Ibupedia

Cara Membuat Makanan Bayi

Cara Membuat Makanan Bayi
Cara Membuat Makanan Bayi

Membuat makanan bayi sendiri di rumah tidak sulit kok. Anda juga tidak harus menghabiskan banyak uang. Daripada selalu membeli makanan bayi kemasan, Ibu bisa menggunakan bahan makanan segar yang sudah tersedia di dapur Anda. Selain sehat, Anda bisa tahu persis apa yang masuk ke mulut si kecil.

Membuat makanan bayi sendiri juga akan membiasakan bayi terbiasa mengkonsumsi makanan yang sama seperti makanan Ibu dan Ayah. Ini tentu bisa menjadi sebuah strategi yang akan membantu di saat si kecil pilih-pilih makanan.

Nah, saat mau membuat makanan bayi, ada beberapa hal yang perlu ibu perhatikan. Simak yuk infonya berikut ini:

  1. Membeli bahan makanan

    Belilah buah dan sayur yang segar, dan habiskan bahan makanan tersebut dalam satu atau dua hari. Jika pilihan sayur dan buah segar tidak ada, pilihan yang beku juga tidak masalah. Apel, pisang, mangga, alpukat, dan pir bisa menjadi buah pertama untuk si kecil. Untuk sayur, Ibu bisa coba memberikan wortel, kentang, dan ubi.

  2. Memilih peralatan yang tepat

    Saat membuat makanan bayi sendiri, Anda membutuhkan alat untuk menggiling atau menghaluskan makanan. Beberapa barang yang mungkin perlu dibeli, antara lain:

    • Garpu. Benda ini bisa Anda gunakan untuk menghaluskan kentang, alpukat, dan pisang.

    • Baby food maker, alat ini bisa mengukus, lalu menghaluskan buah, sayur, dan daging. Ada juga tipe baby food maker yang bisa mencairkan dan memanaskan kembali makanan bayi yang sudah disiapkan sebelumnya.

    • Blender tangan, alat elektrik yang menghaluskan makanan seperti blender biasa. Dengan hand blender, kita lebih leluasa menentukan tekstur dan konsistensi makanan si kecil.

    • Blender biasa. Anda mungkin sudah memilikinya di rumah. Blender bisa tetap digunakan, namun terlalu bulky karena makanan bayi yang akan kita haluskan biasanya dalam jumlah yang sangat sedikit.

    • Wadah penyimpanan dan loyang es batu untuk mendinginkan dan membekukan porsi makanan berlebih.

  3. Kandungan nitrat pada makanan bayi

    Nitrat adalah bahan kimia yang ada pada tanah dan air. Bayi yang mencerna terlalu banyak nitrat bisa mengalami jenis anemia yang disebut methemoglobinemia. Sumber nitrat yang paling sering diberikan ke bayi adalah wortel, kacang hijau, dan bayam.

    Demi keamanan, orangtua tidak dianjurkan tidak memberi sumber nitrat ini pada bayi di bawah usia 3 bulan. Sebenarnya, WHO dan banyak organisasi dokter anak di dunia sudah menyarankan orang tua untuk memberi MPASI pertama saat bayi berusia 6 bulan. Namun, jika Anda mendapatkan rekomendasi dari dokter untuk memberikan MPASI dini ke si kecil, sebaiknya hindari jenis sayuran ini.

  4. Mempersiapkan makanan

    Setelah dicuci, sayur dan buah perlu dilembutkan sebelum diberikan ke si kecil. Ibu bisa merebus atau mengukus buah dan sayur hingga lembut. Saat merebus bahan makanan tersebut, Ibu bisa menggunakan air sisa rebusan untuk melumatkan makanan atau menyimpanannya sebagai persediaan kaldu. Ibu juga bisa memberikan (ASI, susu formula, atau air) saat menghaluskan buah atau sayur hingga mendapat konsistensi MPASI yang Anda inginkan.

    Untuk sumber daging dan unggas, Ibu bisa memisahkan bagian daging dengan kulit sebelum dimasak. Lalu haluskan daging yang telah dimasak di blender dengan menambahkan sedikit air atau kaldu. Untuk bayi di atas 9 bulan, Ibu bisa mencincang daging menjadi bagian sangat kecil.

    Buat yang merasa cara membuat makanan bayi ini sangat repot, Ibu bisa ingat kalau makanan bayi bisa disamakan dengan makanan keluarga yang kita makan sehari-hari. Tidak perlu membedakan bahan-bahannya, Ibu hanya perlu melakukan beberapa penyesuaian. Misalnya, minimalkan jumlah bumbu yang digunakan pada makanan bayi.

    Juga tak perlu membeli peralatan masak khusus untuk bayi. Cukup gunakan peralatan yang Anda miliki untuk menghaluskan atau melumatkan makanan si kecil. Yang terpenting, pastikan peralatan tersebut dalam keadaan bersih sebelum digunakan, ya.

  5. Menyajikan Makanan Bayi

    Untuk menyajikan makanan bayi, ada beberapa hal yang perlu Ibu perhatikan:

    • Hati-hati jika memanaskan makanan di microwave. Microwave memanaskan makanan dengan cara yang tidak merata, sehingga bisa menciptakan spot panas di area tertentu saja. Jadi pastikan untuk mengaduk makanan yang dipanaskan dengan microwave sebelum disajikan ke si kecil.

    • Sajikan makanan dengan suhu tidak lebih panas dari temperatur tubuh.

    • Sajikan makanan bayi dalam porsi yang kira-kira akan dihabiskan bayi. Jika porsi yang diberikan berlebihan, Ibu harus terpaksa membuang sisa makanan karena makanan tersebut sudah kontak dengan liur bayi sehingga memudahkan bakteri tumbuh di sana jika makanan terlalu lama disimpan.

    • Jika Ibu membuat stok makanan bayi untuk beberapa hari, dinginkan sisa makanan di wadah kedap udara dan habiskan dalam beberapa hari. Ibu juga bisa membekukannya di wadah es batu agar porsinya lebih kecil.

    • Jangan memberikan pemanis berlebihan pada makanan bayi. Bayi tidak membutuhkan banyak gula. Dan jangan pernah gunakan madu untuk makanan bayi di bawah usia 1 tahun karena bisa menyebabkan botulisme yang mengancam nyawa bayi.

  6. Menyimpan makanan bayi di kulkas

    pernah dengar MPASI beku? Meode ini memang sangat memudahkan ibu yang sibuk. Ibu bisa membuat puree sayur atau buah dalam satu waktu untuk digunakan dalam beberapa hari. Namun, dianjurkan MPASI beku disimpan tidak lebih dari 48 jam di kulkas untuk mengurangi risiko bakteri atau kontaminasi dengan makanan lain di kulkas.

  7. Menyimpan MPASI beku menggunakan wadah es batu

    Dengan menggunakan metode ini, Ibu bisa menyendokkan puree yang sudah dibuat ke wadah es batu, lalu menutupnya dengan ziplock. Sebelum menggunakan wadah es batu, pastikan untuk melakukan sterilisasi dulu ya. Proses sterilisasi bisa dilakukan dengan cara merendam wadah es batu di air mendidih. Namun, sebelum melakukan itu, pastikan material wadah es batu memang bisa direndam di air panas.

    Penggunaan wadah es batu sebagai tempat penyimpanan MPASI beku memberi beberapa keuntungan, antara lain:

    • Wadah es batu biasanya sudah tersedia di rumah dan kita tidak perlu membeli wadah baru.

    • Tiap kotaknya berukuran kira-kira 1 ons, ini bisa menjadi patokan porsi makan si kecil.

    • Mengurangi sampah makanan, karena porsi makanan bayi yang diberikan ke si kecil dalam julah yang kecil-kecil, sekecil es batu. Itu artinya, ini bisa meminimalisir risiko membuang makanan sisa yang tidak dihabiskan bayi.

    • Penggunaan wadah es batu sangat menghemat waktu kita karena kita tidak perlu memasak setiap hari.

    Setelah puree dibekukan di wadah es batu, keluarkan beberapa es batu berisi puree makanan saat si kecil mau makan. Jangan lupa memberi label pada wadah es batu agar yang mencatat tanggal pembuatan agar kita tahu sampai kapan makanan tersebut bisa disimpan.

  8. Menyimpan MPASI beku di wadah kaca 

    Anda tidak boleh membekukan MPASI di wadah kaca, kecuali wadah tersebut dibuat khusus untuk proses pembekuan. Wadah kaca yang dibekukan bisa mengakibatkan keretakan. Artinya, pecahan kecil kaca yang tidak terlihat bisa masuk ke dalam makanan bayi.

(Ismawati)

Follow Ibupedia Instagram