Ibupedia

Relaktasi: Kembali Sukses Menyusui Setelah Berhenti Memberi ASI

Relaktasi: Kembali Sukses Menyusui Setelah Berhenti Memberi ASI
Relaktasi: Kembali Sukses Menyusui Setelah Berhenti Memberi ASI

Relaktasi diartikan sebagai proses kembali menyusui setelah ibu tidak atau sangat jarang menyusui. Bila Anda berhenti menyusui dan ingin memulainya kembali, ada kemungkinan Anda akan berhasil, Bunda. Relaktasi memang membutuhkan usaha keras, tapi akan sebanding dengan hasilnya. Dan kami telah mengumpulkan beberapa informasi dasar tentang bagaimana melakukannya. Jadi simak terus informasi kami berikut ini ya Bunda!

Baru ada sedikit penelitian tentang relaktasi, tapi penelitian yang ada dengan tegas menyatakan kalau relaktasi itu sangat baik untuk dilakukan. Dengan dukungan yang tepat, kebanyakan ibu bisa melakukan relaktasi. Pada beberapa penelitian, tingkat relaktasi sebagian atau penuh rentangnya dari 75 hingga 98 persen. Tapi ada satu faktor yang penting dan perlu diingat, pada kebanyakan penelitian ini, ibu menyusui sebaiknya menerima bantuan dari orang yang terlatih di bidang menyusui.

Beberapa alasan umum yang membuat ibu ingin produksi ASI-nya kembali:

  • Beberapa ibu kewalahan selama beberapa hari pertama menjadi ibu dan menyerah menyusui.

  • Beberapa bayi sulit melakukan pelekatan awal dan ibu merasa frustrasi sehingga memutuskan memberikan susu formula.

  • Beberapa ibu mengalami persalinan yang sangat sulit, depresi pasca melahirkan, atau masalah medis lain yang membuat sulit untuk mulai menyusui sehingga merasa terlambat.

  • Beberapa bayi lahir prematur atau memiliki masalah medis yang menghalangi untuk bisa segera menyusu.

Apapun penyebab kesulitan awal menyusui yang pernah Anda alami, tetap mungkin untuk mengembalikan ASI dan menyusui bayi kembali.

Bagaimana memulai proses relaktasi? 

Kehamilan dan kelahiran secara alami membuat payudara Anda bersiap untuk menghasilkan ASI. Ketika payudara memproduksi ASI, pengosongan ASI membuat payudara memproduksi ASI. Tapi, stimulasi payudara atau puting, misalnya ketika bayi menghisap payudara atau memerah ASI dengan tangan, bahkan ketika  tidak ada kehamilan, bisa menstimulasi produksi prolaktin (hormon penghasil ASI). Terlebih bila dilakukan cukup sering, bayi yang menghisap payudara atau memerah ASI bisa menstimulasi payudara untuk memproduksi ASI. Bila wanita mulai memproduksi ASI meski bila ia belum pernah hamil, ini dinamakan induced lactation. Tapi bila wanita pernah hamil, proses membangun persediaan ASI dianggap sebagai relaktasi.

Apakah relaktasi mudah dilakukan?

Ada variasi yang luas tentang mudah atau tidaknya ibu melakukan relaktasi. Kebanyakan ibu bisa memiliki sebagian persediaan ASI, yang lain bisa kembali menyusui secara penuh dan sebagian lagi kesulitan melakukan relaktasi. Relaktasi cenderung berhasil dengan baik bila ibu punya keinginan kuat untuk menyusui kembali, punya pengetahuan tentang menyusui, bayi bisa menghisap payudara dan dukungan dari orang sekitar, misalnya dari konselor laktasi.

Faktor yang mempengaruhi keberhasilan relaktasi

Penelitian menyatakan Anda memiliki kesempatan lebih baik untuk berhasil relaktasi bila memiliki:

  • Bayi masih berusia sangat kecil.

  • Keinginan bayi untuk menerima payudara.

  • Jarak antara menyapih dan relaktasi tidak terlalu lama.

  • Mendapat bantuan dari orang yang terlatih.

Tiap ibu dan bayi berbeda, dan relaktasi bisa tetap mungkin dilakukan meski Anda tidak memenuhi kriteria yang diinginkan. Bila bayi Anda berusia 4 bulan atau lebih kecil, biasanya akan lebih mudah untuk relaktasi. Relaktasi juga lebih mudah bila persediaan ASI terhitung baik selama 4 hingga 5 minggu pertama setelah melahirkan.

Tapi ibu dengan bayi berusia lebih besar, ibu yang tidak memiliki ASI cukup di awal, dan ibu adopsi yang belum pernah menyusui juga bisa berhasil melakukan relaktasi. Ingat Bun, menyusui bukan hanya tentang ASI. Anak akan mendapat banyak manfaat dari menyusui meski bila ibu tidak memiliki persediaan ASI yang cukup.

Metode relaktasi

Umumnya ada dua metode utama untuk relaktasi, bayi yang menghisap pada payudara atau memerah payudara (atau gabungan keduanya). Metode mana yang paling berhasil bergantung pada kondisi individu masing-masing ibu.

  1. Bayi menghisap payudara

    Cara relaktasi yang paling simpel dan paling efektif adalah dengan bayi menghisap pada payudara. Semakin sering bayi menghisap payudara, semakin mungkin payudara merespon dan memproduksi ASI.

    Bila Anda meletakkan bayi di payudara tapi ia tidak terlihat tertarik, tips berikut bisa membantu:

    • Bersikaplah fleksibel mengenai kapan waktu untuk menawarkan anak untuk menyusu langsung di payudara dan jangan memaksa. Misalnya, banyak bayi mau menyusu di saat ia tenang dan rileks, seperti di kondisi setengah tidur atau baru saja bangun tidur. Beberapa bayi yang menolak menyusu selama siang hari bisa melakukan pelekatan dan menyusu dengan baik di malam hari karena alasan ini.

    • Bila Anda menggunakan botol susu, menyusui dengan botol susu bisa membantu.

    • Gunakan supplementer menyusui. Alat ini membuat bayi menghisap di payudara dan menerima ASI tambahan di waktu yang sama. Ini berarti bayi mendapat tambahan selain menghisap payudara yang mungkin persediaannya sedikit. Menyusui lebih dari sekedar ASI. Menyusui berarti hubungan dengan bayi. Jadi meski bila Anda tidak bisa melakukan relaktasi dengan persediaan ASI penuh, bila menyusui membuat Anda merasa senang, maka tak perlu cemas tentang berapa banyak ASI yang Anda hasilkan.

    • Pelindung puting atau nipple shield bisa membantu bayi untuk tertarik menyusu langsung di Ibu juga bisa gunakan trik menawarkan payudara saat bayi menangis.

    • Beberapa ibu cukup terbantu dengan meletakkan ujung dot berisi ASI pada puting.

    • Nikmati banyak kontak kulit dengan bayi. Coba lakukan pelekatan yang dipandu bayi. Bayi, terutama bila usianya di bawah 3 bulan lebih mungkin mencari payudara, melakukan pelekatan dan mulai menghisap bila ia menggunakan insting untuk melakukannya.

    • Bila memungkinkan, stimulasi refleks pengeluaran ASI sebelum meletakkan bayi di payudara sehingga ia mendapat ASI segera setelah mulai menghisap.

    • Gabungan teknik relaktasi, pijat payudara, dan memerah bisa membantu menstimulasi refleks pengeluaran ASI.

  2. Memerah ASI

    Bila bayi tidak mau melakukan pelekatan dan menghisap payudara secara langsung, Anda bisa memerah ASI untuk relaktasi. Ada banyak cara berbeda untuk memerah ASI. Bila Anda mencoba relaktasi, paling ideal memompa ASI sekitar 8 kali dalam 24 jam (termasuk setidaknya satu kali dalam semalam) menggunakan pompa ASI grade rumah sakit.

    Sering memompa dalam waktu singkat (misalnya sekitar 5 menit) lebih baik untuk membantu membangun persediaan ASI dibanding sesi memompa yang lebih lama tapi kurang sering. Ketika persediaan ASI sudah mulai terbentuk, Anda bisa tingkatkan durasi Anda memerah. Banyak ibu merasa double breastpump paling cocok, karena bisa menghemat waktu dan beberapa penelitian menyatakan double breastpump bisa menghasilkan jumlah ASI yang lebih banyak. Setelah menggunakan pompa, selesaikan sesi pumping dengan memompa dengan tangan selama beberapa menit untuk mengosongkan payudara dengan maksimal sehingga produksi ASI akan makin banyak lagi.

Yang perlu Anda pertimbangkan sebelum melakukan relaktasi

Apa yang sebelumnya membuat Anda berhenti menyusui? Anda perlu membicarakannya bersama konselor laktasi sebelum memulai relaktasi. Bersiap juga untuk menghadapi perubahan pada tubuh Anda sendiri.

Akan ada perubahan pada pola menstruasi ketika bayi mulai menyusu lagi dan ini akan mempengaruhi ovulasi Anda. Payudara, secara fisik, juga akan berubah penampilannya, areola menjadi lebih gelap dan payudara akan sering terasa penuh. Karena perubahan hormon, Anda juga akan merasakan perbedaan secara emosi. Dukungan jadi bantuan paling berarti bila Anda mengalami perasaan ini, tapi sebenarnya ini jadi tanda normal yang menandakan kalau tubuh mulai memproduksi ASI kembali.

Anda mungkin perlu waktu untuk memikirkan motivasi untuk relaktasi. Apakah penting bagi Anda untuk menyediakan ASI sebanyak mungkin? Atau Anda melakukan relaktasi demi terjalinnya ikatan yang dekat dengan bayi melalui menyusui? Tidak ada jawaban yang benar atau salah dalam menetapkan tujuan relaktasi. Bahkan Anda juga tidak merasa perlu menentukan tujuan apapun saat mau melakukan relaktasi.

Langkah melakukan relaktasi

Ada dua hal yang terkait dengan relaktasi, Bunda akan mengembalikan persediaan ASI dan membiasakan bayi menyusu di payudara. Ketika Anda berusaha memenuhi dua hal ini, Anda perlu pastikan bayi terus berkembang. Tapi hal pertama dan mungkin menjadi hal paling penting adalah mencari dukungan selama melakukan relaktasi.

  1. Mendapat dukungan selama relaktasi

    Anda dianjurkan mencari sumber dukungan untuk melakukan proses ini. Ibu perlu menerima bantuan dari orang yang terlatih untuk relaktasi, karena ini bisa mempengaruhi tingkat keberhasilannya. Anda bisa berkonsultasi dengan konselor laktasi atau dokter anak yang pro menyusui. Bantuan dari orang terlatih memang penting, tapi jangan remehkan kekuatan dukungan dari ibu lain, keluarga, dan teman.

  2. Cara mengembalikan persediaan ASI

    • Sering kosongkan payudara. Bila bayi ingin menyusu, seringlah menyusuinya karena ini jadi hal yang paling efektif yang bisa Anda lakukan. Targetkan setidaknya 10 hingga 12 kali menyusui setiap 24 jam. Susui bayi di kedua payudara dengan durasi cukup lama untuk mengosongkan tiap payudara. Bila bayi menolak untuk disusui di payudara, gunakan pompa ASI untuk menstimulasi produksi ASI. Idealnya Anda harus memompa setidaknya tiap 3 jam. Pompa ganda memberi stimulasi lebih dibanding memompa satu payudara bergantian.

    • Pastikan Bunda efektif menyusui. Saat bayi menyusu, pastikan ia memasukkan payudara cukup dalam ke mulut dan Anda merasa nyaman saat ia menyusu. Pelekatan yang dangkal dan terasa sakit berarti bayi tidak menyusu dengan efektif. Minta bantuan untuk mengatasi masalah ini dari orang yang terlatih.

    • Pompa ASI setelah menyusui. Coba pompa ASI setelah bayi menyusu dengan pompa payudara kelas rumah sakit. Karena persediaan ASI menyesuaikan dengan seberapa kosong payudara Anda, memompa setelah menyusui bisa jadi cara efektif untuk meningkatkan persediaan ASI.

    • Beri tekanan pada payudara. Ketika menyusui atau memompa, lakukan tekanan untuk sepenuhnya mengosongkan payudara dan menjaga bayi tenang ketika menyusu. Ini khususnya efektif ketika bayi tidur di payudara.

  3. Cara membiasakan bayi menyusu di payudara

    • Kontak kulit. Kontak kulit sangat besar pengaruhya dalam keberhasilan menyusui, dan bisa membantu proses relaktasi. Letakkan bayi yang hanya mengenakan popok di dada telanjang Anda sesering mungkin. Ia akan mulai melakukan pelekatan sendiri.

    • Lakukan Baby-led Breastfeeding, posisi Laid Back Breastfeeding, dan co-bathing. Penelitian menunjukkan pentingnya insting lahir bayi dalam relaktasi. Bayi bisa merangkak, jongkok, dan menggeliat ketika menuju payudara sejak lahir. Penelitian juga menunjukkan bayi bisa mendapatkan kembali insting ini jauh setelah ia dilahirkan. Posisi menyusui berupa baby led breastfeeding melibatkan posisi bayi yang memungkinkan mereka merangkak ke payudara. Laid back breastfeding berarti bersandar untuk menyusu. Beberapa konselor laktasi juga berpendapat kalau mandi bersama bayi (disebut co-bathing) bisa membantu proses relaktasi.

    • Pastikan pelekatan yang baik. Seperti telah disebutkan di atas, pelekatan yang dalam membuat bayi menerima ASI paling banyak dan Anda merasa nyaman. Cari bantuan bila bayi kesulitan melakukan pelekatan dengan baik.

    • Gunakan tekanan pada  payudara. Ketika bayi tetap di payudara, remas payudara saat bayi menyusu. Ini efektif bila bayi tertidur di payudara.

    • Gunakan pelindung puting. Beberapa bayi yang minum dari botol lebih mau menyusu langsung di payudara bila ibu menggunakan pelindung puting karena ini membuat payudara terasa seperti dot botol. Tapi beberapa bayi ada juga yang kesulitan untuk menghisap ASI melalui nipple shield.

    • Fokus menyusui pada waktu yang tepat. Coba susui bayi ketika persediaan ASI di payudara lagi banyak, seperti malam dan pagi hari. Tawarkan payudara untuk menenangkan bayi bila ia sudah kenyang atau ketika ia tidur. Anda juga bisa berikan susu formula tepat sebelum bayi menyusu di payudara.

    • Pastikan bayi terus tumbuh. Bila Anda mengurangi susu formula ketika relaktasi, Anda perlu melakukannya secara bertahap. Pada tahap awal, kurangi susu formula satu ounce per hari. Sering lakukan pemeriksaan berat badan untuk memastikan bayi terus tumbuh secara normal. Jangan lupa cek popok kotor bayi agar Anda tahu apakah si kecil cukup mendapatkan ASI atau tidak.

Cara alami tingkatkan produksi ASI saat relaktasi

Beberapa ibu menggunakan suplemen herbal seperti kelabat, obat seperti domperidone, booster ASI, atau galactogouge untuk menstimulasi produksi ASI. Tapi ini hanya akan membantu bila digabungkan dengan sering menyusui dan memompa payudara.

  1. Kelabat

    Kelabat jadi jenis herbal yang umum digunakan sebagai suplemen menyusui. Kelabat dianggap menstimulasi produksi keringat dan karena payudara terdiri dari kelenjar keringat, kelenjar ASI dan pengeluaran ASI jadi terstimulasi. Kebanyakan ibu menyusui yang mengonsumsi kelabat merasakan adanya peningkatan produksi ASI dalam 24 hingga 72 jam setelah konsumsi. Anda bisa meminumnya dalam bentuk teh.

  2. Gandum

    Anda pernah makan biskuit untuk ibu menyusui? Kemungkinan ada kandungan gandum di dalamnya. Gandum punya manfaat untuk produksi ASI. Meski hanya ada sedikit bukti yang menunjukkan efek ini, para ahli menganggap peningkatan ASI setelah konsumsi gandum bisa berhubungan dengan tingginya kandungan zat besi. Meski tidak ada penelitian yang menyatakan gandum bisa membantu meningkatkan persediaan ASI, mengonsumsinya secara teratur ketika Anda menyusui kembali tidak berbahaya.

  3. Adas 

    Adas masuk dalam famili wortel dan telah lama dianggap sebagai galactogogue, dan beberapa penelitian menunjukkan manfaatnya untuk ibu menyusui. Adas sering ditemukan dalam teh dan suplemen untuk ibu menyusui tapi Anda bisa menggunakannya dalam masakan.

  4. Bayam

    Makanan kaya zat besi seperti bayam bisa efektif untuk mengembalikan tingkat zat besi, terutama bila Anda mengalami pendarahan pasca melahirkan atau kehilangan darah dalam jumlah abnormal selama proses kelahiran, karena ini bisa mempengaruhi kapan ASI keluar. Sebuah penelitian menunjukkan tingkat zat besi yang rendah terkait dengan persediaan ASI yang sedikit, jadi bila Anda mengalami kesulitan untuk memproduksi ASI, minta dokter memeriksa tingkat zat besi Anda. Makanan kaya zat besi lain yang bisa Anda konsumsi adalah daging, kacang, dan sayuran hijau lainnya.

    Secara umum, penting untuk makan makanan sehat ketika menyusui, tidak hanya agar bayi mendapat nutrisi yang baik tapi untuk memastikan tubuh Anda bekerja di level yang sehat juga. Ini termasuk konsumsi variasi buah, sayur, lemak sehat, biji-bijian, dan banyak lagi.

    Bila merasa khawatir dengan persediaan ASI, konsultasikan ke konselor laktasi. Relaktasi berbeda pada tiap ibu, jadi memastikan solusi yang tepat untuk Anda sangat penting untuk menjaga hubungan menyusui yang bahagia dan sehat.

    Bunda, relaktasi bisa terasa sulit dan makan waktu, tapi tetap mungkin dilakukan. Dengan dukungan, informasi yang tepat, dan dedikasi, relaktasi berhasil pada sebagian besar wanita dan memberi hasil yang menyenangkan. Rasa percaya diri akan mempermudah perjalanan relaktasi Anda.

(Ismawati)

Follow Ibupedia Instagram