Tanda dan Cara Mengatasi Perut Anak Yang Kembung
Gas di dalam usus itu wajar pada anak maupun orang dewasa. Rata-rata kita melepas gas 2 liter per hari dan bisa meningkat hingga 8 liter lho Bun. Pada kebanyakan kasus, ini bukan hal yang mengkhawatirkan, kecuali anak mengalami rasa tidak nyaman dan mengeluh sakit.
Biasanya anak yang perutnya bergas mengalami kembung, sakit, atau rasa terbakar di perut, dan sering bersendawa. Ia juga akan merasa sedikit mual. Perut bergas bisa disebabkan karena makanan tertentu atau kebiasaan makan yang salah.
Hal terbaik yang bisa Anda lakukan adalah mencoba membatasi atau mengatur makanan atau kebiasaan anak yang memicu perut bergas. Heartburn dan masalah pencernaan sering menyertai perut bergas dan menyebabkan nyeri perut. Bila anak mengalaminya, dan ia berusia setidaknya 6 bulan, Anda bisa coba berikan antacid. Cari antacid yang tidak mengandung aluminium, karena antacid dengan aluminium tidak dianjurkan diberikan pada anak.
Penyebab Perut Bergas Pada Anak
Ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan anak memiliki lebih banyak gas dan masalah pencernaan dibanding biasanya:
1. Mencerna Protein Tertentu Dari ASI Atau Susu Formula
Bila perut bayi sakit karena bergas setelah minum ASI, ia mungkin mengalami intoleransi pada protein dari makanan ibu, berarti ia kesulitan mencernanya, menyebabkan perut bergas dan kembung. Membatasi makanan yang jadi penyebabnya seperti produk susu bisa meringankan keluhan ini. Bila bayi minum susu formula dan terlihat sakit karena gas, mungkin ia mengalami intoleransi laktosa pada susu sapi dari susu formula. Bila demikian, dokter bisa menyarankan pilihan susu hypoalergenik.
2. Tidak Bisa Diam Saat Makan
Sering kali orang tua melakukan semua cara agar anak mau makan, termasuk membiarkan anak berkeliaran di rumah atau menonton televisi selama makan. Ketika anak berkeliaran dan bermain saat makan, udara bisa masuk ke saluran usus. Anak akan makan dan mengunyah dengan cepat agar kegiatan mainnya tidak terganggu. Ini juga meningkatkan konsumsi udara dan tidak baik untuk pencernaan. Bila anak menonton TV sambil makan, ia mengabaikan signal tubuh ketika merasa kenyang. Mintalah anak untuk duduk diam di meja makan saat makan, mengunyah makanan dengan baik, dan perlahan saat makan.
3. Konsumsi Banyak Makanan Tinggi Serat
Beberapa usus anak sensitif terhadap serat atau lemak. Perhatikan jenis makanan mana yang membuat anak mengalami masalah gastrointestinal dan coba batasi jumlah konsumsinya.
4. Minum Banyak Soda
Minuman karbonasi seperti soda mengandung asam posporik yang bisa menyebabkan gas berlebih dan masalah pencernaan. Soda juga cenderung membuat anak merasa kenyang, jadi mereka tidak minum susu dan air yang cukup atau mendapat semua nutrisi yang dibutuhkan sepanjang hari. Coba batasi soda dari makanan anak atau setidaknya batasi pada situasi tertentu.
5. Makan Sayuran Tertentu
Seperti orang dewasa, anak bisa mengalami gas berlebih ketika makan makanan seperti brokoli dan bunga kol. Memang bagus bila anak makan makanan sehat ini, hanya saja pastikan Anda tidak berlebihan memberikan sayuran pemicu gas pada waktu anak makan.
6. Minum Banyak Jus
Biasanya orang tua salah paham tentang manfaat pemberian jus pada anak. Bila anak minum lebih dari satu gelas jus sehari, ini bisa menyebabkan gas berlebih. Beberapa anak sulit mencerna fruktosa dan sukrosa dalam jus sehingga bisa menyebabkan gas bahkan diare. Minum terlalu banyak jus juga membuat anak merasa terlalu kenyang untuk makan makanan bernutrisi. Selain itu gigi menjadi terlalu banyak terpapar gula.
Idealnya anak di bawah usia 3 tahun tidak minum jus atau minuman soda. Anak minum tidak lebih dari satu gelas ukuran 4 ounce jus setiap hari. Ketika usianya lebih dari 3 tahun, batasi menjadi satu gelas ukuran 6 hingga 8 ounce sehari. Untuk menghindari kerusakan gigi dan obesitas, lebih baik anak minum air putih dan susu.
7. Tidak Minum Cukup Air Putih
Meminum air putih tidak mengatasi masalah gas anak, tapi akan membantu si kecil meringankan konstipasi atau kesulitan ketika buang air besar. Konstipasi sering disertai gas dan rasa tidak nyaman di perut. Pastikan anak minum beberapa gelas air putih setiap hari sebagai tambahan susu atau jus yang Anda berikan.
Hubungi dokter bila perut anak sakit karena bergas beberapa kali dalam sehari selama lebih dari tiga hari berturut-turut, atau sakit karena gasnya parah dan disertai gejala lain seperti muntah, diare, selera makan menurun, atau demam.
Anak bisa mengalami kondisi yang lebih serius seperti penyakit peradangan perut, usus buntu, alergi makanan, atau intoleransi laktosa. Penyakit seperti gastroenteritis, strep throat atau infeksi saluran kemih juga bisa menyebabkan nyeri perut seperti konstipasi.
Penyebab Umum Anak Sakit Perut
Bunda, gangguan di perut anak memang membuat orang tua cemas. Tapi sebenarnya mudah untuk menentukan penyebab sakit perut pada anak. Berikut beberapa yang perlu Anda ketahui:
1. Sakit Perut Tanpa Disertai Gejala Lain
Sakit perut tiba-tiba yang datang dan pergi selama beberapa jam biasanya jadi tanda gas atau konstipasi. Sakit kram yang terjadi satu atau dua jam setelah makan berarti konstipasi. Pada kasus ini, laksatif seperti susu dengan magnesium bisa membantu melembutkan feses. Bila konstipasi terus terjadi, coba tingkatkan asupan serat.
2. Perut Sakit Disertai Demam, Muntah, Dan Diare
Demam biasanya jadi tanda anti infeksi di tubuh melawan bakteri atau virus. Bila sakit perut memicu muntah dan diare, penyebab utamanya adalah organisme seperti virus dan rotavirus atau penyakit yang berasal dari makanan seperti salmonella. Sekitar 90 persen flu perut disebabkan oleh infeksi virus yang membaik dengan sendirinya. Begitu juga keracunan makanan tidak membutuhkan penanganan khusus. Mencegah dehidrasi penting untuk kesembuhan anak. Anda perlu hindari jus, karena kandungan gula yang tinggi dan bisa membuat diare lebih parah.
3. Sakit Pada Perut Sisi Kanan Dengan Demam Tingkat Rendah, Kadang Disertai Muntah
Apendicitis alias radang usus buntu bisa ditandai dengan selera makan rendah, muntah, dan sakit mulai di dekat pusar lalu bergerak ke sisi kanan bawah. Usus buntu terjadi ketika appendix tersumbat atau bengkak atau ada cairan serta bakteri berkumpul yangmenyebabkan abses. Biasanya butuh sekitar 48 jam setelah gejala pertama untuk infeksi serius berkembang dan 4 hingga 5 hari untuk abses terbentuk. Gejalanya membuat rasa sakit bertambah parah, sehingga anak berjalan bungkuk. Segera cari bantuan medis bila semua tanda mengarah ke radang usus buntu. Hindari obat pereda sakit, berikan botol berisi air hangat dan minta anak berbaring. Itu akan membuat anak merasa lebih nyaman.
Hubungi dokter bila anak Anda mengalami gejala berikut
Usia di bawah 6 bulan
- Demam
- Diare
- Sangat rewel
- Ubun-ubun cekung
Semua usia
- Penurunan berat badan
- Feses berdarah atau berwarna hitam
- Nyeri perut yang membuat anak terbangun dari tidur di malam hari
- Sulit menelan
- Sakit ketika buang air kecil
- Sakit perut lebih dari 24 jam
- Muntah terus-menerus selama 4 hingga 6 jam atau lebih
- Cairan muntah berwarna hijau gelap.
(Ismawati)