Ibupedia

Si Kecil Tampak Lesu? Kenali Tanda Dan Gejala Anemia Pada Anak

Si Kecil Tampak Lesu? Kenali Tanda Dan Gejala Anemia Pada Anak
Si Kecil Tampak Lesu? Kenali Tanda Dan Gejala Anemia Pada Anak

Ada yang berbeda dari si kecil hari ini, ia tampak tidak bersemangat bermain. Wajahnya terlihat pucat, lesu, dan lemas. Waduh! Kenapa ya?

Bisa jadi ini merupakan tanda dan gejala anemia pada anak, lho! Anemia bisa terjadi pada siapapun, termasuk anak-anak hingga bayi. Anemia sendiri merupakan kondisi ketika jumlah sel darah merah di dalam tubuh justru berkurang hingga di bawah batas normal.

Selain itu, anemia juga bisa terjadi ketika anak ataupun orang dewasa mengalami pendarahan berat. Orang tua, perlu curiga mengenai tanda dan gejala anemia pada anak sedini mungkin.

Karena, jika kondisi ini tidak segera diobati maka dapat menyebabkan gangguan tumbuh kembang. Tentunya hal ini dapat memengaruhi aktivitasnya di sekolah ataupun aktivitas sehari-hari di rumah. Yuk! Kenali tanda dan gejala anemia dalam ulasan berikut ini.

Apa itu anemia?


Melansir Healthy Children anemia merupakan kondisi ketika tubuh tidak cukup memproduksi sel darah merah. Pendarahan berat juga bisa mengakibatkan jumlah sel darah merah dan hemoglobin (Hb) berkurang drastis.

Sel-sel di otot dan organ si kecil tentu membutuhkan oksigen untuk bertahan hidup. Penurunan jumlah sel darah merah justru dapat memberi tekanan pada tubuh. Beberapa kondisi yang dicurigai dapat menyebabkan anemia pada anak adalah:

  • Ketika tubuh anak tidak menghasilkan cukup sel darah merah. Hal ini dapat terjadi jika anak tidak memiliki cukup zat besi atau nutrisi lain dalam makanannya. Kondisi ini bisa disebut dengan gejala anemia defisiensi besi.
  • Ketika tubuh terlalu banyak menghancurkan sel darah merah. Jenis anemia ini biasanya terjadi ketika seorang anak memiliki penyakit yang mendasarinya atau mewarisi kelainan sel darah merah, misalnya anemia sel sabit atau thalasemia.
  • Kehilangan sel darah merah akibat pendarahan. Ini bisa berupa kehilangan darah yang jelas, seperti pendarahan
  • Kekurangan gizi atau nutrisi tertentu, seperti seperti zat besi dan vitamin B12 dan asam folat.
  • Penyakit tertentu, seperti penyakit autoimun, gangguan sumsum tulang, anemia hemolitik, hipotiroidisme, dan gagal ginjal
  • Infeksi kronis
  • Efek samping obat-obatan
  • Cedera, luka berat hingga mengalami pendarahan
  • Kanker tertentu layaknya leukemia.

Akibat dari kondisi-kondisi tersebut bisa menyebabkan anak kakurangan zat besi dan vitamin lainnya yang dibutuhkan tubuh. Dalam dunia medis, kondisi ini juga sering disebut sebagai anemia defisiensi besi.

Mengapa zat besi penting untuk anak?


Zat besi punya fungsi penting dalam membantu memindahkan oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh. Serta membantu otot menyimpan dan menggunakan oksigen dengan maksimal.

Nah, jika si kecil terdeteksi kekurangan zat besi maka hal ini dapat menyebabkan anak mengalami anemia. Jika melansir Mayo Clinic kekurangan zat besi pada anak-anak sebenarnya merupakan masalah yang umum terjadi.

Gejala anemia defisiensi besi juga terdiri dari banyak tingkatan, dari derajat ringan hingga sedang. Selain menyebabkan anak mengalami anemia, kekurangan zat besi yang tidak diobati juga dapat memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak.

Tanda dan gejala anemia pada anak


Gejala anemia pada bayi dan anak-anak sebenarnya tidak jauh berbeda dengan yang dialami oleh orang dewasa pada umumnya. Melansir John Hopkins All Children Hospital dokter spesialis anak Dr. Jasmine Reese, M.D, mengatakan beberapa tanda dan gejala anemia pada anak biasanya biasanya cukup mudah terlihat, diantaranya adalah:

  • Anak terlihat lemas atau lelah
  • Sesak napas
  • Luka sulit sembuh
  • Mata menguning
  • Tidak seaktif biasanya
  • Kulit pucat atau kekuningan
  • Irama jantung berdebar lebih kencang
  • Biasanya si kecil akan mengeluhkan sakit kepala, pusing atau bahkan nyeri di tulang atau bagian tubuh tertentu
  • Mudah terkena infeksi.

Selain itu, tanda dan gejala anemia pada anak lainnya yang cukup khas adalah kehilangan konsentrasi belajar saat di sekolah. Hal ini terjadi akibat kurangnya oksigen dan produksi sel darah merah dalam tubuh.

Kalau sudah seperti ini, ada baiknya segera bawa si kecil ke dokter untuk melakukan pemeriksaan secara menyeluruh ya Bu!

Mengatasi tanda dan gejala anemia pada anak


Nggak perlu khawatir ya Bu, meskipun tanda dan gejala anemia pada anak terlihat cukup mengkhawatirkan, namun kondisi tersebut tetap bisa ditangani. Melansir Kids Health berikut adalah beberapa cara yang bisa kita lakukan:

  • Dokter akan menangani gejala anemia defisiensi besi pada anak dengan memberikan suplemen zat besi selama minimal 3 bulan. Guna membantu zat besi diserap ke dalam tubuh
  • Hindari mengonsumsi zat besi dengan antasida seperti produk susu, atau teh. Sebab hal ini dapat mengganggu kemampuan tubuh untuk menyerap zat besi.
  • Anak dengan kondisi anemia derajat yang lebih tinggi mungkin memerlukan suplemen zat besi melalui transfusi darah.

Selain pengobatan medis, Ibu juga bisa menambah asupan zat besi melalui beberapa makanan tertentu seperti:

  • Mengurangi jumlah penggunaan jumlah susu sapi dalam makanan
  • Sajikan makanan yang kaya zat besi dalam menu sehari-haru keluarga. Sumber zat besi yang baik meliputi: sereal dengan zat besi, daging tanpa lemak, ayam, ikan, kuning telur, tahu, kacang polong.
  • Sajikan pula buah-buahan dan sayuran yang tinggi akan vitamin C seperti jeruk, kiwi, brokoli dan lain sebagainya.

Jika perlu, konsultasikan ke dokter gizi si kecil agar Ibu bisa mendapatkan rekomendasi aneka makanan yang dapat membantu anak agar mendapatkan zat besi yang cukup.

Follow Ibupedia Instagram