Ibupedia

Ruam Popok pada Bayi

Ruam Popok pada Bayi
Ruam Popok pada Bayi

Jika bayi Anda mengalami ruam popok yang tak kunjung hilang, kemungkinan besar ia mengalami infeksi. Ada beberapa kondisi yang menyebabkan terjadinya ruam popok, antara lain gesekan, sensitifitas, dan kelembapan. Tapi ruam popok yang tetap berlanjut meski Anda telah mengobatinya dengan menggunakan krim anti ruam popok dan menjaga agar pantatnya tetap kering, bisa jadi ini merupakan indikasi terjadinya infeksi.

Setiap orang memiliki jamur yang tidak bersifat membahayakan di dalam tubuh. Jamur tumbuh subur di lingkungan yang hangat dan basah seperti mulut, bagian pantat, kulit, dan pada vagina wanita. Ruam popok yang tidak diobati bisa dengan mudah terkena infeksi Candida albicansMeski bayi Anda berjenis kelamin laki-laki, ia tetap memiliki resiko untuk terkena infeksi jenis ini.

Bayi yang mengkonsumsi antibiotik dan bayi ASI yang ibunya menggunakan obat antibiotik lebih memiliki resiko mengalami infeksi jamur. Hal ini dikarenakan antibiotik membunuh bakteri baik di dalam tubuh. Bakteri baik inilah yang menjaga bakteri jahat agar tetap terkendali. Tanpa bakteri ini, jamur dapat tumbuh lebih banyak. Jika anak Anda mengalami infeksi di bagian mulut, ia kemungkinan juga akan mengalami infeksi bakteri di bagian bokongnya. Jamur masuk melalui sistem pencernaan anak ketika ia makan dan berakhir di kotorannya, yang perlahan keluar mengenai popoknya dan bersentuhan langsung dengan kulit yang hangat dan lembab.

Anda mungkin tidak bisa mendeteksi terjadinya infeksi jamur pada ruam popok yang ringan. Tapi saat infeksi jamur terjadi, Anda akan dengan mudah mengenalinya karena kondisi ini berbeda dengan ruam popok pada umumnya. Infeksi jamur ditunjukkan dengan warna merah yang pekat, dengan bagian pinggir yang agak timbul dari kulit. Kulit anak Anda juga akan bersisik. Selain itu, ruam jamur cenderung akan berlangsung lebih dari dua hari dan tidak berpengaruh pada perawatan tradisional apapun. Jamur juga biasanya muncul di lipatan kulit di area paha.

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, krim untuk ruam popok tidak dapat menyembuhkan infeksi jamur. Yang dibutuhkan anak Anda adalah anti jamur seperti nystatin clotrimazole atau miconazole. Beberapa jenis obat ini bisa Anda peroleh tanpa menggunakan resep dokter. Aplikasikan pada kulit bayi sesuai petunjuk penggunaan pada label kemasan. Setelah diobati, ruam ini biasanya hanya berlangsung selama beberapa hari sebelum akhirnya menghilang.

Anda belum perlu mengunjungi dokter untuk memeriksakan si kecil yang mengalami infeksi jamur. Coba dulu gunakan krim anti jamur selama beberapa hari. Anda baru bisa menghubungi dokter jika tidak terjadi perubahan dalam tiga hari setelah pengobatan dimulai. Juga hubungi dokter Anda jika si kecil malah mengalami demam atau ruam berubah menjadi luka yang terbuka dan mengeluarkan cairan kekuningan. Gejala ini bisa menandakan anak Anda mengalami infeksi bakteri dan memerlukan antibiotik.

Jika anak Anda mengkonsumsi antibiotik atau baru-baru ini sembuh dari penyakit menular yang disebabkan oleh jamur, kemungkinan besar Anda tidak dapat mencegah terjadinya infeksi jamur secara keseluruhan. Tapi Anda dapat menghindari menciptakan lingkungan yang disukai jamur yaitu tempat yang gelap dan lembab. Yang perlu Anda lakukan adalah:

  • Bersihkan pantat bayi secara keseluruhan setelah ia buang air besar, biarkan bagian bokongnya kering terlebih dulu sebelum Anda kembali memakaikan popok atau celana.
  • Segera ganti popok bayi saat basah dan kotor.
  • Jangan memakaikan popok atau celana terlalu ketat hingga tak ada udara yang mengalir di sekitar kulit bayi.
  • Biarkan sesekali bayi Anda tidak menggunakan celana atau popok. Ini bertujuan agar area pantatnya mendapatkan udara yang cukup.

(Isma)