Ibupedia

Mengajarkan Rahasia Pada Anak, Benarkah Diperlukan?

Mengajarkan Rahasia Pada Anak, Benarkah Diperlukan?
Mengajarkan Rahasia Pada Anak, Benarkah Diperlukan?

Ibu, pernahkah kamu berbisik ke si kecil mengenai sebuah rahasia, yang tidak boleh diketahui Ayahnya? Contohnya, seperti meminta anak merahasiakan pada sang Ayah bahwa Ibu memberikan jatah screen time, saat sedang makan.

Tapi, tahukah Ibu? Ternyata, mengajarkan rahasia pada anak, tanpa sadar kita juga sudah mengajarkan anak tentang cara berbohong, lho! Padahal, kejujuran dalam keluarga menjadi hal yang penting untuk diterapkan.

Apalagi, kalau saat mengajarkan rahasia pada anak, diselingi dengan kalimat ancaman. Jelas hal ini dapat membuat anak merasa tidak nyaman, dan bisa membuatnya merasa bersalah.

Padahal, jelas bukan tugas anak untuk menjaga rahasia orang tua ya Bu. Bukan tidak mungkin si kecil jadi rentan memiliki rasa takut berlebih hingga cemas, alih-alih demi menjaga rahasia orang tua.

Mengajarkan rahasia ke anak, ada dampaknya!


Kita tahu, bahwa rahasia merupakan sesuatu yang sebaiknya tidak kita bicarakan ke orang lain. Bagi orang dewasa, rahasia bisa menyangkut banyak hal.

Mulai dari rahasia pribadi dan rahasia orang lain. Orang dewasa tentu akan lebih mudah menjaga sebuah rahasia.

Lalu, bagaimana dengan si kecil? Mengutip dari Very Well Family mengajarkan rahasia yang cenderung bersifat menyenangkan pada anak mungkin dianggap cukup aman. Asalkan orang tua perlu membimbing dan memberikan pengertian khusus tentang hal ini.

Rahasia menyenangkan contohnya berupa, rencana kejutan ulang tahun Ibu atau Ayah. Namun, orang tua tidak disarankan untuk mengajarkan rahasia yang berpotensi merusak mental anak.

Misalnya, seorang nenek yang berkata, "boleh makan snack ini, tapi jangan kasih tahu Ayah dan Ibu, ya!”. Mengajarkan rahasia yang berpotensi merusak mental anak ini, dapat memberikan dampak serius pada anak.

Berupa rasa cemas, ketakutan karena adanya ancaman dan lain sebagainya. Orang tua juga perlu mengenali rahasia yang berbahaya seperti, orang asing yang mengancam anak untuk tidak boleh memberi tahu siapa pun.

Rahasia seperti ini, biasanya diikuti dengan ancaman. Tujuannya agar anak tetap diam dan tidak membocorkan rahasia tersebut. Apalagi, anak-anak yang belum diajarkan tentang rahasia, cenderung tidak berani memberi tahu siapa pun dan merasa ketakutan.

Mengajarkan rahasia pada anak dengan cara dipaksa, bukan tidak mungkin dapat menimbulkan efek psikologis yang cukup serius pada si kecil. Apalagi, bukan tugas anak menjaga rahasia orang dewasa, termasuk soal:

  • Sentuhan, pesan, peristiwa ataupun foto yang ia lihat
  • Merahasiakan kegiatan Ibu/Ayah dari satu sama lain
  • Makanan, film ataupun tempat yang dikunjungi.

Pada beberapa kondisi, alih-alih mengajarkan anak rahasia, tanpa sadar orang tua justru telah melakukan tindakan yang tidak baik untuk tumbuh kembang si kecil. Apalagi jika sampai mengajarkan rahasia dengan mengiming-imingi hadiah.

Mengajarkan rahasia ke anak yang tepat


“Janji ya, ini rahasia kita. Kalau sampai kamu bilang-bilang, Ibu bakalan sedih dan kecewa banget, deh!”. Hayooo! Siapa yang pernah mengatakan hal ini pada si kecil?

Ternyata mengajarkan anak rahasia dengan konsep yang nggak tepat, bisa mengakibatkan anak jadi terbiasa berahasia dan berbohong. Ia pun jadi sering menutupi perbuatan orang lain, sehingga ia jadi kesulitan mandiri.

Mengutip Fatherly psikolog anak, Dr. Ann Lagges, a dari Riley Children’s Health mengungkapkan, mengajarkan rahasia pada anak sebaiknya bisa dimulai saat anak berusia 7 tahun ke atas. Orang tua bisa mulai dengan mengajarkan rahasia kecil seperti merencanakan surprise ulang tahun keluarga.

Namun, yang jelas, setiap hal yang berkaitan dengan mengajarkan rahasia ke anak, sebaiknya hanya berupa hal-hal yang menyenangkan saja. Bukan mengajarkan rahasia ke anak dengan topik yang berat.

Nah, pada awal mengajarkan anak rahasia, mungkin kita akan sering menemukan anak membocorkan rahasia tersebut. Apalagi, jika rahasia yang disimpan merupakan hal-hal menyenangkan layaknya pesta kejutan.

Tapi, jangan buru-buru kesal ya, Bu. Tugas orang tua di sini sebaiknya adalah jangan berekspektasi dan tunda kepuasan. Biarkan anak belajar perlahan mengenai rahasia.

Orang tua wajib memberi ruang aman untuk anak


Mengutip dari Riley Children Health mengajarkan rahasia ke anak bisa jadi hal yang rumit. Karena meski usianya sudah di atas 7 tahun, kemampuan anak untuk mengendalikan emosinya belum baik.

Sehingga, saat mengajarkan rahasia ke anak, kita perlu menekankan bahwa ia akan tetap mendapatkan atensi sepenuhnya, perlindungan (bahwa, orang tua tidak akan marah), atau kalau kewalahan, nggak ada salahnya untuk meminta bantuan. Orang tua juga perlu bersikap tenang, solutif dan tidak gegabah supaya si kecil makin tenang.

Ibumin sangat tidak menyarankan jika orang tua mengajarkan rahasia yang berkaitan dengan keselamatan anak. Meski konteksnya bercanda sekalipun.

Yuk, lebih bijak mengajarkan rahasia pada si kecil. Ajarkan anak lebih terbuka sejak dini, agar anak tumbuh tanpa memendam masalahnya sendiri.