Pelajari Cara Tepat Menerapkan Sistem Reward Dan Punishment Untuk Anak
Awalnya, penyebutan sistem reward dan punishment ini, lebih sering ditujukan bagi karyawan di suatu perusahaan. Namun, belakangan istilah tersebut juga digunakan sebagai salah satu metode pengasuhan anak, lho!
Persis seperti makna katanya, sistem reward berarti memberikan hadiah. Sementara, punishment berarti hukuman.
Namun, penerapan sistem reward dan punishment yang keliru, terutama jika dilakukan pada anak bisa berakibat fatal. Untuk itu, memberikan hadiah maupun hukuman untuk anak sebaiknya nggak boleh dilakukan sembarangan.
Ada baiknya, Parents perlu mempelajari dulu fakta-fakta dari sistem reward dan punishment berikut ini, sebelum dipraktekkan pada pengasuhan si kecil. Yuk, simak sampai habis dan jangan sampai ada yang terlewat ya!
Apa itu sistem reward dan punishment?
Orang tua punya tanggung jawab untuk mendidik dan mengajari anak-anak keterampilan sosial, serta emosional yang dibutuhkan saat mereka dewasa kelak. Hal inilah, yang kemudian membuat orang tua menerapkan aturan-aturan yang harus dipatuhi, serta ekspektasi yang diharapkan bisa dipenuhi oleh anak.
Dikutip dari Psychology Today, pengasuhan yang efektif bukan tentang mengendalikan anak, mencoba mengubah anak sesuai dengan ekspektasi orang tua, maupun menetapkan standar bagi "anak yang baik". Sebaliknya, pengasuhan yang efektif harus berdasarkan pada kebutuhan serta kondisi fisik dan psikis anak.
Dalam hal ini sistem reward dan punishment bisa menjadi alat untuk menyeimbangkan pengasuhan anak. Pasalnya, akan ada hadiah yang diberikan ketika anak berperilaku baik.
Sebaliknya, akan ada hukuman ketika anak melakukan kesalahan. Dengan begitu, anak-anak tahu konsekuensi yang akan diterima dari pilihan mereka.
Seperti apa batasan dalam penerapannya?
Pada dasarnya, tidak ada aturan pasti tentang batasan dalam penerapan sistem reward dan punishment. Namun, dikutip dari Very Well Family, saat menyiapkan sistem reward dan punishment, sebaiknya perhatikan usia si kecil.
Tujuannya, agar pemberian hadiah maupun hukuman tidak melampaui kemampuan si kecil dalam menerimanya. Lebih lanjut, dalam memberikan hadiah dan hukuman juga dianjurkan agar orang tua tetap memerhatikan maknanya.
Berikan hadiah dan hukuman yang bermakna positif dan mudah dimengerti anak. Jangan sampai anak justru tidak tahu, mengenai tujuan hadiah maupun hukuman yang diberikan.
Misalnya, ketika anak menolak untuk merapikan mainannya setelah waktu bermain habis. Berikan hukuman seperti tidak membelikan mainan baru, sehingga anak bisa termotivasi untuk merapikan mainannya.
Demikian pula ketika anak mau dengan suka rela merapikan mainannya. Nggak ada salahnya, sesekali berikan pujian sebagai hadiah yang bisa memotivasi anak untuk terus melakukan hal tersebut.
Bagaimana dampak penerapan sistem reward dan punishment?
Penerapan sistem reward dan punishment bisa memberikan dampak positif pada perkembangan anak. Pertama, anak terbiasa disiplin terhadap waktu maupun tanggung jawabnya.
Sistem reward dan punishment, membantu anak lebih termotivasi untuk menyelesaikan tanggung jawabnya karena tahu ada konsekuensi yang akan diterima. Kedua, anak bisa membuat dan menentukan skala prioritas untuk dirinya.
Sistem reward dan punishment meningkatkan kesadaran pada anak, untuk menentukan skala prioritas dalam segala hal yang dikerjakan. Ketiga, sistem reward dan punishment menjauhkan anak dari kekerasan fisik maupun verbal dari orang-orang di sekitarnya, termasuk orang tua.
Namun, sistem ini juga bisa menimbulkan dampak negatif jika tidak diterapkan secara tepat. Misalnya, anak jadi terbiasa meminta imbalan hadiah setelah melakukan kebaikan. Di sisi lain, anak juga bisa menjadi bingung jika Ibu dan Ayah tidak konsisten dalam menerapkan peraturan di rumah.
Apa saja jenis hadiah dan hukuman yang wajar diberikan?
Dikutip dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC), Ada dua jenis hadiah yang bisa diberikan. Memberikan hadiah dalam bentuk materi, misalnya mainan, buku cerita, atau hal lain yang membutuhkan uang.
Ibu bahkan bisa mengajak si kecil pergi ke kebun binatang, taman bermain, atau makan di resto favoritnya ketika anak berprestasi. Ada pula jenis hadiah berupa penghargaan sosial.
Hadiah ini bisa diberikan secara cuma-cuma alias gratis untuk si kecil, seperti berupa pelukan maupun kalimat pujian. Meski terlihat sepele, hadiah berupa penghargaan sosial ini bisa langsung dirasakan si kecil setelah melakukan hal-hal baik.
Ia pun merasa lebih dihargai sehingga termotivasi untuk melanjutkan hal-hal baik tersebut. Sementara itu, hukuman wajar yang diberikan ketika anak melakukan kesalahan sebaiknya tidak mengandung unsur kekerasan fisik dan verbal.
Pasalnya, hukuman yang memiliki nilai kekerasan tidak akan membuat anak jera, tetapi justru menimbulkan luka traumatis pada anak yang lebih sulit disembuhkan.
Jenis hukuman yang diberikan sebaiknya juga disesuaikan dengan usia anak. Misalnya, bagi anak berusia 0 sampai 3 tahun, Ibu bisa memberikan hukuman 'time out' dengan cara membuat anak menenangkan dirinya sendiri selama beberapa menit.
Setelah waktu time out habis, Ibu bisa mendatangi si kecil dan memeluknya sambil memberikan nasihat agar ia tidak mengulangi kesalahannya lagi. Menerapkan sistem reward dan punishment itu gampang-gampang susah ya, Bu.
Namun, bukan berarti mustahil untuk dilakukan. Parents bisa menerapkan sistem ini dalam pengasuhan secara konsisten, sehingga si kecil tidak mengalami kebingungan.
Tips dari Ibumin, selaraskan dulu apa yang menjadi visi misi Parents sebelum menerapkan sistem reward dan punishment. Selamat mencoba!