Ibupedia

Sudah Siapkah Si Kecil Untuk Potty Training?

Sudah Siapkah Si Kecil Untuk Potty Training?
Sudah Siapkah Si Kecil Untuk Potty Training?

Kapan ya waktu yang tepat bagi si kecil untuk 'pisah' dari popoknya dan memulai toilet training? Hmm, pertanyaan tersebut pasti sempat terlintas di pikiran Bunda. Memang, urusan mengajari anak menggunakan toilet bukanlah hal mudah.

Kebanyakan anak siap melakukan proses toilet training saat berusia antara 24-27 bulan. Bagi anak yang mulai lebih awal, biasanya akan lebih susah untuk belajar. Bukannya mandiri sejak dini, sang buah hati malah merepotkan Bunda dengan toilet training yang memakan waktu lama. Tapi Bunda nggak ada salahnya lho untuk mencoba infant toilet training yang ditujukan buat bayi-bayi kecil. Siapa tahu, si kecil cocok.

Mengajarkan toilet training untuk anak laki-laki juga bisa dibilang lebih susah dibanding anak perempuan lho. Tapi tak perlu khawatir, dengan tips berikut, Anda pasti bisa melaluinya.

Tanda anak siap untuk toilet training

Buah hati Anda siap untuk toilet training bila:

  • Anak mulai belajar mandiri dan bangga jika melakukan segalanya atas usaha sendiri.
  • Menirukan tingkah laku orang-orang yang lebih tua darinya.
  • Anak sudah memiliki keinginan untuk menyenangkan orang lain. Misalnya dengan memberi hadiah. Anak juga sangat senang dengan pujian.
  • Kemampuan bahasa si kecil pun bagus. Tak hanya mampu mengomunikasikan kebutuhannya, ia juga mulai memahami proses menggunakan toilet.
  • Anak sudah mampu mengikuti instruksi verbal secara sederhana.
  • Sang buah hati sudah tidak mengompol lagi.

Waktu yang tepat untuk memulai toilet training

  • Jangan tergoda untuk melatih anak sejak usia dini karena memulai lebih awal hanya akan membuatnya lebih lama belajar, jadi sebaiknya tunggulah hingga usia anak menginjak 24-27 bulan.
  • Si kecil sebaiknya baru boleh mengikuti latihan jika ia sudah menunjukkan tanda-tanda kesiapan.
  • Jangan melakukan toilet training saat Anda dalam kondisi tertekan karena stress. Misalnya saat Bunda baru melahirkan anak kedua atau banyak kesibukan di luar rumah.

Prinsip dasar dibalik toilet training

  • Lakukan latihan dengan telaten sambil memperhatikan reaksi dari si kecil.
  • Jangan pernah memaksa anak Anda agar cepat bisa.
  • Jangan menggunakan kalimat bernada negatif seperti jorok dan bau saat berbicara tentang fesesnya.
  • Berikan anak Anda kesempatan untuk merasakan bahwa ia telah aktif berpartisipasi dalam mengambil kontrol serta belajar mandiri.
  • Puji si kecil tiap kali ia berhasil melakukan apa yang Bunda suruh.

Jika anak masih suka mengompol hingga usia 5 tahun, jangan buru-buru dimarahi ya, Bun. Biasanya pada usia 6 tahun, baru sekitar 90% anak berhasil melalui malam tanpa pipis di celana. Kuncinya adalah sabar dan telaten!

Meski dalam toilet training sang buah hati tampak malas-malasan dan susah disuruh, Bunda harus tetap memperlihatkan semangat juang. Nantinya, si kecil pasti akan luluh juga melihat Bundanya berusaha. Ingat ya Bun, jangan sekali-kali mempermalukan anak atau menganggapnya gagal saat ia membutuhkan waktu lama untuk menyelesaikan toilet training.

Ada beberapa alasan yang membuat si kecil menolak menggunakan toilet, antara lain:

  • Perasaan takut harus berada sendirian di dalam toilet.
  • Konstipasi.
  • Caranya agar lebih diperhatikan oleh Bunda.
  • Terlalu banyak disuruh-suruh hingga ia tertekan dan akhirnya malas pergi ke toilet.
  • Ingin terus bermain-main dengan Anda perihal toilet training.

Jika si kecil masih meminta popok saat ia ingin buang air besar, berikan pujian karena sudah berhasil memahami sinyal tubuhnya sendiri. Perlahan berikan pemahaman bahwa sebaiknya si kecil buang air di toilet daripada terus menerus menggunakan popok. Katakan hal tersebut dengan ekspresi serta nada suara yang sifatnya positif ya, Bun.

Bisa pipis dan buang air besar di toilet merupakan proses kompleks yang tidak bisa terburu-buru. Tekanan untuk mempercepat toilet training hanya akan menimbulkan stres dan semakin sulit untuk semua pihak yang terlibat. Si kecil perlu bisa mengenali kapan pipis dan buang air besar terjadi, dapat menahan cukup lama sebelum ke toilet, mengingat di mana toilet, dan membuka celana untuk pipis atau pup tanpa berceceran.

Anak juga perlu memahami instruksi sederhana atau memberi tahu Anda kalau ia mau ke toilet. Kesiapan individu anak menjadi kunci keberhasilan toilet training. Beberapa penelitian menunjukkan memulai toilet training terlalu dini bisa memperlambat waktunya.

Agar sukses toilet training

Orangtua direkomendasikan menghindari memaksa anak untuk toilet training. Ada beberapa langkah untuk mendorong kontrol kandung kemih anak: 

  • Ketika batita bisa memberi tahu Anda kalau ia pipis atau buang air besar di celana, katakan, “Ade bisa pipis atau pup di kamar mandi seperti Ayah dan Bunda.” Anda bisa memintanya memilih sendiri potty-nya. Pastikan saja meletakkan potty di tempat yang mudah ia akses dan Anda bisa mengawasinya, mungkin di kamar mandi dengan pintu terbuka atau di ruangan tempat ia bermain.
  • Pakaikan anak baju yang mudah dilepas. Beli celana dalam dengan warna dan gambar menarik, tunjukkan padanya, dan beritahu kalau ia bisa pipis di toilet berarti ia sudah besar dan bisa memakai celana dalam yang baru dibeli. Lalu letakkan celana dalam tadi di lemari hingga ia ingin mencoba menggunakan toilet.
  • Beberapa orangtua merasa terbantu dengan menunjukkan pada anak apa yang harus dilakukan dengan menggunakan boneka atau mainan favorit untuk mendemonstrasikannya. Atau Anda bisa membiarkan anak mengikuti Anda ke toilet, sehingga Anda bisa memberi tahu apa yang dilakukan di toilet.
  • Ada baiknya Anda menyiapkan waktu selama satu atau dua minggu dan tetap berada di rumah untuk melatih toilet training. Bila Anda tidak mungkin selalu tinggal di rumah, Anda bisa bawa potty kemana Anda pergi. Bila anak sudah masuk daycare, bicarakan pada pengasuh kalau anak Anda sedang berlatih toilet training.

Hal penting tentang toilet training

Mungkinkah anak Anda sudah siap untuk toilet training? Berikut ini panduan untuk membantu Anda dan si kecil berhasil dalam toilet training:

Kenalkan toilet training untuk malam hari

Jangan dulu singkirkan popok anak. Meski anak sudah konsisten tetap bersih dan kering sepanjang siang hari, bisa butuh beberapa bulan atau tahun baginya untuk tetap kering sepanjang malam. Di usia ini, tubuhnya masih belum cukup matang untuk membangunkannya di tengah malam hanya untuk ke kamar mandi. Normal bagi anak bila masih mengompol hingga usia sekolah.

Sebelum memulai toilet training di malam hari, pakaikan anak popok, tapi minta ia menggunakan potty bila ingin pipis atau buang air besar di malam hari. Beri tahu kalau  ia bisa memanggil Anda bila ia terbangun di tengah malam dan ingin ke kamar mandi. Anda bisa juga letakkan potty di dekat tempat tidur agar ia bisa segera menggunakannya.

Bila anak bisa konsisten tetap kering di malam hari, ini bisa jadi waktu yang tepat untuk memulai toilet training malam hari. Pasang plastik pada kasur, pakaikan pakaian dalam, dan minta ia gunakan toilet sebelum tidur. Ketika ia terbangun di pagi hari, biasakan menggunakan kamar mandi sebelum ia memulai harinya.

Ingat Bun, banyak anak tidak bisa tetap kering di malam hari hingga usia sekolah. Bila anak tidak bisa tetap kering semalaman, kembali pakaikan popok, tenangkan anak dengan memberitahu mengompol bukan salahnya, dan coba lagi toilet training malam hari dalam beberapa bulan ketika ia sedikit lebih besar.

Toilet training bisa sulit untuk orangtua dan anak. Kemunduran merupakan hal yang wajar dan tiap anak akan mengalami beberapa kali insiden sebelum bisa tetap kering sepanjang hari. Insiden tidak berarti Anda gagal. Ketika ini terjadi, jangan marah atau menghukum anak. Lagi pula, menguasai proses ini akan butuh waktu.

Yang bisa Anda lakukan adalah menurunkan kemungkinan insiden dengan memakaikan anak pakaian yang mudah dilepas dengan cepat. Ketika ia mengalami insiden pipis atau pup di celana, tetap bersikap positif dan sarankan anak agar lain kali menggunakan potty-nya.

Bila anak punya kakak atau teman yang sudah latihan toilet training, minta mereka menunjukkan caranya juga. Akan lebih mudah bila anak melihat anak lain yang seusianya menunjukkan kemampuan yang sedang ia coba kuasai.

Meski Anda akan membantu anak melakukan aktivitas ini, terutama membersihkan diri setelah buang air besar, melihat dan mendengar Anda melakukannya akan membantunya terbiasa pada seluruh prosesnya. Bila anak Anda perempuan, bantu ia membersihkan diri dari depan ke belakang, terutama setelah buang air besar untuk mengurangi risiko infeksi saluran kemih.

Ketika menunjukkan cara menggunakan toilet ke anak, bicaralah tentang bagaimana cara mengetahui waktunya untuk ke kamar mandi. Lalu jelaskan apa yang terjadi ketika Anda menggunakan toilet dan biarkan ia melihat ke toilet setelahnya. Juga tunjukkan bagaimana membersihkan diri, memakai kembali celana dalam, flush toilet, dan mencuci tangan.

Anak belajar dengan meniru, dan melihat Anda menggunakan kamar mandi jadi cara alami untuk memahami fungsi dari toilet. Pada anak laki-laki, akan lebih mudah mengajarkannya duduk lebih dulu saat pipis. Ketika sudah menguasainya, ia bisa melihat ayah atau kakak laki-lakinya pipis berdiri.

Tunjukkan caranya pada anak

Bila duduk di potty dengan atau tanpa celana membuat anak rewel, jangan memaksanya. Jangan paksa anak untuk duduk di sana, terutama bila ia takut. Lebih baik singkirkan potty selama beberapa minggu sebelum mencobanya kembali.

Setelah anak suka dengan rutinitas ini, minta ia duduk di potty tanpa celana. Kembali, biarkan ia terbiasa dengan ini. Beritahu pada anak kalau ia harus melepas celana sebelum menggunakan potty, dan itu juga dilakukan Ayah dan Bunda.

Dudukkan anak di potty, dengan berpakaian lengkap, sekali sehari, setelah sarapan, sebelum mandi, atau kapanpun ketika ia kemungkinan buang air besar. Ini membantu anak terbiasa menggunakan potty dan menerimanya sebagai bagian rutinitas kesehariannya. Bila tidak ada kamar mandi yang dekat, bawa potty-nya ke ruang bermain atau di manapun anak berada.

Ciptakan rutinitas

Bila menggunakan adapter seat, pastikan cukup aman dan nyaman digunakan, dan jangan lupa beli juga kursi kecil. Anak membutuhkan kursi kecil ini untuk naik dan turun dari toilet dengan cepat dan mudah, serta sebagai tempat kakinya berpijak ketika duduk di toilet.

Cari tahu peralatan yang paling tepat untuk anak sebelum membelinya, lalu minta anak memilih potty-nya. Ketika tiba di rumah, tuliskan namanya dan ajak ia bermain menggunakan potty yang baru dibeli.

Sediakan kursi potty ukuran anak atau adapter seat yang bisa digunakan pada toilet di rumah Anda. Perlengkapan ini membuat anak tidak terlalu cemas menggunakan toilet dewasa karena takut terjatuh. Ada juga anak yang takut mendengar suara berisik saat flush.

Beli perlengkapan yang tepat

Pindah ke rumah baru, kelahiran adik bayi, atau pindah daycare bisa mengganggu rutinitas anak dan dapat menyebabkan stres serta membuat anak mengalami kemunduran dalam toilet training. Stres membuat anak lebih sulit menunjukkan kemampuan yang belum ia kuasai, sehingga ia mundur kembali ke tingkat yang membuatnya nyaman.

Jangan paksakan toilet training saat sedang terjadi perubahan besar

Pada kebanyakan anak, pelukan, ciuman, dan pujian sudah cukup memotivasi. Tapi beberapa anak lain membutuhkan lebih dari ini. Anda bisa tawarkan cemilan yang ia suka atau mengajaknya ke toko mainan. Atau Anda bisa gunakan sticker sebagai hadiah. Apapun yang Anda pilih, penekanannya adalah pada apa yang anak lakukan, bukan pada imbalannya.

Hadiah bisa memotivasi

Toilet training merupakan proses perkembangan yang normal. Toilet training terjadi bervariasi dari anak satu ke anak lain. Bila memaksakan prosesnya, Anda harus memulai dari awal lagi.

Tiap anak berbeda

Kapan waktu memulai toilet training? Beberapa indikatornya adalah anak bisa tetap kering tanpa pipis dalam beberapa jam, buang air besarnya teratur dan bisa diprediksi, meminta popok kotornya diganti, dan menunjukkan minat pada kamar mandi. Ada juga anak yang bisa mengatakan “pipis” sehingga bisa menggunakan toilet.

Cari tanda kesiapan anak

Banyak orangtua mengira anak harus dilatih toilet training di usia tertentu. Tapi toilet training adalah sebuah proses. Mulailah dengan perlahan, dan biarkan anak melihat Anda menggunakan kamar mandi, biarkan ia memilih celana dalam dengan gambar karakter favoritnya, dan berikan pujian bila ia mau menggunakan potty-nya.

Tunggu hingga anak siap

Anda bisa coba taktik berikut untuk mendorong toilet training bebas dari rewel dan rengekan:

Meski kebanyakan anak menunjukkan tanda kesiapan toilet training di usia 3 tahun, setidaknya 15 persen anak tidak siap di usia itu dan sejumlah kecil belum menguasai toilet training hingga usia 4 tahun.

Selain siap secara fisik untuk mengontrol kandung kemih, anak perlu siap secara emosi untuk toilet training. Tahap kemunduran normal terjadi. Bila Anda khawatir si kecil terlambat menguasai toilet training, yakinkan diri kalau ini bukan refleksi kecerdasan anak atau tanda kalau ia malas atau jorok. Kesiapan toilet training terkait dengan perkembangan sistem saraf dan bagaimana anak menerima serta menerjemahkan pesan dari tubuhnya.

Kesiapan emosi

Anak bisa mengontrol dorongan untuk pipis atau buang air besar. Ini cenderung terjadi ketika usia anak 3 tahun dan setelahnya.

Mengontrol pipis dan buang air besar

Ia bisa memberi tahu sebelum pipis atau buang air. Rata-rata, batita mencapai tahap ini antara usia 2 sampai 3 tahun.

Memberitahu sebelum pipis atau pup

Anak harus menyadari kalau ia pipis atau buang air besar, ini biasanya tidak terjadi sebelum usianya sekitar 20 bulan, tapi bisa hingga dua setengah tahun atau lebih lambat pada beberapa anak. Anda bisa membantu batita dengan mengajarkan kata-kata untuk memberi tahu kalau ia pipis atau pup saat Anda mengganti popoknya.

Menyadari kalau ia sedang pipis atau pup

Si kecil perlu menyadari kalau popoknya basah atau kering. Ini akan terjadi lebih cepat bila batita menggunakan popok kain atau model popok yang memungkinkan ia merasakan basah sebelum cairan pipis terserap ke popok.

(Yusrina & Ismawati)

Follow Ibupedia Instagram