Penyebab Anak Makan dengan Lambat dan Cara Menghadapinya
Anak yang makannya lambat menjadi satu dari sekian banyak tantangan yang sering dihadapi para orang tua. Kalau biasanya kita makan hanya membutuhkan waktu 15 sampai 30 menit, anak yang makannya lambat bisa menghabiskan waktu 40 menit bahkan sampai 1 jam sendiri hanya untuk menyelesaikan satu porsi makanannya. Tak heran kalau masalah ini kerap bikin orang tua frustasi, apalagi jika berlangsung dalam waktu lama.
Biasanya anak makannya lambat karena ia terus mengemut makanannya alih-alih mengunyah dan langsung menelannya. Bila tidak diingatkan untuk mengunyah, ia akan terus mengemut makanannya itu. Kondisi ini juga seringkali membuat Ibu khawatir soal kesehatan gigi anak. Terlalu sering mengemut makanan memang bisa menyebabkan karies pada gigi karena kuman yang menumpuk. Jika parah, gigi anak pun bisa berlubang dan menyebabkan nyeri.
Karakteristik Anak yang Makannya Lambat
Selain sering mengemut makanan, anak terlalu lama makan juga bisa ditandai dengan beberapa karakteristik di bawah ini. Apa saja?
1. Bermain-main dengan makanannya
Anak yang makannya lambat biasanya bisa dilihat dari aktivitasnya yang terlihat hanya bermain-main dengan makanannya. Ia memang mau duduk di kursi makannya, namun ia terlihat tidak memasukkan makanannya ke mulut sama sekali.
2. Tidak menyentuh makananan selama hampir 30 menit
Ada juga anak yang memilih tidak menyentuh makanannya sama sekali, bahkan bisa berlangsung selama 30 menit. Sebaliknya, ia lebih memilih melakukan hal lain seperti memainkan mainannya atau hanya melamun.
3. Menaruh sesendok makanan di mulut dalam waktu lama tanpa dikunyah
Anak yang makannya lambat juga bisa ditandai dengan memasukkan sendok ke dalam mulutnya dalam waktu lama. Ia memang menyendok makanannya dengan benar, namun setelah sendoknya masuk ke mulut, ia malah mengemutnya tanpa dikunyah.
4. Mengunyah tapi tidak menelan makanannya
Atau bisa jadi anak memang mengunyah makanannya tapi proses mengunyah ini dilakukan dengan lambat sehingga makanannya bertahan di mulutnya dalam waktu lama.
5. Selalu minum di setiap suapannya
Anak yang makannya lambat biasanya akan minum setiap selesai menyuap makanannya. Ini akan membuat perutnya lebih cepat kenyang dan proses makannya jadi lebih lama.
6. Perlu diingatkan untuk menelan atau mengunyah
Kebiasaan anak makan dengan lambat juga bisa dilihat dari tanda bahwa ia perlu selalu diingatkan untuk menelan atau mengunyah. Karena kalau tidak diingatkan, ia akan terus menahan makanannya di dalam mulut.
Penyebab Anak Makan dengan Lambat
Ada banyak faktor yang bisa jadi penyebab anak makan dengan lambat. Dan mungkin penyebabnya bisa berbeda-beda antara satu anak dengan yang lainnya. Di bawah ini beberapa kemungkinan faktor penyebab anak makan dengan lambat:
1. Terlalu banyak distraksi
Salah satu penyebab paling sering adalah karena terlalu banyak distraksi. Distraksi ini bisa berasal dari berbagai sumber, seperti televisi, gadget, atau radio. Bahkan mainan yang ada di dekatnya juga bisa jadi sumber distraksi, lo, Bu. Seperti dilansir dari laman Moms, anak-anak akan makan lebih baik ketika mereka berada di lingkungan yang santai. Artinya di ruangan tempat anak makan tidak sedang banyak aktivitas yang terjadi, atau tidak banyak suara. Jika TV menyala, atau jika ada layar di dalam ruangan, anak-anak cenderung akan memusatkan perhatian mereka pada layar dan bukan pada piring di depan mereka.
2. Mencari perhatian orang tua
Bagi anak, semua respon orang tua baik itu positif atau negatif tetap dianggap sebagai bentuk perhatian. Saat ia merasa tidak mendapatkan banyak perhatian karena mungkin orang tuanya sibuk atau terus fokus pada ponselnya, ia akan mencari cara bagaimana agar orang tuanya itu memerhatikan dia. Salah satu caranya adalah dengan mengemut makanan. Saat anak makannya lambat, kita sebagai orang tua pasti otomatis akan meminta dia untuk segera menghabiskan makanannya. Bahkan sering juga sampai kelepasan mengomeli, ya, Bu. Nah, meski perhatian yang diterima negatif, tapi bagi anak itu tetap bentuk perhatian, lo.
3. Masih kenyang
Penyebab lain anak yang makannya lambat bisa jadi ia memang masih kenyang. Anak yang sudah makan camilan atau minum susu sebelum makan berat, dapat dipastikan perutnya sudah penuh sehingga ia ogah-ogahan untuk makan lagi. Atau bisa juga karena ia memang belum lapar, sebab terlalu banyak makan di jam makan sebelumnya, atau ia baru saja menghabiskan camilan tinggi kalori di jam makan snacknya.
4. Sedang tumbuh gigi atau sariawan
Tumbuh gigi atau sariawan juga sangat mungkin menyebabkan anak makan dengan lambat. Saat sedang merasakan ketidaknyamanan di mulutnya, seperti halnya orang dewasa, anak-anak pun juga bisa makan lebih lambat daripada biasanya. Apalagi untuk anak yang masih belum lancar bicara, ia jadi kesulitan menyampaikan ke orang tua tentang kondisi yang ia rasakan. Tak hanya karena tumbuh gigi dan sariawan, kondisi badan yang kurang fit atau pencernaan yang sedang bermasalah juga bisa turut menjadi penyebab anak yang makannya lambat.
5. Tekstur makanan terlalu keras
Ternyata tekstur makanan juga bisa memengaruhi lama tidaknya anak makan, lo, Bu. Anak biasanya akan makan lebih lambat bila makanan yang ia santap teksturnya terlalu keras. Jika begini, ia akan mengemut makanannya terlebih dahulu sampai teksturnya menjadi lebih lembek, lalu baru benar-benar mengunyahnya.
6. Porsi makan yang diberikan terlalu banyak
Porsi makan yang terlalu menggunung bisa menyebabkan anak merasa terintimidasi dan merasa harus menghabiskan makanannya tersebut. Inilah yang juga bisa menyebabkan anak akhirnya memilih mengemut makanannya terus. Sebaiknya, Ibu berikan porsi makan yang memang sanggup untuk anak habiskan. Kalau sudah habis baru bisa ditambah lagi secukupnya.
7. Bosan dengan makanannya
Kita saja yang orang dewasa tentu akan bosan kalau menu makanannya itu-itu aja. Anak-anak pun demikian. Mereka juga bakal malas-malasan makan kalau menu yang disajikan itu lagi-itu lagi. Mengemut makanan adalah cara mereka memperlama proses makan karena tidak berselera.
Dampak Buruk Anak yang Makannya Lambat
1. Gigi anak bisa keropos
Anak yang makannya lambat bisa berpengaruh pada kesehatan giginya. Mengunyah makanan saja sudah bisa menimbulkan reaksi tertentu pada gigi jika tidak dirawat dengan baik, apalagi mengemutnya. Saat anak hobi mengemut makanannya, giginya lebih berisiko keropos atau mengalami karies. Gigi yang berlubang akan menimbulkan rasa nyeri dan ngilu. Kalau ini terjadi, bisa-bisa anak jadi semakin tidak mau makan.
2. Anak bisa kekurangan nutrisi
Sering mengemut makanan membuat anak biasanya hanya mampu menghabiskan sedikit porsi makan beratnya. Bila ini dibiarkan terjadi dalam jangka waktu lama, bukan tidak mungkin anak akan kekurangan nutrisi yang bisa menyebabkan tumbuh kembangnya juga terganggu. Padahal, kebutuhan nutrisi anak harus dipenuhi agar ia bisa tumbuh lebih optimal.
3. Anak jadi susah makan
Makan merupakan aktivitas yang sebaiknya dilakukan tanpa paksaan. Suasana saat makan juga seharusnya diatur senyaman dan setenang mungkin. Anak yang makannya lambat bisa terjadi karena ia memang berada di lingkungan yang mendukung ia makan dengan tenang. Bila orang tua tidak segera mencari tahu penyebabnya, lama kelamaan anak akan membenci setiap proses makannya. Ini akan membangun hubungan yang buruk dengan makanan, padahal makan menjadi kebutuhan utama manusia. Bayangkan kalau di masa depan ia jadi orang yang susah makan atau hanya mau makanan tertentu.
Cara Mengatasi Anak yang Makannya Lambat
Sebetulnya, cara pertama yang perlu dilakukan untuk mengatasi anak makan lambat adalah dengan mencari tahu akar penyebabnya. Ini karena penyebab anak yang makannya lambat bisa berbeda antara satu dengan yang lainnya. Kalau Ibu dan Ayah sudah mengetahui penyebabnya, berikut ini beberapa cara yang mungkin bisa dicoba:
1. Tentukan durasi waktu makan anak
Mungkin tidak banyak orang tua yang menganggap pentingnya menetapkan batas waktu makan untuk anak. Padahal, ini bisa jadi cara mencegah anak berlama-lama saat makan, lo. Di awal waktu makan, beritahu anak kalau dia punya waktu misalnya 20-30 menit untuk menghabiskan makanannya. Kalau anak belum bisa menghitung waktunya sendiri, gunakan timer untuk menandai waktu.
Bila sudah sampai di 5 atau 10 menit terakhir, kamu bisa mengingatkan si kecil untuk segera menghabiskan makanannya. Mungkin awalnya kamu akan khawatir apakah anak sudah kenyang atau belum, apalagi jika ia menyisakan banyak makannya. Tapi tenang, cara ini bila dilakukan dengan konsisten akan mencegah kebiasaan anak makan terlalu lama dan membangun kebiasaan makan yang sehat.
2. Jauhkan anak dari distraksi
Seperti yang sudah dibahas di atas, kondisi ruangan akan sangat memengaruhi kebiasaan makan anak. Bila ia terbiasa makan dengan menonton televisi, kemungkinan besar ia hanya akan fokus pada tayangan TV, bukan pada makanannya. Maka sebisa mungkin, atur ruangan setenang mungkin saat anak sedang makan. Jauhkan ia dari berbagai distraksi, termasuk tayangan di televisi, laptop, tablet, ponsel, buku cerita, dan mainan, supaya ia bisa konsentrasi pada makanannya.
3. Hidangkan jenis makanan yang bervariasi
Anak yang makannya lambat bisa jadi karena ia bosan dengan menu yang itu-itu saja. Kreasikan makanan dengan mengganti menunya setiap hari. Atau jika menggunakan bahan baku yang sama, misalnya telur, masak dengan cara dan bumbu yang berbeda-beda. Bila Ibu atau Ayah punya waktu lebih luang, hias piring anak semenarik mungkin, bisa dengan membentuknya jadi binatang kesukaan anak, atau sekadar menambahkan mata, hidung, dan mulut.
4. Atur jadwal makan berat dan camilan
Anak yang terlalu kenyang bisa jadi penyebab makannya lebih lambat. Maka dari itu, Ibu perlu mengatur jadwal makan berat dan jam nyemilnya supaya ia tidak kekenyangan. Misalnya, dua jam sebelum makan berat, anak tidak boleh nyemil snack yang mengenyangkan atau minum susu, supaya saat jam makannya ia benar-benar lapar dan melahap habis makanannya.
5. Sajikan makanan sesuai porsinya
Porsi makan yang terlalu banyak justru bisa membuyarkan selera makan anak. Untuk itu, kamu perlu menyajikan porsi makan sesuai kemampuan anak. Bila memang anak masih lapar, kamu bisa menambahkan lagi dengan porsi yang tentunya juga harus dikira-kira. Memberi anak porsi secukupnya akan membuatnya merasa mampu menghabiskan.
6. Luangkan waktu berkualitas tanpa distraksi
Seperti yang sudah disebutkan di atas, salah satu penyebab anak yang makannya lambat adalah kurangnya perhatian orang tua. Nah, kalau memang kamu merasa inilah penyebab si kecil ogah-ogahan makan, tentu saja kamu harus meluangkan waktu lebih untuk bermain bersama anak tanpa distraksi sama sekali, agar anak merasa mendapat cukup perhatian sehingga ia tidak perlu lagi mengemut makanannya hanya agar diperhatikan. Memberinya perhatian yang cukup juga akan sangat bagus bagi kesehatan mental dan tumbuh kembangnya, lo!
7. Ajak anak makan bersama
Untuk menghilangkan kebiasaan anak makan dengan lambat, kamu mungkin juga bisa mencoba mengajak anak makan bersama. Mungkin selama ini kamu lebih sering makan sendiri-sendiri di meja makan atau di ruang tengah. Nah, coba deh membiasakan makan bersama di meja makan agar anak merasa ditemani. Seringkali anak jadi nafsu makan saat melihat orang tuanya makan dengan lahap, lo.
8. Mengajak anak memilih makanannya sendiri
Melibatkan anak dalam proses pembuatan makanannya juga mungkin bisa jadi cara mengatasi anak yang makannya lambat. Mulai dari berbelanja, Ibu mungkin bisa membebaskan anak memilih bahan makanan apa yang akan diolah untuk makan malamnya. Lalu ajak juga anak mencuci buah dan sayuran, memotongnya, dan memasukkan ke panci.
Untuk anak yang sudah lebih besar, sediakan juga bangku kecil untuk ia naiki dan biarkan ia mengaduk sendiri panci atau wajannya. Meski begitu, proses ini harus dilakukan di bawah pengawasan orang tua ya, Bu. Nah, dengan melibatkan anak dalam menyiapkan makanannya, diharapkan ia jadi bisa lebih semangat saat menyantapnya.
Membangun hubungan baik antara anak dengan makanannya sangat penting dilakukan karena ini bisa sangat memengaruhi kebiasaan makannya sampai dewasa. Anak yang sering dipaksa makan, dimarahi saat tidak menghabiskan makan, atau diomeli ketika makan terlalu lama, akan memicu perasaan buruk setiap kali jam makannya tiba. Ia jadi takut dan trauma.
Alhasil, hubungannya dengan proses makan pun menjadi buruk. Maka dari itu, reaksi orang tua saat mengetahu anak yang makannya lambat betul-betul berpengaruh. Tahan setiap emosi negatif, bantu anak menghadapinya dengan mencari akar penyebabnya. Jika sudah diketahui, “menyembuhkan” kebiasaan anak yang makannya lambat bisa jadi lebih mudah.
Beri contoh juga bagaimana kecepatan makan yang benar. Saat ia tidak boleh mengemut makanan, bukan berarti ia harus buru-buru saat makan. Karena makan terlalu cepat juga bisa berbahaya bagi kesehatan, di antara risikonya adalah memicu asam lambung, memperlambat proses pencernaan, meningkatnya penyakit jantung dan diabetes, sampai membuat berat badan naik.
Penulis: Darin Rania
Editor: Dwi Ratih