Umur Berapa Bayi Diberi Mainan? Kenali Yuk Mainan Bayi Sesuai Usianya!
Mainan bayi memang sangat lucu dan menggemaskan, apalagi warna dan desainnya yang sangat menarik. Selain untuk sarana bermain yang membuat hati si kecil senang, mainan bayi juga banyak yang khusus di desain edukatif supaya si kecil bisa belajar sejak dini. Jangan khawatir si kecil belajar terlalu dini karena justru mainan bayi yang sifatnya edukatif akan membuatnya bermain sambil belajar dengan cara yang menyenangkan.
Lalu, umur berapa bayi diberi mainan yang lucu dan menggemaskan itu ya? Ternyata ada fase-fase yang perlu kita ketahui sebelum memberikan mainan bayi untuk si kecil.
Fase Mainan Bayi Sesuai Umurnya
Melansir dari laman Parenting First Cry, setiap anak pasti sangat suka bermain, tak terkecuali bayi yang baru saja dilahirkan. Bedanya, bagi bayi yang baru lahir mungkin belum bisa bermain secara langsung dengan mainan bayi yang ada dan memerlukan bantuan orang dewasa sekitarnya untuk bermain.
Berikut ini merupakan kategori mainan bayi berdasarkan umur yang sesuai dan aman dimainkan untuk buah hati:
1. Fase Newborn Hingga Dua Bulan
Umur berapa bayi diberi mainan? Sebenarnya mainan bayi boleh diberikan sejak ia dilahirkan, bedanya ia mungkin belum bisa bermain sendiri dan masih membutuhkan bantuan. Rentang waktu sejak ia dilahirkan hingga dua bulan biasanya bayi akan banyak bermain dengan sang Ibu, Ayah, atau anggota keluarga lainnya.
Mainan bayi pada fase usia newborn hingga dua bulan yang paling prioritas adalah main bersama dengan si bayi mungil itu sendiri. Pada rentang usia ini, interaksi antara orang dewasa dengannya sangat dibutuhkan, terutama bonding yang erat dari Ibunya.
Saat menyusui si kecil usahakan melakukan kontak mata dengannya sembari bernyanyi atau melantunkan ayat suci sesuai agama masing-masing. Bisa juga sembari mengajaknya ngobrol dan buatlah ia tersenyum.
Pada fase ini juga seluruh indra bayi akan tumbuh dan berkembang dan ibu bisa mulai memberikan mainan bayi yang biasa digantungkan di atas box tempat tidurnya atau pada bouncer-nya. Mainan bayi yang digantungkan usahakan juga memiliki jarak sekitar minimal 20 cm dari jangkauan si kecil.
Berikan mainan bayi yang berwarna cerah ceria dengan suara yang lembut untuk melatih indra penglihatan dan pendengarannya serta tetap memberikan rasa aman untuk si kecil. Contoh mainan yang dapat diberikan: mainan gantung warna-warni, cermin, mainan dengan suara, dan mainan dengan beragam tekstur.
2. Fase Usia 2 bulan Hingga 4 Bulan
Pada usia ini bayi sudah memiliki banyak perkembangan, namun jangan sampai interaksi bersama orang dewasa tergantikan dengan berbagai macam mainan bayi yang lucu ya. Meskipun usianya bertambah, mainan bayi yang digantung pada box tempat tidur atau bouncernya tetap bisa digunakan.
Keraguan Ibu tentang umur berapa bayi diberi mainan yang pas pasti terbantahkan karena faktanya, pada usia berapapun bayi boleh diberikan mainan, tentunya yang tidak membahayakannya.
Saat usia 2 hingga 4 bulan, kebanyakan dari para orang tua akan memberikan mainan sejenis rattle, kerincingan, atau teether yang memiliki corak serta warna dasar yang mencolok. Penggunaan warna dasar yang mencolok ini sekaligus untuk mengenalkan si kecil pada warna-warna dasar pada umumnya seperti merah, biru, hijau, kuning, dan semacamnya.
Sementara itu, pemberian kerincingan juga dianggap bagus untuk melatih respon si kecil, tapi jangan terlalu keras saat memainkannya di dekat telinga. Usahakan juga untuk memberikan mainan bayi dengan bahan yang lembut serta aman untuk si kecil, terutama pemakaian teether yang sering kali digigit.
Umur berapa bayi diberi mainan mengenal binatang? Pada fase usia ini sudah boleh diberikan boneka binatang dengan bahan yang halus dan lembut untuk mengenalkan pada si kecil.
3. Fase Usia 4 hingga 6 Bulan
Umur berapa bayi diberi mainan yang mengenalkannya dengan berbagai macam suara? Nah, pada fase umur 4-6 bulan dirasa waktu yang tepat untuk mulai mengenalkan si kecil dengan mainan bayi yang mengeluarkan bunyi, misalnya mengenal suara hewan atau bermain alat musik dengan beragam suara.
Bayi dengan usia ini juga sudah mampu mengembangkan sejumlah keterampilan seperti mengoper, meraih, dan memukul yang artinya ia akan lebih banyak aktif menggerakkan kedua tangannya. Mainan bayi yang cocok diberikan pada usia ini tak hanya sekedar alat music saja, ada juga jenis playmat atau playgym yang punya banyak mainan yang digantung sehingga memungkinkan si kecil untuk meraihnya.
Ada juga mainan yang disematkan pada pergelangan tangannya secara melingkar dan memiliki berbagai macam bentuk hewan yang lucu serta penuh warna. Hal ini akan membuat si kecil tertarik untuk terus mengulik gelang barunya.
Selain itu, mainan bayi usia 4 – 6 bulan dapat juga diberikan soft ball berbagai macam tekstur untuk melatih sensorinya, soft book untuk melatih ketertarikannya pada buku cerita, atau water playmat yang biasanya berisi kehidupan bawah laut yang warna-warni.
Tetap berhati-hati pada mainan yang mudah masuk ke mulutnya karena fase ini ia belum mampu membedakan mana yang aman dan berbahaya untuknya.
4. Fase 6 Bulan hingga 12 Bulan
Bayi Ibu rasanya tumbuh sangat cepat dan semakin banyak hal yang bisa ia lakukan. Oleh karenanya, ia akan semakin penasaran mainan bayi apa yang lebih menantang daripada rattle dan kawan-kawannya.
Setelah mengenalkan si kecil dengan berbagai macam mainan bayi yang melatih sensorinya, maka pertanyaan selanjutnya adalah umur berapa bayi diberi mainan yang bisa melatih motorik halus dan kasarnya?
Fase 6 – 12 bulan adalah fase yang tepat mengenalkan mainan bayi yang bisa dilempar, dipegang, digoyang dengan tangan, membutuhkan pemahaman lebih dalam, hingga membuat rasa penasarannya semakin tinggi.
Berikan ia bola basket atau bola sepak untuk dimainkan bersama Ayah dan Ibu juga merupakan ide bagus. Selain itu, pada fase ini si kecil sudah tertarik untuk dibacakan buku cerita atau dongeng, maka Ibu bisa mengenalkannya pada buku cerita penuh gambar atau warna dan mulailah untuk berimajinasi bersama si kecil.
Si kecil juga sudah boleh diperkenalkan dengan berbagai macam mainan bayi edukatif seperti memasukkan donat ke dalam ring yang tersedia secara berurutan, blok kayu yang dapat disusun, ataupun mainan lain seperti mobil-mobilan, boneka, dan semacamnya.
Tak hanya itu saja, fase ini adalah fase si kecil mulai belajar berjalan, beberapa dari mereka mungkin saja memulainya lebih dulu. Biasanya mereka mulai tertarik untuk berdiri, berjalan dengan pegangan, hingga menggunakan benda di sekitar sebagai alat jalannya.
Pastikan lingkungan tempatnya berpijak aman terkendali. Sebagai catatan, pada fase umur berapapun, ada baiknya tetap ditambahkan mainan yang membutuhkan interaksi dengan orang lain supaya si kecil tidak terlalu sering bermain sendiri.
Perhatikan Ini Sebelum Memilih Mainan Bayi
Memberikan mainan bayi untuk buah hati tercinta tak hanya soal umur berapa bayi diberi mainan yang pas, tapi ada banyak faktor pertimbangan lainnya seperti berikut ini:
1. Pilih Mainan yang Warna-Warni
Pada bulan-bulan awal kelahiran si kecil ia belum begitu mengenal warna, oleh karenanya Ibu bisa memberikan mainan bayi dengan pilihan warna dasar yang mencolok. Sebenarnya bukan tanpa alasan mainan bayi sengaja dibuat dengan warna dasar yang meriah, ini diperuntukkan agar si kecil dapat belajar tentang warna sejak dini.
Meskipun ada banyak macam warna yang ada di dunia, namun tetap saja warna dasar adalah warna utama yang wajib diketahui sebelum si kecil mengenal warna fuschia, tosca, ataupun magenta bukan?
2. Mainan dengan Berbagai Macam Suara
Mainan dengan berbagai macam pengenalan suara akan sangat bagus melatih pendengaran si kecil karena ia butuh untuk mendengarkan suara lain selain suara Ayah atau Ibunya saja. Ia akan mengenal suara binatang atau alat musik lainnya melalui mainan bayi yang disediakan.
Sembari mengenalkannya pada suara binatang, Ibu bisa berinteraksi kepadanya dan memberitahukan suara binatang apa yang sedang ia dengarkan, hal ini juga akan membantu memperkaya kosa katanya kelak.
3. Mainan dengan Gerakan
Bayi sama seperti orang dewasa yang juga suka dengan segala hal yang dinamis serta bergerak. Ia akan mulai bosan dengan mainan monoton yang hanya bisa diam saja seperti rattle, kerincingan, ataupun benda diam lainnya.
Memperkenalkan si kecil dengan mainan bayi yang bergerak akan membuat rasa penasarannya dan imajinasinya akan berkembang lebih baik. Bayi akan menganggap mainan bergerak jauh lebih menarik dibandingkan dengan mainan yang hanya bisa diam saja.
Ibu bisa memberikannya serangkaian mainan mobil-mobilkan bergerak, kereta dan rel-nya, serta masih banyak lagi. Pastikan mainan tersebut tetap aman dan dalam pengawasan orang dewasa ya.
4. Penggunaan Bahan Mainan Bayi
Mainan bayi terbuat dari berbagai macam jenis bahan yang mungkin kita tidak tahu bahaya atau tidak. Pastikan cari tahu terlebih dahulu bahwa mainan bayi yang Ibu pilihkan akan aman dimainkan si kecil, terutama bila si kecil sedang berada pada fase oral.
Pada fase ini, ia cenderung lebih sering memasukkan mainannya ke dalam mulut. Bila ibu memberinya teether, sebaiknya pilih teether yang BPA free, food grade, serta bebas bahan berbahaya lainnya. Mainan yang memiliki tekstur tidak halus juga cenderung membahayakan kulit si kecil, hati-hati ya!
5. Perhatikan Harga Mainan Bayi
Tidak semua mainan bayi yang murah punya kualitas buruk, pun sama, tidak semua mainan bayi yang mahal harganya adalah yang paling berkualitas. Sejatinya, harga dari sebuah mainan adalah saat si kecil amat menyukai dan mau memainkan mainan tersebut.
Jadi harga bukanlah patokan mainan bayi yang pantas diberikan untuk si kecil. Banyak juga mainan bayi dengan harga yang mahal namun cepat rusak. Oleh karena itu, sebagai orang tua kita wajib bersikap bijaksana dalam memberikan mainan bayi untuk buah hati tercinta.
6. Ketahui Mainan Berdasarkan Usia
Sebagai orang tua, wajar bila kita tertarik dengan berbagai macam mainan bayi yang disuguhkan di pasaran. Selain mempertimbangkan bahan mainan yang aman, sebaiknya kita juga mengetahui umur berapa bayi diberi mainan tersebut supaya pas dalam penggunaannya.
Mainan yang diberikan sesuai umur dianggap lebih mudah dimainkan untuk si kecil, apalagi bila memilih mainan edukasi yang memiliki level tertentu. Sebagai pengenalan, Ibu bisa memberi si kecil mainan edukasi level pertama supaya ia merasa bisa dan terbiasa dulu baru melangkah ke level selanjutnya yang lebih menantang.
Editor: Atalya