Ibupedia

Perubahan Besar Wanita Pasca-Melahirkan

Perubahan Besar Wanita Pasca-Melahirkan
Perubahan Besar Wanita Pasca-Melahirkan

Inilah salah satu hal yang paling dikhawatirkan wanita usai persalinan: perubahan tubuh. Tidak hanya mengenai bentuk tubuh, perubahan ini juga menyangkut hal-hal lain seperti kondisi kulit, rambut,  penyesuaian waktu istirahat, aktivitas, hingga suasana hati (mood).

  1. Rahim menyusut

    Bunda, begitu Anda melakukan persalinan, rahim (uterus) 15 kali lebih berat (belum termasuk isinya) dan kapasitasnya sedikitnya 500 kali lebih besar dari sebelum Anda mengandung. Hanya dalam beberapa menit setelah bayi lahir, rahim menyusut akibat kontraksi, menjadi hanya sekepalan tangan. Kontraksi menyebabkan ari-ari atau plasenta terlepas dari dinding rahim. Setelah ari-ari keluar, rahim makin menyusut. 

    Dua hari pertama pasca melahirkan, Anda dapat merasakan bagian atas rahim tepat atau berada beberapa jari di bawah pusar Anda. Dalam seminggu, berat rahim sedikit di atas 1 pon (setengah dari berat rahim setelah melahirkan).

    Dalam dua minggu, berat rahim menjadi 11 ons dan terletak seluruhnya di panggul. Kemudian setelah empat minggu, berat rahim seharusnya sudah kembali mendekati berat sebelum hamil, sekitar 3,5 ons atau lebih sedikit. Proses perubahan rahim ini disebut involusi rahim (uterus).

  2. Berat badan turun

    Meski rahim sudah kembali menyusut dan berada di panggul, perut Anda mungkin masih tampak seperti hamil beberapa minggu. Mengapa demikian? Sebab otot perut Anda merenggang selama hamil dan itu membutuhkan waktu serta olahraga rutin agar perut Anda bisa kembali ramping seperti sebelum hamil dan melahirkan.

    Namun, tampaknya sulit untuk dapat langsung mengembalikan bentuk tubuh dan berat badan  seperti saat Anda masih gadis. Semua butuh waktu, Bunda. Namun setidaknya berat badan Anda pasti turun walau sedikit, karena Anda telah melahirkan bayi yang pada umumnya seberat 3 kilogram, belum lagi beberapa kilogram lagi yang terbuang seiring keluarnya ari-ari, darah, atau air ketuban dari tubuh Anda.

  3. Sering berkemih

    Dan masih banyak cairan lain dari tubuh yang harus dikeluarkan pasca melahirkan. Cairan-cairan itu mencari “jalan keluar” lewat keringat atau air seni. Itu sebabnya wanita usai melahirkan lebih sering berkemih beberapa hari setelah si kecil lahir.

    Soal berkemih ini, terkadang para Bunda tidak dapat mengontrol rasa ingin buang air kecil mereka. Mereka seperti tidak dapat merasakan sensasi ingin berkemih seperti sebelumnya. Ya, persalinan dapat mengakibatkan pembengkakan sementara dan hilangnya sensitivitas rasa ingin berkemih. Anda mungkin tidak dapat merasakan keinginan berkemih beberapa hari pertama setelah melahirkan, terutama jika proses melahirkan Anda cukup panjang.

    Meski Anda tidak merasakan sensasi ingin berkemih, ada baiknya Anda mencoba tetap berkemih. Jika urin sudah terakumulasi di kandung kemih, Anda mungkin akan sering mengompol sebelum sampai ke kamar mandi. Namun jika Anda tidak dapat berkemih beberapa jam setelah melahirkan, kemungkinan kateter akan dimasukkan ke dalam untuk mengalirkan urin dari kandung kemih.

  4. Perubahan vagina

    Perubahan lain pada tubuh Anda pasca melahirkan adalah perubahan pada vagina. Jika Anda melahirkan secara normal, vagina Anda tentu sedikit lebih lebar daripada sebelumnya. Tepat setelah persalinan, vagina Anda menjadi lebih lebar dan terkadang bengkak atau memar.

    Tapi jangan khawatir Bunda, dalam beberapa hari setelah melahirkan, vagina Anda mulai mengencang dan bengkaknya perlahan mengecil. Dan hanya dalam beberapa minggu, vagina Anda sudah hampir mendekati semula. Lakukan senam Kegel secara rutin agar vagina cepat mengencang seperti saat Anda belum melahirkan.

  5. Cairan vagina

    Setelah melahirkan, wanita juga mengalami masa nifas sekitar 40 hari. Nifas mengandung darah, bakteri, dan jaringan yang terkelupas dari dinding rahim. Satu atau dua hari setelah persalinan, darah nifas sangat banyak dan kental, berwarna merah terang seperti haid.

    Setelah itu, sekitar empat hari setelah melahirkan, darah nifas berangsur-angsur berkurang dan berubah warna menjadi lebih muda dan lebih encer. Kemudian 10 hari setelahnya, cairan yang keluar lebih sedikit dan warnanya berubah keputih-putihan atau kekuning-kuningan.

  6. Perubahan hormon

    Selain perubahan fisik, wanita pasca melahirkan juga mengalami perubahan hormon. Perubahan hormon yang terjadi persis setelah melahirkan adalah payudara yang mulai menghasilkan ASI. Ketika Anda menyusui bayi untuk pertama kali (hingga sekitar dua hari setelah melahirkan), payudara akan menghasilkan kolostrum, cairan kental berwarna kekuningan yang diproduksi selama kehamilan. Kolostrum ini sangat baik untuk daya tahan tubuh bayi yang baru lahir. Karenanya, jangan sia-siakan kesempatan menyusui begitu si buah hati lahir, ya, Bunda.

    Nah, ketika bayi Anda menghisap puting Anda, tubuh Anda terpacu untuk melepas hormon prolaktin, yang merangsang produksi ASI, serta oksitosin, yang menyebabkan kantong ASI dan saluran terdorong sehingga puting mengeluarkan ASI. Jika proses menyusui pada beberapa hari pertama pasca melahirkan mengakibatkan nyeri, itu karena oksitosin juga memicu kontraksi raim.

    Ketika ASI diproduksi, biasanya 2-3 hari setelah melahirkan, payudara Anda mungkin membengkak, keras, berdenyut-denyut, dan penuh. Namun kondisi ini biasanya hanya berlangsung dalam 1-2 hari. Semakin sering Anda menyusui, semakin Anda merasa payudara lebih ringan dan kosong.

    Jika Bunda karena sesuatu hal tidak dapat menyusui, tetap saja payudara Anda memproduksi ASI. Anda mungkin akan merasa tidak nyaman karena payudara membengkak, penuh, dan berdenyut-denyut selama beberapa hari. Namun berangsur-angsur rasa sakit itu hilang.

  7. Perubahan mood

    Perubahan lain yang akan Anda rasakan pasca-persalinan adalah perubahan moodNaik turunnya mood bak roller-coaster itu bisa diakibatkan oleh berbagai faktor, seperti perubahan hormon, ketidaknyamanan saat proses hamil dan melahirkan yang masih tersisa, perubahan pola tidur, kesibukan merawat bayi baru, dan penyesuaian emosi sebagai seorang ibu.

    Apapun penyebabnya, sangat wajar jika Anda mengalami baby bluesterutama pada beberapa hari setelah melahirkan. Suasana hati yang tidak stabil ini biasanya berlangsung hingga beberapa minggu.

    Meski begitu, jangan stres, Bunda. Hilangkan perasaan bahwa Anda tidak bisa menjadi ibu yang baik karena tidak bisa melakukan semua urusan sendiri: memandikan bayi, mengganti popok, menyusui, melakukan pekerjaan rumah, sehingga Anda nyaris tidak punya waktu beristirahat sama sekali. Anda bukannya tidak bisa, namun hanya belum terbiasa, dan itu normal.

    Jika suasana hati tetap tidak menentu pada dua minggu pertama pasca-persalinan, atau bahkan memburuk, Anda bisa meminta bantuan dokter.  Dikhawatirkan Anda mengalami depresi pasca-melahirkan (postpartum depression), masalah serius usai persalinan yang membutuhkan perawatan khusus.

  8. Rambut rontok

    Selain mood, wanita usai melahirkan juga mengalami masalah kerontokan rambut. Ini sering terjadi pada banyak bunda pada beberapa bulan pertama setelah persalinan. Tapi jangan khawatir, Anda tidak akan botak, kok, Bunda.

    Normal bila rambut Anda rontok setelah melahirkan. Banyak ibu terkejut ketika rambut mereka rontok lebih banyak dibanding biasanya pada beberapa bulan pertama setelah melahirkan, tapi ini sangat normal. Dan tidak perlu panik ya Bun, rambut Anda akan kembali normal sekitar satu tahun setelah melahirkan.

    Normalnya antara 85 sampai 95 persen rambut di kepala Anda aktif tumbuh, sedang 5 hingga 15 persen lainnya di tahap istirahat. Setelah periode istirahat, rambut jadi rontok, seringkali ketika Anda menyisir atau mencuci rambut, dan akan digantikan oleh pertumbuhan rambut yang baru. Rata-rata wanita mengalami rambut rontok sekitar 100 helai per hari.

    Selama hamil, peningkatan hormon estrogen memperpanjang tahap pertumbuhan rambut, sehingga lebih sedikit rambut di tahap istirahat dan lebih sedikit rambut yang rontok setiap harinya, jadi Anda punya rambut yang lebih lebat.

    Tapi setelah melahirkan, tingkat estrogen menurun, dan lebih banyak folikel rambut masuk ke tahap istirahat. Dalam 5 bulan, kemungkinan rambut rontok lebih banyak ketika Anda menyisir. Tapi tidak semua wanita mengalami perubahan dramatis di rambut selama kehamilan atau setelah kehamilan, tapi ini cenderung lebih jelas terlihat pada wanita dengan rambut panjang. Bicaralah pada dokter bila rambut Anda rontok berlebihan. Rambut rontok bisa jadi gejala anemia atau thyroiditis pasca kehamilan yang bisa diatasi.

  9. Kaki membesar

    Pergelangan kaki yang bengkak juga menjadi masalah cukup serius bagi beberapa ibu baru. Bengkak pada pergelangan kaki ini dapat berlangsung selama seminggu, seiring tubuh mengeliminasi kelebihan air semasa hamil.

    Anda membeli beberapa pasang sepatu selama hamil dengan harapan ukuran kaki Anda akan kembali ke ukuran normal setelah hamil. Ternyata Anda salah. Bengkak pada kaki selama hamil bertahan lebih lama. Pada beberapa minggu pertama ketika ASI mulai keluar, bengkak pada kaki cukup umum terjadi.

    Pada beberapa wanita kaki yang lebih besar kembali ke ukuran normal sekitar 6 bulan atau satu tahun setelah kehamilan, sedang lainnya punya ukuran kaki lebih besar yang bersifat permanen. Kaki lebih besar untuk menopang tubuh yang lebih besar, ini masuk akal, yang jadi masalah adalah sepatu-sepatu Anda tidak bisa digunakan lagi. Ada ibu yang ukuran sepatunya naik satu angka pada tiap kehamilan.

  10. Perubahan kulit

    Perubahan lain bunda setelah melahirkan dapat dilihat pada kulitnya. Perubahan hormon, stres, dan kelelahan sebagai bunda baru dapat berdampak pada kulit dan seluruh tubuh. Beberapa wanita yang memiliki kulit sempurna selama kehamilan tiba-tiba mengalami bintik-bintik di beberapa bagian tubuhnya.

    Sebaliknya, beberapa bunda yang dulunya berjerawat saat hamil, mendadak mulus pasca-persalinan. Masalah kulit lainnya adalah adanya stretch marks di perut atau payudara yang biasanya diakibatkan oleh kebiasaan menggaruk karena gatal selama kehamilan.

    Satu perubahan tubuh pertama yang dialami wanita selama hamil adalah warna gelap pada puting. Hormon kehamilan akan memicu peningkatan melanin sementara dalam tubuh, yang akan meningkatkan pigmen di seluruh bagian tubuh.

    Ini berarti bekas  luka, jerawat, kulit di bawah ketiak, dan labia jadi semakin gelap. Banyak wanita merasakan warna gelap di area ini memudar setelah melahirkan, tapi ada juga yang tetap lebih gelap. Puting biasanya berwarna sedikit lebih cerah, tapi akan secara permanen berbeda dengan sebelum hamil.

    Ini terutama terjadi pada wanita dengan warna kulit sangat pucat. Selama hamil Anda bisa juga mengalami penebalan dan peningkatan diameter areola (kulit di sekitar puting). Ini jadi perubahan tubuh yang tetap permanen setelah kelahiran, meski pada wanita dengan kulit lebih gelap, puting yang lebih tebal akan mengalami sedikit perubahan.

  11. Sering buang angin

    Wanita hamil mungkin menyadari kalau mereka jadi lebih bergas saat berbadan  dua.  Tapi apa yang tidak Anda sadari adalah kondisi ini bisa terus berlanjut setelah melahirkan. Cedera pada saraf panggul selama persalinan bisa memicu flatal incontinence (istilah medis yang digunakan untuk ketidak-mampuan mengontrol buang angin). Selama buang angin, Anda juga akan mengeluarkan feses. Hingga 15 persen wanita mengalami setidaknya satu insiden ini dalam satu tahun setelah melahirkan. Bila ini terjadi lebih sering dan bermasalah bagi Anda, bicarakan pada dokter.

  12. Keinginan untuk berhubungan seks

    Biasanya, 6 minggu setelah melahirkan jadi waktu yang disarankan dokter sebelum berhubungan seks. Tapi 26 persen wanita siap lebih awal dan melakukan hubungan seks sebelum mendapat izin dokter. Salah satu alasannya untuk menyenangkan pasangan, tapi juga karena ada hasrat untuk melakukannya. Faktanya, 40 persen wanita melaporkan melakukan masturbasi. Ada baiknya bicarakan dengan dokter tentang pilihan kontrasepsi ketika Anda masih hamil untuk menghindari kehamilan yang tidak direncanakan.

  13. Perubahan pada payudara

    Banyak wanita yang merasa senang dengan prospek tubuh yang lebih berbentuk setelah melahirkan. Sayangnya, ternyata bentuk tubuh Anda tetap sama di beberapa bulan bahkan tahun setelah melahirkan baik ketika Anda menyusui ataupun tidak. Payudara biasanya mengalami perubahan dari segi ukuran selama hamil sebagai persiapan untuk menyusui.

    Ini berarti payudara mengempis setelah melahirkan dan untuk sebagian wanita kehilangan lemak di bawah kulit bisa menyebabkan jaringan payudara kendur secara permanen. Mungkin sekarang waktunya Anda menggunakan push-up bra.

    Tapi ada juga wanita yang punya payudara lebih besar setelah melahirkan. Diperkirakan sekitar sepertiga wanita punya payudara lebih besar, sepertiga lebih kecil, dan sepertiga lainnya memiliki ukuran yang sama seperti sebelum hamil.

  14. Postur tubuh

    Kebanyakan ibu baru mengalami nyeri punggung, tapi ini adalah perubahan tubuh jangka panjang setelah kehamilan yang dialami tiap orang. Merawat, menyusui, dan menggendong bayi di lengan menyebabkan fokus tubuh di bagian depan.

    Ini berarti area lain, seperti punggung dan bahu, bisa menekuk. Tekukan ini dapat memicu postur yang buruk serta sakit punggung. Kondisi ini bisa diatasi dengan tumpuan punggung yang tepat selama duduk menyusui, misalnya dengan menggunakan beberapa bantal. Bila menggunakan gendongan, cari yang memiliki penopang pada punggung. Beberapa ibu merasa yoga teratur bisa membantu postur tubuh kembali normal.

  15. Rambut beruban

    Orangtua baru kadang bergurau kalau anak membuat rambut mereka beruban, tapi ini memang benar terjadi. Masih belum bisa dipastikan apakah perubahan tubuh ini ada hubungannya dengan hormon, stres orangtua, atau karena ibu baru tidak punya waktu untuk pergi ke salon. Hal ini belum diteliti secara mendalam. Beberapa bisa terjadi karena usia, tapi bisa juga karena menjadi orangtua.

  16. Berkeringat 

    Banyak ibu baru lebih berkeringat di beberapa minggu dan bulan setelah kehamilan. Sangat normal bila Anda banyak berkeringat di beberapa minggu pertama setelah kehamilan karena tubuh bekerja keras untuk mengeluarkan air yang tersimpan selama 40 minggu.

    Beberapa ibu merasa terus banyak berkeringat, meski setelah beberapa minggu pertama, khususnya bila mereka menyusui. Jangan kurangi asupan cairan agar keringat berkurang, karena ini tidak baik untuk Anda. Bila keringat terlihat sangat berlebihan dan terus berlangsung untuk waktu lama, bicarakan dengan dokter karena ini bisa jadi tanda infeksi atau tiroid terlalu aktif.

Orang berubah, dan begitu juga dengan tubuhnya, baik ketika punya anak atau tidak. Kadang perubahan tubuh berlangsung selama beberapa bulan, lainnya berlangsung tahunan atau seumur hidup, dan ini tidak masalah.

Mungkin Anda menganggap perubahan tubuh ini sebagai hal yang unik, sedikit merasa malu, atau tidak menyadari kalau ini berhubungan dengan kehamilan. Apapun itu, waktunya untuk berhenti merasa malu, perubahan tubuh ini adalah bagian dari menjadi ibu, jadi dinikmati saja ya, Bun.

(Dini & Ismawati)

Follow Ibupedia Instagram