Ibupedia

Tak Perlu Percaya! 6 Mitos Demam Pada Anak Dan Faktanya

Tak Perlu Percaya! 6 Mitos Demam Pada Anak Dan Faktanya
Tak Perlu Percaya! 6 Mitos Demam Pada Anak Dan Faktanya

Hati orang tua mana yang tidak sedih jika melihat si kecil sakit ya Bu. Apalagi jika sakit yang diderita disertai dengan demam tinggi hingga membuatnya lemas dan tak bersemangat bermain.

Rasanya kalau boleh ditukar, inginnya kita saja yang menggantikan sakitnya deh! Yup, ketika anak demam beberapa orang tua tentu merasa khawatir dan panik. Terlebih jika saat diukur suhu tubuhnya naik lebih dari 38 derajat Celcius.

Pada beberapa anak, ketika demam tinggi juga bisa mengakibatkan kejang sehingga membuat orang tua makin khawatir. Nah, ketika si kecil demam ada banyak sekali mitos demam yang beredar di masyarakat dunia.

Sayangnya banyak pula orang tua yang percaya meski fakta dari mitos demam tersebut belum tentu benar adanya. Hal ini dikarenakan mitos demam sudah ada sejak jaman nenek moyang dan sudah terpatri di pikiran tiap keturunan, sehingga sulit untuk dibedakan mana saja mitos fakta demam.

Biar nggak salah mempercayai suatu hal yang belum tentu benar adanya, lebih baik simak terlebih dahulu yuk beragam mitos fakta demam yang perlu Ibu ketahui dalam ulasan berikut ini.

Apa yang dimaksud dengan demam? 

Demam merupakan reaksi tubuh untuk melawan infeksi. Melansir Cleveland Clinic ketika anak demam tak berarti menunjukkan bahwa si kecil mengalami masalah serius pada kesehatannya.

Menurut Dr. Sarah Klein MD yang merupakan dokter spesialis anak, banyak orang tua mengira demam disebabkan langsung oleh virus atau bakteri. Namun sejatinya hal ini   disebabkan karena sistem kekebalan sedang melawan kuman dan bakteri dalam tubuhnya.

Kuman dan bakteri tidak menyukai suhu tubuh yang tinggi. Itu sebabnya tubuh akan mengirim hormon untuk meningkatkan suhu panas setiap kali melawan infeksi.

Orang tua makin khawatir ketika si kecil demam secara tiba-tiba tanpa adanya gejala sebelumnya. Namun, Dr Klien mengimbau agar orang tua tetap tenang dan jangan panik, sebab demam merupakan reaksi tubuh yang normal terjadi.

Beragam mitos demam pada anak


1. Anak demam tidak boleh mandi

Mitos demam pada anak yang satu ini seringkali terdengar di negara kita. Orang tua jaman dahulu sangat melarang memandikan anak ketika demam, karena takut anak akan menggigil dan suhu tubuhnya tidak akan turun.

Namun faktanya, jika melansir Times of India, menurut Dr. Suranjit Chatterjee yang merupakan Senior Consultant, Internal Medicine, Indraprastha Apollo Hospitals New Delhi mengatakan sejatinya boleh saja mandi saat demam. Akan tetapi pasien sebaiknya tidak perlu membasahi kepala atau meramas.

Mandi saat demam justru dapat membuat tubuh menjadi lebih rileks. Nggak hanya itu, mandi saat demam ternyata juga bisa mencegah kita terkena infeksi akibat paparan bakteri atau virus, dengan catatan mandi harus menggunakan air hangat dan dilakukan dengan cara yang benar.

2. Anak demam tanda mau tambah kepintaran

Nah, kalau mitos demam pada anak yang satu  ini mungkin paling sering dikatakan oleh orang tua kita jaman dahulu ya Bu. Bahkan sampai sekarang hal ini masih dipercaya oleh beberapa orang.

Tapi yang jelas, faktanya ketika anak sedang demam menandakan ada yang tak beres dengan tubuhnya. Sehingga orang tua perlu tahu apa yang mungkin menjadi penyebab demam pada si kecil.

3.  Demam bisa menyebabkan kejang

Secara keseluruhan, demam tidak selalu menyebabkan kejang pada tiap anak ya Bu. Melansir Mayo Clinic kejang yang terjadi pada anak memang diawali dari demam.

Bahkan, kejang saat demam bisa terjadi pada anak-anak yang terlihat sehat yang memiliki perkembangan normal dan belum pernah mengalami gejala neurologis sebelumnya. Meski bisa membuat orang tua panik, untungnya kejang demam biasanya tidak berbahaya.

Kejang juga biasanya hanya berlangsung beberapa menit dan biasanya tidak menunjukkan masalah kesehatan yang serius. Jadi pada intinya, mitos demam yang menyebutkan jika suhunya terlalu tinggi bisa menyebabkan kejang nyatanya tak selalu seperti itu ya Bu.

4. Demam dapat merusak otak anak

Mitos demam selanjutnya yang seringkali kita dengar adalah, demam dapat merusak otak anak. Jelas hal ini tidak benar adanya ya Bu, sehingga orang tua tidak perlu khawatir berlebihan.

Demam hanya akan berpengaruh pada sistem saraf di otak bila melampaui 42 derajat Celcius. Di bawah suhu itu, demam tidak berpotensi menyebabkan kerusakan bermakna pada otak maupun bagian tubuh lainnya. Namun, kasus ini sangat jarang terjadi baik di Indonesia maupun dunia.

5. Kompres demam dengan es batu

Mitos demam yang satu ini tentu merupakan hal yang salah dan tak patut dilakukan ya Bu. Sebab hal ini sangat bertentangan dengan fakta medis yang sebenarnya.

Apalagi para media tidak menganjurkan penggunaan kompres es, melainkan kompres hangat di sela ketiak, leher, dan lipat paha.

Kompres hangat dapat membantu melebarkan pembuluh darah di bawah kulit, sehingga panas dapat mudah menguap melalui pori-pori. Nah, selain melakukan kompres air air hangat kamu juga bisa mengajak si kecil berendam air hangat agar tubuh menjadi rileks dan demam lekas turun.

6. Perlu antibiotik untuk mengobati demam

Konsumsi antibiotik saat demam tidak selalu diperlukan ya Bu. Antibiotik hanya diberikan bila keluhan yang terjadi pada anak disebabkan oleh infeksi bakteri.

Jadi, bila demam pada anak disebabkan oleh infeksi virus atau hal lain, pemberian antibiotik tidaklah diperlukan. Penggunaan antibiotik yang salah dan tidak dengan anjuran dokter hanya akan membuat tubuh si kecil kebal terhadap pengobatan yang diberikan. Sehingga nantinya penyakit yang diderita makin sulit disembuhkan.

Nah, itu tadi adalah beberapa mitos fakta demam yang perlu orang tua ketahui. Yuk, mulai sekarang lebih bijak dalam mempercayai mitos demam yang disebutkan di atas dan sebaiknya jangan mudah percaya hal-hal yang belum tentu jelas secara medis ya Bu.

Editor: Dwi Ratih

Follow Ibupedia Instagram