Ibupedia

Mengasah Kreativitas Anak Lewat Permainan Seru. Coba, Yuk!

Mengasah Kreativitas Anak Lewat Permainan Seru. Coba, Yuk!
Mengasah Kreativitas Anak Lewat Permainan Seru. Coba, Yuk!

Setiap anak memang terlahir kreatif. Meski begitu, kreativitas anak perlu diasah supaya bisa berkembang dan semakin kuat setiap harinya. Ibarat otot, kreativitas perlu dilatih secara konsisten agar tidak “kendur”. Semakin sering dilatih dan diasah, semakin ia dapat berkembang dengan baik dan maksimal. Orangtua memegang peranan penting dalam menumbuhkan kreativitas anak, terutama saat mereka masih berusia dini atau berada di masa-masa golden ageOrangtua juga bertugas memandu dan mengarahkan anak supaya ia dapat menyalurkan kreativitasnya ke hal-hal positif dan produktif.

Kreativitas anak juga erat kaitannya dengan imajinasi. Jika tidak diarahkan, imajinasi anak yang terlalu aktif ini justru bisa membawa dampak negatif. Memelihara imajinasi dan mengasah kreativitas anak sangat penting bagi perkembangan sosial, mental, dan fisik mereka, sehingga akan berguna bagi anak menghadapi masa depannya.

Pentingnya Mengembangkan Kreativitas Anak

Kreativitas tidak melulu soal kemampuan anak dalam bidang seni atau musik. Kreativitas jauh lebih luas daripada itu. Bicara tentang kreativitas berarti bicara tentang kemampuan seseorang menciptakan ide, konsep, atau gagasan baru, atau menghubungkannya dengan apa yang sudah ada. Mengembangkan kreativitas anak penting dilakukan karena kreativitas adalah kunci sukses di hampir semua hal yang kita lakukan. Orang-orang yang mampu berpikir kreatif akan lebih fleksibel dan dapat memecahkan masalah dengan lebih baik. Kreativitas juga membantu kita beradaptasi dan menghadapi perubahan serta memanfaatkan peluang baru.

Ada satu studi seperti dilansir dari laman Psych Central, yang menemukan bahwa imajinasi anak-anak ternyata dapat membantu mereka mengatasi rasa sakit dengan lebih baik. Kreativitas juga membantu anak-anak menjadi lebih percaya diri, mampu mengembangkan keterampilan sosial, dan belajar lebih baik.

Dengan kreativitas yang anak miliki, ia juga jadi terdorong untuk mengeksplorasi hal-hal baru serta menghasilkan sesuatu dari ide-ide yang belum pernah tercetus sebelumnya. Anak yang kreatif juga menjadi salah satu tanda bahwa kecerdasannya berkembang dengan baik. Ia akan mampu berpikir kritis, berimajinasi, dan melihat berbagai kemungkinan solusi untuk memecahkan suatu masalah. Tentu kemampuan yang sangat didambakan banyak sekali orang dewasa, ya!

Nah, salah satu cara yang bisa dilakukan orangtua untuk mengembangkan kreativitas anak, terutama kreativitas anak usia dini adalah dengan mengajak anak bermain kreatif.

Apa itu Bermain Kreatif?


Bermain kreatif pada dasarnya adalah mengarahkan anak supaya dapat bermain menggunakan kreativitasnya. Contohnya seperti mengajak anak bermain role play atau berpura-pura memainkan profesi tertentu, misalnya dokter. Ibu dan Ayah bisa berperan sebagai pasien, sedangkan anak sebagai dokter. Lakukan percakapan layaknya dokter dan pasien. Kegiatan ini tanpa sadar dapat memancing jiwa-jiwa kreatif anak karena ia didorong untuk merespon percakapan Ibu dan Ayah yang berperan sebagai dokter. Ia juga jadi terdorong untuk berimajinasi. Inilah yang dinamakan bermain kreatif atau creative play.

Selain itu, Ibu atau Ayah juga bisa memberikan mainan yang membebaskan anak menggunakan kreativitasnya dalam bermain, seperti balok dengan berbagai bentuk, tanah liat, lego, dan mainan serupa lainnya. Ini akan mendorong imajinasi anak untuk mewujudkan berbagai macam bentuk yang ia suka. 

Manfaat Bermain Kreatif sebagai Cara Meningkatkan Kreativitas Anak


Bermain kreatif dapat membantu mengembangkan berbagai aspek perkembangan anak, seperti yang dikutip dari laman Growing Kids Learning Center berikut ini:

  1. Aspek perkembangan emosional

    Ketika anak-anak bermain permainan kreatif, ia akan dituntut untuk mengarang cerita, skenario, percakapan tokoh, yang mana ini dapat membantu mereka mengeksplorasi dan mengekspresikan emosi. Meski anak-anak mungkin tidak tahu pasti bagaimana mengekspresikan perasaan mereka sendiri, namun mereka bisa jadi lebih mudah melakukannya melalui action figure, boneka, atau mainannya. Dengan begitu, keterampilan emosionalnya bisa terlatih dan terus meningkat. Kegiatan ini menjadi jalan keluar positif bagi anak untuk mengekspresikan emosinya.

  2. Aspek perkembangan sosial

    Bermain kreatif juga memungkinkan anak berinteraksi dengan orang lain dan mempelajari berbagai keterampilan sosial. Saat si kecil bermain, misalnya berpura-pura menjadi pegawai salon dan temannya yang lain menjadi pelanggannya, ia dapat belajar bagaimana berkomunikasi dengan orang lain dan bersosialisasi dengan cara yang menyenangkan dan unik. Bahkan jika anak bermain sendiri, permainan kreatif tetap memungkinkan ia belajar bagaimana bersosialisasi. Misalnya saat ia bermain dengan figur-figur binatang, ia akan berlatih membangun percakapan antara satu figur dengan figur yang lain. Ini dapat berguna saat ia berinteraksi dengan orang lain.

  3. Aspek perkembangan bahasa

    Seperti yang sudah disebutkan di poin dua, permainan kreatif memungkinkan si kecil berinteraksi dengan orang lain untuk melatih percakapan melalui mainan mereka. Ini memungkinkan mereka untuk membangun kosakata yang lebih banyak dan mengembangkan keterampilan komunikasi yang lebih baik. Tentu saja, permainan kreatif akan sangat berdampak pada perkembangan bahasanya!

  4. Aspek perkembangan kognitif

    Melalui permainan kreatif, anak-anak juga dapat mengembangkan keterampilan intelektualnya. Mereka akan mendapat banyak kesempatan untuk mengasah kemampuan pemecahan masalah dan mulai belajar lebih banyak soal bahasa, hukum sebab dan akibat, dan banyak lagi. Kreativitas dapat memicu rasa ingin tahu yang dapat membuat anak belajar lebih banyak tentang berbagai hal yang menarik minatnya. Ia akan dapat mengembangkan keterampilan matematika, keterampilan membaca, keterampilan berpikir, dan banyak keterampilan kognitif lainnya.

  5. Aspek perkembangan motorik

    Permainan kreatif juga dapat membantu anak-anak mengembangkan keterampilan motoriknya. Menyusun balok, membentuk tanah liat, melukis menggunakan kuas, serta kegiatan serupa lainnya akan memungkinkan anak mengembangkan keterampilan motorik halusnya. Ketika anak bermain role play dan berpura-pura menjadi pilot, ia akan berlari dan melompat-lompat saat berpura-pura menyetir pesawat, kegiatan ini akan sangat baik bagi keterampilan motorik kasarnya. Bermain kreatif akan mampu mengembangkan keterampilan motorik dan meningkatkan kemampuan fisik serta gerakannya.

Melalui permainan kreatif, anak-anak akan dapat belajar banyak dan terus mengembangkan sejumlah keterampilan yang berbeda. Selain itu, permainan kreatif dapat membantu mereka tetap kreatif seiring bertambahnya usia, yang merupakan keterampilan yang diinginkan oleh banyak orang dewasa. Pastikan untuk mendorong kreativitas anak dengan memberikan mereka ide, ruang, waktu, kesempatan, dan hal-hal lain yang mereka butuhkan untuk menjadi kreatif.

Aktivitas untuk Mengasah Kreativitas Anak


Mengasah kreativitas anak tidak melulu harus dengan menggunakan mainan mahal. Ibu dan Ayah bahkan bisa memanfaatkan benda-benda yang ada di rumah atau barang-barang bekas yang sudah tidak terpakai. Apa saja sih aktivitas yang bisa dilakukan untuk mengembangkan kreativitas anak?

  1. Menggambar dan mewarnai

    Menggambar dan mewarnai banyak disukai anak-anak karena aktivitas ini bisa membuat anak bebas bereksplorasi dan menuangkan imajinasinya di selembar kertas. Menggambar juga dapat membantu anak meluapkan emosi yang mungkin masih sulit ia utarakan. Kegiatan ini terbilang sederhana karena orangtua hanya perlu menyediakan alat tulis dan spidol, krayon, atau pensil warna, serta kertas atau buku gambar sebagai media menggambarnya. Saat anak menggambar, tanyakan juga apa yang sedang ia gambar itu, sebagai cara melatih kemampuannya berbicara, bercerita, sehingga bisa memperkaya kosakata.

  2. Membuat stempel dari spons cuci piring

    Cara meningkatkan kreativitas anak yang satu ini cukup mudah dilakukan. Potong spons cuci piring menjadi aneka bentuk, seperti lingkaran, segitiga, persegi, bintang, dan hati. Lalu siapkan campuran air dan cat aneka warna di beberapa piring kecil. Siapkan juga kertas atau buku gambar. Setelah itu, ajak anak untuk mencelupkan spons ke cat warna kemudian buat stempel di kertas. Aktivitas sederhana ini akan mengajarkan pengenalan bentuk pada anak sekaligus memberinya kesempatan untuk menunjukkan kreativitasnya.

  3. Membuat prakarya dari barang bekas

    Jika di rumah banyak barang bekas yang tidak terpakai, misalnya botol atau gelas bekas air mineral, ajak anak untuk mengubahnya menjadi suatu prakarya. Siapkan beberapa lembar kertas warna-warni, spidol, lem, dan gunting. Hias botol atau gelas bekas itu semenarik mungkin. Biarkan anak mencoba menghias botolnya sendiri sesuai ide dan imajinasinya. Tapi tetap bantu anak untuk melakukan hal-hal yang belum ia kuasai ya, Bu, misalnya menggunting. Setelah selesai, gunakan prakarya itu sebagai tempat pensil atau vas bunga!

  4. Bermain plastisin atau lilin mainan warna-warni

    Plastisin atau yang sekarang mungkin lebih dikenal dengan play dough, dapat menjadi alternatif mainan yang bisa mengasah kreativitas anak. Plastisin atau lilin malam ini banyak tersedia dalam berbagai warna. Bebaskan anak membuat bentuk apapun dari plastisin. Jika anak Ibu baru pertama kali mengenal plastisin, tunjukkan cara untuk mengubahnya jadi sesuatu yang menarik, misalnya bunga, hewan, mobil, atau rumah. Setelah itu, biarkan anak berkreasi sendiri. Ibu atau Ayah juga bisa lo menyediakan cetakan kue beraneka bentuk, penggaris untuk memotong, dan pensil untuk membuat lubang.

  5. Role play atau bermain peran

    Seperti yang sudah disebutkan di atas, bermain peran juga bisa menjadi cara meningkatkan kreativitas anak lo! Setiap anak pasti memiliki tokoh favorit. Ibu atau Ayah bisa memanfaatkan hal ini dengan mengajak anak berpura-pura menjadi tokoh kesukaannya tersebut. Misalnya jika anak mengidolakan tokoh Spiderman, minta ia menyelamatkan seseorang yang sedang dalam bahaya (yang diperankan oleh Ibu atau Ayah). Agar lebih maksimal, gunakan perlengkapan yang mendukung peran anak tersebut, seperti kain untuk jubah Spiderman serta topeng dari kertas. Selain untuk mengasah kreativitas anak, bermain peran juga dapat membantunya mengembangkan kemampuan berkomunikasi serta meningkatkan rasa percaya dirinya.

  6. Permainan memilih di antara dua pilihan

    Permainan ini tidak membutuhkan benda atau peralatan tertentu. Ibu atau Ayah hanya perlu mengajak anak duduk berdua dan mulai meminta anak memilih di antara dua pilihan. Misalnya, “Adek suka es krim atau puding?”, “Kakak pilih anjing atau kucing?”, atau “Kamu lebih suka mana, pizza atau pasta?”. Setelah ia menentukan pilihannya, tanyakan kepadanya alasan kenapa memilih hal tersebut. Coba untuk melakukan debat dan diskusi kecil. Kegiatan seperti ini bisa membantu anak mengembangkan kekuatan penalaran, yang merupakan keterampilan yang sangat penting di masa depan.

  7. Bermain sambung cerita

    Permainan ini juga tidak membutuhkan bahan apapun. Ibu atau Ayah bisa memulainya dengan menceritakan sesuatu yang menarik kepada anak, misalnya tentang anak kucing yang tersesat. Lalu pancing anak untuk melanjutkan cerita sesuai imajinasinya. Gunakan pertanyaan-pertanyaan untuk memudahkan anak dalam merunut cerita, seperti “Terus kucingnya ngapain ya, Dek biar bisa pulang ke rumah?”, atau “Si kucing harus cari bantuan nih, enaknya minta bantuan ke Gajah atau Monyet, ya?”, dan lain sebagainya. 

Hal-hal yang Bisa Menghambat Kreativitas Anak


Selain lewat berbagai permainan seru di atas, orangtua juga perlu menghindari hal-hal di bawah ini supaya perkembangan kreativitas anak tidak terhambat.

  1. Terlalu mengatur dan banyak melarang anak

    Banyak orangtua yang sangat idealis bahkan terhadap anaknya sendiri. Mereka sangat sering mengatur dan menghalangi keinginan si kecil yang sedang ingin banyak bereksplorasi. Padahal kebiasaan ini justru akan mengubur kreativitas anak lo! Sebaliknya, biarkan anak mengembangkan cara berpikir out of the box dengan membebaskannya memilih sesuatu, seperti mainan yang ingin dimainkan, makanan yang ingin dimakan, dan lain-lain. Atau orangtua juga bisa memberi si kecil banyak pilihan agar ia merasa memiliki otonomi dan memancing sisi kreatifnya.

  2. Membebani anak dengan banyak sekali kegiatan

    Memiliki anak yang aktif dengan segudang jadwal kegiatan sering jadi dambaan banyak orangtua. Padahal, terlalu membebani anak dengan banyak kegiatan justru akan menyerap energinya. Anak jadi sering kelelahan dan kehabisan tenaga. Anak yang terlalu lelah akan sulit berkonsentrasi dan berpikir kreatif. Sebaiknya, anak diberikan kesempatan untuk menikmati free time yang bisa ia gunakan untuk melakukan sesuatu yang benar-benar ia senangi. Dengan begitu, kreativitas anak bisa terasah.

  3. Anak terlalu sering disalahkan

    Anak-anak memiliki cara berpikir yang seringkali berbeda dengan orang dewasa. Dan ini termasuk hal yang wajar, mengingat aspek perkembangan kognitifnya juga belum terbentuk sempurna. Sayangnya, banyak orangtua yang menganggap hal itu sebagai bentuk kenakalan. Akibatnya, anak dimarahi hanya karena ingin membawa gelas kaca sendiri, atau saat ia sengaja menuangkan air ke makanannya. Padahal itu merupakan cara si kecil belajar dan mengeksplorasi lingkungannya. Dengan mencoba-coba sesuatu, anak juga berarti sedang menunjukkan sisi kreatifnya. Jika orangtua terus-menerus menyalahkan anak karena hal-hal kecil yang ia lakukan, lama-lama anak akan malas menuangkan ide-ide kreatifnya.

Tapi perlu dibedakan juga ya, mana yang aman untuk tetap dilakukan anak, dan mana yang tidak. Kalau anak tiba-tiba memegang pisau, menyentuh saklar listrik, atau benda-benda berbahaya lainnya, segera pisahkan anak dari hal-hal tersebut, dan jelaskan mengapa itu sangat berbahaya.

Penulis: Darin Rania
Editor: Dwi Ratih

Follow Ibupedia Instagram