Orang Tua Over Protektif Jadi Penyebab Anak Minder
Ibu, pernah nggak sih merasa terlalu over protektif dengan si kecil? Mau main kotor-kotoran nggak boleh, mau main di luar rumah nggak boleh, pokoknya ini nggak boleh deh. Alasannya nggak lain karena takut si kecil mudah sakit dan mengganggu kesehatan.
Wah, kalau bisa hal ini jangan terlalu sering dilakukan oleh orang tua ya Bu. Sebab tanpa disadari dapat menjadi penyebab anak minder lho! Anak menjadi sulit bersosialisasi dan mengeksplor diri karena batasan yang diberikan orang tua tersebut.
Hal ini juga bisa melumpuhkan kepercayaan diri anak, dengan melindungi atau menjauhkannya dari kebebasan. Akibatnya, anak jadi terbiasa akan perlindungan dari orangtuanya sehingga cenderung tumbuh jadi anak yang minder dan tidak percaya diri.
Kalau hal ini terlanjur Ibu terapkan pada si kecil, ada baiknya yuk mulai sekarang diperbaiki perlahan-lahan dan jangan sampai diabaikan. Untuk itu lebih yuk kita bahas terlebih dahulu apa saja yang jadi penyebab anak minder berikut ini.
Faktor penyebab anak minder
Ada banyak penyebab anak minder yang perlu diketahui oleh orang tua. Melansir Very Well Family kebanyakan penyebab anak minder memang berasal dari pola asuh orang tua yang tanpa sadar membangun hal tersebut. Berikut ini adalah beberapa faktor anak minder yang seringkali dialami:
1. Sering membandingkan
Pernahkah Ibu tanpa sadar berkata, “kalau kakak lebih pintar makannya, kalau adik sih lebih sering GTM”? Meskipun dalam hati Ibu tidak bermaksud membandingkan, namun kadang kala hal tersebut justru malah membuat si kecil jadi minder.
Sebab, ia merasa tidak bisa diandalkan dan tidak punya kemampuan apa-apa jika dibandingkan dengan sang kakak. Membanding-bandingkan anak seperti ini biasanya lebih berefek pada anak usia mulai dari 11 tahun.
Tapi tidak menutup kemungkinan anak di bawah 11 tahun pun sudah mengerti mengapa orang tuanya sering membanding-bandingkan. Pada beberapa kasus bahkan bisa membuat si kecil menjadi trauma lho Bu.
2. Merasa anak tidak punya potensi atau meremehkan anak
“Kayaknya kamu nggak bakat main blocks deh, kak” atau “kamu nggak cocok belajar berhitung, banyak yang salah”, nah kalimat seperti ini menandakan bahwa orang tua merasa si kecil tidak potensial.
Hal ini justru membuat anak jadi merasa usaha mereka tidak sebaik teman-teman mereka dan mulai merasa rendah diri karena diremehkan oleh orang tua. Jika dibiarkan maka anak bisa merasa rendah diri dan tidak mau mencoba hal baru.
3. Sering memaksakan kehendak
Pernahkah Ibu memaksa si kecil untuk belajar aneka kegiatan yang disukai orang tua? Alih-alih agar si kecil bisa menggantikan mimpi orang tua yang tidak bisa diraih, hal ini justru hanya menjadi penyebab anak minder.
Pada awalnya saat si kecil berusia sekitar 2 tahun, mungkin ia akan merasa tidak ada tekanan atas apa yang diperintahkan oleh orang tua. Namun saat ia beranjak remaja dan orang tua tetap memaksakan kehendak hal ini justru akan membuat anak menjadi minder dan takut mengekspresikan keinginannya.
4. Sering dilarang dan over protektif
Ini itu tidak boleh, pokoknya segala hal harus sesuai dengan kehendak orang tua deh! Hati-hati ya bu terlalu sering melarang si kecil hanya akan membuat si kecil merasa tidak nyaman dan tertekan.
Apalagi jika hal ini berlangsung terus menerus, tingkat kepercayaan dirinya pun lama kelamaan akan menurun dan hal ini bisa jadi penyebab anak minder sehingga sulit bergaul. Jika larangan demi larangan terus diberikan orang tua, anak juga menjadi takut untuk melakukan apapun.
5. Sering memarahi anak
Bersikap tegas pada anak memang penting dilakukan oleh orang tua. Tapi nggak berarti si kecil harus sering dimarahi ya Bu.
Kebiasaan memarahi anak ini tentu akan membuat mereka selalu merasa ada yang salah. Apalagi kalau orang tua memarahi anak di depan umum atau ruang publik. Hal ini hanya akan membuat mereka menjadi malu dan tertekan.
Lalu bagaimana menghilangkan penyebab anak minder?
Walaupun faktor penyebab anak minder di dapat dari pola asuh orang tua, akan tetapi penyebab anak minder tetap bisa dihilangkan kok Bu. Melansir Kids Health saat anak-anak tumbuh, harga diri mereka juga bisa ikut tumbuh.
Setiap kali anak-anak mencoba sesuatu, melakukan sesuatu, dan mempelajari sesuatu dapat menjadi kesempatan bagi harga diri mereka untuk tumbuh. Anak berhak merasakan keinginannya sendiri untuk meraih cita-cita.
Mereka juga berhak mencoba yang terbaik sesuai dengan kenyamanan mereka. Tujuannya agar anak bisa bangga dengan apa yang bisa mereka lakukan.
Harga diri membantu anak-anak mengatasi kesalahan yang mereka mungkin lakukan. Menjadikan anak penasaran ingin terus menggali potensi diri meski gagal pada awalnya sehingga ia jadi bisa berprestasi lebih baik di sekolah, di rumah, dan mudah bersosialisasi dengan teman-teman.
Sebaliknya jika anak minder justru ia hanya mendapatkan harga diri yang rendah dan tidak percaya diri. Mereka mungkin mudah menyerah, atau bahkan tidak mau mencoba hal baru sama sekali.
Anak-anak dengan harga diri rendah justru merasa sulit untuk mengatasi masalah ketika mereka melakukan kesalahan, kalah, atau gagal. Akibatnya, mereka mungkin tidak melakukannya sebaik yang mereka bisa. Orang tua bisa lakukan ini untuk mengatasi anak minder:
- Ajak bicara dari hati ke hati secara perlahan, pahami apa yang menjadi keinginannya yang sudah lama terpendam;
- Kendalikan emosi, jangan langsung memarahinya tanpa mendengar penjelasannya terlebih dahulu;
- Ajarkan si kecil bagaimana cara menyelesaikan masalah yang baik;
- Ajarkan si kecil bahwa berbuat salah merupakan hal yang wajar dialami oleh setiap manusia;
- Fokus pada kelebihan anak dan hindari menganggap kekurangan anak adalah hal yang sangat memalukan; dan
- Biarkan anak mengambil keputusan sendiri dalam memecahkan sebuah masalah. Orang tua cukup membimbingnya dari belakang saja.
Tiap anak tentu punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing ya Bu. Mulai sekarang usahakan untuk menerima kekurangannya terlebih dahulu dan selalu bimbing si kecil agar ia terhindar dari rasa minder.
Selain itu orang tua juga perlu merubah pola asuh yang menjadi faktor penyebab anak minder. Yuk semangat Bu, mendidik anak memang tak segampang yang dipikirkan. Namun percayalah tiap anak tentu berpotensi untuk menggapai cita-citanya sendiri.
Editor: Dwi Ratih