan adalah waktu yang tepat untuk merefleksikan diri, dan merenungkan diri dalam hal kebaikan dan spiritual. Puasa Ramadan jadi salah satu pilar utama dalam menandakan bulan suci, yakni dengan menjalankan puasa dari terbit fajar hingga senja tiba.
Dikutip dari Cleveland Clinic Abu Dhabi berikut adalah beberapa manfaat puasa bagi tubuh manusia yang perlu Parents ketahui:
Menurunkan kadar kolesterol jahat
Banyak orang bertujuan untuk menurunkan berat badan dengan berpuasa. Namun, penelitian terbaru menemukan bahwa puasa juga memengaruhi profil lipid.
Zat yang dapat memengaruhi penurunan kolesterol darah, yang dapat mencegah serangan jantung, stroke, dan penyakit lainnya.
Nafsu makan jadi tertahan
Puasa Ramadan akan memberikan waktu istirahat bagi organ pencernaan kita. Saat tubuh terbiasa makan lebih sedikit, sistem pencernaan akan mendapat kesempatan untuk beristirahat dan ukuran perut secara bertahap menyusut. Hal ini, otomatis dapat mengurangi nafsu makan dan bisa bertahan lebih lama dari banyak tren diet.
Detoks lemak di tubuh
Puasa tidak hanya menggunakan cadangan lemak dalam tubuh kita, tetapi juga membersihkan tubuh dari racun berbahaya yang mungkin ada dalam timbunan lemak.
Nah, dengan diperbaikinya sistem pencernaan selama sebulan, tubuh akan secara alami melakukan detoksifikasi, memberi kita kesempatan untuk melanjutkan gaya hidup yang lebih sehat setelah Ramadan.
Meningkatkan suasana hati dan kesehatan mental
Puasa bisa menjadi metode 'supercharging' otak, meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan sel-sel otak baru, yang pada gilirannya juga ikut mempertajam respons terhadap informasi di dunia sekitar kita. Studi juga menunjukkan bahwa, puasa juga dapat membuat otak lebih tahan terhadap stres, lebih mudah beradaptasi terhadap perubahan, serta dapat meningkatkan suasana hati, daya ingat, bahkan kapasitas belajar jadi lebih baik.
Lalu, kapan anak bisa puasa?
Jika dikutip dari Los Angeles Times menurut Ussma Ghani, ahli diet dan ahli gizi holistik di Nutriacs mengungkapkan, sebenarnya akan lebih mudah bagi anak-anak untuk berpuasa karena mereka belum membangun banyak kebiasaan buruk dalam kehidupan sehari-hari. Artinya, mereka tidak minum kopi atau kecanduan kopi, sehingga membuat mereka jadi memiliki jumlah energi yang tak terbatas.
Mereka juga cenderung nggak terikat pada norma sosial, atau kebiasaan yang mengharuskan mereka melakukan pekerjaan berat. Sehingga, jika lelah, mereka hanya akan berbaring di mana saja, lalu kemudian tidur.
Mengenai kapan anak bisa puasa, secara keseluruhan tergantung dari kebijakan dari orang tua kepada anak-anak mereka. Namun, menurut Islam anak-anak yang sudah masuk usia balig atau pubertas, dianggap sudah wajib berpuasa.
Melansir Hadispedia walau kini si kecil belum masuk usia tersebut, namun mereka tetap dianjurkan untuk dilatih berpuasa. Sehingga ketika sudah menginjak usia balig nantinya, mereka sudah tidak kaget dan sudah siap melaksanakan puasa Ramadan satu bulan penuh.
Usia 7-10 tahun dianggap jadi usia yang tepat untuk mengajarkan anak puasa. Sedangkan mengenai perintah mengajak anak-anak untuk berpuasa dapat dilihat dari riwayat Al Bukhari dalam kitab Shahihnya pada Bab “Puasanya anak kecil“.
Lantas beliau membawakan hadits dari Ar Rubayyi’ binti Mu’awwidz. Ia berkata;
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengutus seseorang pada pagi hari di hari Asyura (10 Muharram) ke salah satu perkampungan Anshor, lantas beliau berkata,
مَنْ أَصْبَحَ مُفْطِرًا فَلْيُتِمَّ بَقِيَّةَ يَوْمِهِ ، وَمَنْ أَصْبَحَ صَائِمًا فَلْيَصُمْ
“Barangsiapa yang tidak berpuasa di pagi hari, maka hendaklah ia menyempurnakan sisa hari ini dengan berpuasa. Barangsiapa yang berpuasa di pagi harinya, hendaklah ia tetap berpuasa.”
Ar Rubayyi’ berkata, setelah kejadian mereka lantas berpuasa. Mereka juga mengajarkan anak puasa. Mereka juga seringkali menghibur anak-anaknya dengan membuatkan sebuah mainan, sehingga lupa dengan rasa laparnya.
Tips mengajarkan anak puasa sejak dini
Menurut penelitian yang dilakukan Journal of the Pakistan Medical Association puasa tidak akan berbahaya bagi kesehatan si kecil jika metodenya dilakukan dengan cara yang benar. Tak lupa, Parents juga harus mempertimbangkan kondisi kesehatan anaknya.
Ketika sedang tidak sehat, sebaiknya jangan memaksakan anak untuk belajar puasa. Dikutip dari Rumaysho berikut adalah tips mengajarkan anak puasa yang bisa Parents lakukan:
- Jelaskan apa makna puasa terlebih dahulu, tentunya dengan tata bahasa yang mudah dimengerti oleh si kecil
- Sangat dianjurkan untuk mengajarkan anak puasa secara bertahap. Cobalah untuk mulai mengajarkan anak puasa selama setengah hari terlebih dahulu. Kemudian, Parents bisa mencoba menambah waktu puasa secara perlahan hingga terbenamnya fajar
- Tetap bangunkan anak untuk sahur. Hal ini dapat membantu anak tetap mendapatkan nutrisi dan energi saat siang hari
- Sesekali, tak ada salahnya mengajarkan anak puasa dan menyemangatinya dengan memberikan hadiah
- Berikan pujian yang membangun semangat si kecil
- Ajak anak mengabaikan rasa lapar dengan kegiatan yang bermanfaat dan tidak memerlukan banyak tenaga; tadarus, hafalan ayat suci, menggambar/mewarnai
- Libatkan si kecil dalam menyiapkan hidangan sahur dan berbuka, agar ia makin semangat puasa
- Jangan paksakan jika si kecil merasa benar-benar tidak kuat menjalankan, jangan lupa selalu hargai usaha si kecil ya Bu.
Mengajarkan anak puasa sejak dini memang wajib dilakukan saat anak belum masuk usia balig. Namun, pastikan Ibu selalu menyajikan makanan sehat dan bergizi agar kegiatan puasa Ramadan ini tidak akan mengganggu tumbuh kembangnya, ya.