Ibupedia

Pentingnya Waktu Main Untuk Anak

Pentingnya Waktu Main Untuk Anak
Pentingnya Waktu Main Untuk Anak

Bermain sangat penting untuk perkembangan dan pertumbuhan sosial, emosional, fisik, dan kognitif anak. Bermain menjadi cara anak belajar tentang tubuhnya dan dunia luar, dan anak menggunakan 5 panca indra saat melakukannya, terutama di tahun pertama.

Eksplorasi menjadi inti dari bermain. Para ahli tumbuh kembang anak mengungkapkan bahwa bermain adalah pekerjaan anak, dan tentunya bersih-bersih setelah bermain menjadi tugas orang tua, ya Bun.

Ketika anak mulai aktif bergerak di usia batita, permainan yang ia lakukan menjadi lebih imajinatif dan kompleks. Melalui bermain ia berlatih banyak keterampilan, seperti kemandirian, kreativitas, rasa ingin tahu, dan memecahkan masalah. Bermain juga menjadi tempat mengeksplorasi perasaan, nilai, dan keterampilan perkembangan sosial. Jauh sebelum anak Anda merasa nyaman berbagi mainan dengan saudara kandungnya, ia akan lebih dulu menawarkannya pada bonekanya.

Jenis permainan yang baik bergantung pada tingkat perkembangan anak. Karena bermain adalah alat anak untuk belajar tentang dunia, keterampilan yang sedang ia miliki saat ini menjadi petunjuk untuk memilih aktivitas yang tepat. Misalnya, jika anak usia 3 bulan Anda sedang belajar memegang benda, biarkan ia bermain dengan mainan bertekstur lembut berukuran besar. Jika pada usia 12 bulan ia mulai mengeksplorasi sebab dan akibat, mainkan petak-umpet dalam versi yang lebih sederhana.

Berikut ini beberapa panduan jenis permainan yang disukai anak di tingkat usia yang berbeda:

  1. Permainan Objek

    Menyentuh, menggoyang, memasukkan ke mulut, melempar, mendorong, dan bereksperimen dengan benda menjadi hal menyenangkan bagi anak usia 4 hingga 10 bulan.

  2. Permainan Sosial

    Berinteraksi dengan Anda dan orang lain menjadi hal penting di sepanjang tahun pertama anak. Bayi suka tersenyum, melihat, dan tertawa. Anak yang usianya lebih besar akan menikmati permainan seperti cilukba.

  3. Permainan Fungsional Dan Representasional

    Berpura-pura menggunakan objek familiar dengan cara yang sesuai, misalnya mendorong mainan pemotong rumput di atas rumput atau menelpon nenek dengan sisir, sangat sesuai untuk anak usia 12 hingga 21 bulan karena imajinasi mereka mulai berkembang.

  4. Bermain Peran

    Di usia sekitar 30 sampai 36 bulan anak Anda mulai senang berakting. Berperan sebagai dokter, guru, atau ibu menjadi kesukaannya.

  5. Permainan Simbolik 

    Jenis permainan ini biasanya disukai anak usia 2 tahun, yakni dengan menciptakan sesuatu dari benda yang sudah ada, misalnya anak Anda menjadikan kotak sepatu sebagai bus sekolah, dilengkapi dengan suara atau berpura-pura makan donat dari cincin plastik.

Permainan fantasi bagi anak kecil menjadi cara untuk mencoba peran dan keterampilan sebagai orang dewasa. Penelitian menunjukkan melalui bermain anak belajar melihat perspektif yang berbeda, mereka belajar mengontrol diri dan kemampuan menunggu giliran. Anak yang bermain dengan aturan akan lebih berempati, kurang agresif, dan lebih kooperatif dengan anak lain serta orang dewasa lain. Menurut para ahli, anak yang terlibat dalam permainan fantasi menjadi pemecah masalah paling kreatif di kelas 5 atau 6.

Tapi beberapa tahun terakhir ini, banyak sekolah menempatkan penekanan lebih pada pembelajaran akademik dibanding bermain. Ditambah lagi, aktivitas terjadwal, televisi, dan komputer menyita waktu bermain. Jadi tergantung orang tua bagaimana mereka memberikan cukup waktu bagi anak untuk bermain. Dengan secara aktif terlibat bersama anak saat bermain, orangtu a tidak hanya memberi manfaat dari bermain, tapi juga bisa mengenal anak dengan lebih baik dan memperkuat ikatan antara anak dan orang tua.

Permainan yang dilakukan orang tua dan anak sangat bermanfaat dan memiliki nilai lebih dibanding yang Anda kira. Bermain membuat orang tua masuk ke dunia anak, untuk menjadi lebih dekat, percaya diri, dan terikat. Bermain adalah bagaimana anak menunjukkan diri mereka pada kita. Semakin dalam orang tua terjun dalam dunia anak, anak menjadi semakin kooperatif ketika orang tua membawa mereka ke dunia sebenarnya.

Bermain bisa menjadi cara untuk mengetahui apa yang terjadi dalam kehidupan anak. Dengan boneka, anak sering memainkan adegan dalam kehidupan mereka, menyelipkan emosi dalam peristiwa keseharian mereka. Permainan interaktif bersama orang tua membantu anak mengembangkan keterampilan sosial yang diperlukan untuk bergaul dengan sesama dan penting untuk perkembangan yang sehat.

Ketika bermain bersama anak, Anda tidak hanya terlibat dan terhubung dengan mereka tapi Anda juga bertukar sinyal emosi, yang membantu anak mengatur mood dan perilaku, belajar membaca sinyal sosial, dan belajar berkomunikasi. Semua kemampuan ini memberi anak rasa aman.

Orang dewasa kadang tidak menikmati saat bermain. Pekerjaan, stres, dan tuntutan kehidupan sehari-hari menggantikan waktu bermain. Semakin serius dalam bekerja, atau semakin stres kehidupan kita, semakin sulit untuk rileks dan bermain bebas seperti yang disukai anak kita.

Tapi dengan komitmen dan latihan, orang dewasa juga bisa menemukan asyiknya bermain. Beri diri Anda kesempatan untuk mengakui kalau bermain bersama anak memang bisa membosankan dan sulit untuk rileks saat bermain, tapi lihat momen ini sebagai petualangan bersama anak.

Permainan Anda dan si kecil bisa berupa aktivitas apapun, mulai dari papan permainan hingga bergulat dan bercerita. Menikmati jalan kaki bersama dan mengumpulkan batu aneka warna juga dianggap bermain lho, Bun.

Bagi anak, bermain berarti mengubah panci menjadi alat musik dan setiap batu menjadi kapal bajak laut. Orang dewasa harus ingat bahwa bermain bukan hanya sesuatu yang harus terjadi ketika kita bermain. Kita bisa bermain saat di tempat belanja, ketika membacakan buku cerita, atau sebelum bersiap-siap berangkat ke sekolah.

Untuk menemukan cara menuju dunia anak, orang tua disarankan membuat transisi dari aktivitas pekerjaan ke bermain. Misalnya dengan mengganti baju untuk bermain. Siapkan waktu 30 menit hingga 1 jam. Selama waktu ini, beri anak perhatian 100 persen, jangan pedulikan bunyi handphone dan tunda dulu persiapan makan malam. Tujuannya adalah untuk dekat dengan anak dan masuk ke dunia mereka.

Bagi kebanyakan orang tua, sulit untuk melakukan permainan yang tidak mereka mainkan saat kecil. Karenanya ayah dan ibu umumnya kembali ke permainan yang dulu biasa mereka mainkan. Tapi sebaiknya orang tua lebih bereksplorasi dan tidak terpaku pada permainan yang itu-itu saja.

Saat bermain dengan anak, santai saja dan bermainlah dengan apa yang anak Anda suka. Jangan merasa perlu membuat sesuatu terjadi selama bermain. Tapi ikuti minat alami anak Anda. Biarkan ia yang mengarahkan. Tidak ada jumlah jam yang mengharuskan Anda bermain bersama anak. Orang tua yang sudah berpengalaman menuturkan bahwa berapapun lamanya, waktu bermain bersama anak adalah waktu yang sangat menyenangkan.

(Ismawati)

Follow Ibupedia Instagram