Musik dan Bayi Anda
Sejumlah penelitian menyebutkan, mempelajari musik di usia dini dapat membantu perkembangan otak anak. Beberapa pakar juga menyatakan, memainkan sebuah instrumen musik akan membuat anak-anak lebih pintar dalam bidang matematika.
Namun kesimpulan itu diambil berdasarkan riset pada anak-anak yang lebih besar, bukan pada bayi atau anak-anak balita. Sebuah studi lain, yang melibatkan anak-anak usia 5 tahun dan mahasiswa, juga menunjukkan bahwa mendengarkan musik yang ceria dapat meningkatkan performa kognitif mereka di samping berkembangnya kreativitas.
Lalu bagaimana musik mempengaruhi bayi, khususnya bayi baru lahir hingga usia 1 tahun? Adakah dampak positif untuk perkembangannya? Meski tidak sesignifikan riset pada anak yang lebih besar atau orang dewasa, beberapa riset menyatakan bayi yang baru lahir dapat membedakan bahasa ibu mereka dan bahasa yang tidak dikenali sebelumnya dengan mendengarkan nada dan irama.
Pada usia dua bulan, menurut sebuah studi, bayi sudah dapat mengingat melodi yang pendek-pendek. Dan beberapa pakar juga mengungkapkan janin berusia 35 minggu mampu membedakan dan mengingat suara yang berbeda.
Apakah mendengarkan musik memberikan manfaat untuk si kecil? Berdasarkan sejumlah penelitian, jawabannya ya, Bunda. Sama seperti Anda yang mendadak tak lagi galau setelah mendengarkan lagu-lagu ceria atau tertidur saat mendengar musik lembut, bayi pun bisa merasakan hal serupa. Lagu pengantar tidur konon terbukti menjadi salah satu cara menenangkan bayi sebelum ia terlelap.
Musik terkadang menjadi bagian dari terapi bayi prematur karena penelitian menunjukkan ada hubungan antara musik dan kenaikan berat badan. Salah satu studi juga menyebutkan bayi berusia 34 minggu mampu mengingat suara-suara yang dihasilkan ketika dia ngempeng. Saat dirawat di rumah sakit, bayi ini lebih cepat pulang ke rumah dibanding yang lain.
Selain untuk si kecil, Anda juga dapat ikut mendengarkan musik untuk membangkitkan semangat Anda, di samping membuat rileks otot-otot yang kaku. Melalui musik, ikatan antara Anda dan si kecil juga dapat terbangun. Bayangkan betapa senangnya berbagi kebahagiaan dengan buah hati Anda saat Anda mendengarkan irama lagu-lagu yang gembira bersamanya.
Bunda, daripada Anda menyetel televisi untuk memperdengarkan musik pada si kecil, lebih baik Anda memutarnya dari CD player (atau dari gadget-gadget canggih yang ada saat ini) atau Anda sendiri yang memainkan untuk anak Anda. Anda bisa memutar atau memainkannya menjelang si kecil tidur. Putarkan musik yang sama setiap hari dan redupkan lampu agar anak bisa menandai ini adalah waktu tidur. Ini sekaligus sebagai salah satu metode sleep training. Musik yang Anda putar sebaiknya musik bertempo slow.
Namun jangan tinggalkan si kecil dengan kondisi CD player masih menyala. Sebab, menurut psikolog Jodi Mindell, bayi Anda bisa terbangun begitu musik berhenti. Jadi bagaimana sebaiknya? Mindell, pakar tidur anak dan penulis Sleeping Through the Night: How Infants, Toddlers, and Their Parents Can Get a Good Night's Sleep mengatakan, akan lebih baik jika Anda memutarkan beberapa lagu kepada si kecil menjelang tidur, kemudian matikan CD player sebelum si kecil tertidur.
Jika Anda memilih bernyanyi sendiri untuk buah hati Anda, silakan lakukan. Jangan khawatirkan betapa tidak merdunya suara Anda. Bayi Anda toh bukanlah kritikus musik. Dia hanya seorang anak yang membutuhkan kasih sayang dan perhatian dari Anda, ibundanya.
Anda bisa bersenandung saat akan menidurkan si kecil, bisa juga saat sedang bermain bersama. Misalnya ketika sedang bermain balok atau lego, Anda boleh menyanyikan lagu yang ada kaitannya dengan permainan tersebut. Misalnya nursery rhymes yang cukup populer di Indonesia, London Bridge. Atau menyanyikan lagu Bintang Kecil saat sedang bermain di teras pada malam hari.
Bahkan ketika Anda berkata “Cilukba” sekalipun, Anda juga bisa sambil bernyanyi, lho. Caranya, buat nada pengucapan “Cilukba” menjadi berirama, lucu, dan menarik. Jangan lupa disertai membuat muka lucu atau bahasa tubuh yang bisa membuat bayi Anda terpukau.
Dapatkah si kecil bermain musik sendiri? Bisa saja. Anak bayi atau balita sudah dapat memukul-mukul drum atau memencet tuts piano (meski serampangan), namun ia belum serius pada usia ini. Kebanyakan anak baru siap belajar instrumen pada usia 5-7 tahun.
Apakah ada musik khusus untuk setiap anak? Jawabannya ada pada diri Anda sendiri. Andalah yang akan memberikan pengaruh padanya. Misalnya Anda menyukai musik klasik dan si kecil tampak menikmatinya, silakan. Boleh pula memperkenalkannya dengan lagu-lagu atau instrumen tradisional. Apapun asalkan memiliki melodi yang bagus, anak biasanya akan menyukainya.
Namun sebagai panduan, lagu berirama slow dapat diputar menjelang tidur dan lagu ceria Anda lantunkan saat bermain. Lagu-lagu yang terlalu keras seperti metal, grunge, atau rap, sebaiknya tidak diperkenalkan kepada bayi. Penelitian menyebutkan, bayi lebih menyukai musik yang sederhana namun ceria.
Lebih dari semua itu, tujuan utama memperdengarkan musik atau melatih kepekaan musik terhadap bayi Anda bukanlah untuk menciptakan the next Mozart. Mendengarkan musik adalah tentang bagaimana si kecil bersenang-senang dan mempelajari suara-suara serta irama-irama baru. Jadi, pelajarilah apakah buah hati Anda menikmati musik yang Anda putarkan, atau justru si kecil sama sekali (atau belum) tertarik. Ikuti apa maunya, ya Bunda, dan jangan memaksa.
(Dini)