Ibupedia

Wajib Tahu! Cara Membaca Kurva Pertumbuhan Anak Dengan Benar

Wajib Tahu! Cara Membaca Kurva Pertumbuhan Anak Dengan Benar
Wajib Tahu! Cara Membaca Kurva Pertumbuhan Anak Dengan Benar

Memastikan si kecil tumbuh dengan baik sesuai usianya, ternyata bisa dilakukan melalui pengamatan kurva pertumbuhan anak, lho! Apalagi, anak yang terlihat gemuk belum tentu tumbuh lebih baik dibandingkan dengan anak yang lebih kurus. 

Demikian pula dengan pertumbuhan tinggi badan anak. Oleh karena itu, setiap orang tua perlu mempelajari cara membaca kurva pertumbuhan anak dengan benar.

Berdasarkan rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), frekuensi pengukuran yang disarankan adalah satu bulan sekali sejak lahir sampai usia satu tahun. Kemudian dilanjutkan tiap 3 bulan sampai usia 3 tahun, tiap 6 bulan sampai usia 6 tahun, dan 1 tahun sekali untuk tahun-tahun berikutnya. 

Pengukuran secara berkala ini, penting guna memastikan tidak ada kelainan yang dialami oleh si kecil. Lantas, bagaimana cara membaca kurva pertumbuhan anak dengan benar? Berikut penjelasan selengkapnya. Yuk, simak bersama!

Kurva pertumbuhan anak

Di Indonesia, kurva pertumbuhan anak biasanya tertera pada Kartu Menuju Sehat (KMS) yang diberikan oleh Rumah Sakit, Puskesmas, Posyandu, atau pusat layanan kesehatan lainnya. Data yang tertera dalam kurva tersebut adalah hasil pengukuran berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala anak.

Dikutip dari WebMD, tingkat pertumbuhan normal berarti titik pertumbuhan anak mengikuti garis persentil pada kurva. Persentil pada kurva pertumbuhan anak, berada pada angka 5 sampai 95%.

Angka pada persentil inilah, yang digunakan untuk menilai dan membandingkan apakah si kecil memiliki ukuran tinggi, berat, dan lingkar kepala yang normal, lebih besar, atau lebih kecil dibandingkan dengan data umum yang ada.

Pola pertumbuhan anak

Membaca kurva pertumbuhan anak akan lebih mudah dilakukan jika Ibu dan Ayah lebih dulu memahami pola pertumbuhannya. Melansir dari Very Well Family, jika tinggi badan seorang anak berada pada persentil ke-75, maka dapat disimpulkan bahwa anak tersebut lebih tinggi dari 75% anak-anak lain seusianya.

Lebih lanjut, jika seorang anak berada di persentil ke-25 untuk berat badan, maka berat badannya hanya melebihi 25% dari anak-anak lain seusianya. Namun, jika hasil pengukuran menunjukkan si kecil berada pada persentil kelima untuk berat badan, (artinya 95% anak seusianya memiliki berat badan lebih besar).

Nah, selama ia selalu berada pada persentil kelima, maka pola pertumbuhannya masih bisa dikategorikan normal.

Cara membaca kurva pertumbuhan anak

Pada dasarnya, cara membaca kurva pertumbuhan anak itu mudah. Ibu dan Ayah hanya perlu lebih fokus dan teliti ketika membaca kurva pertumbuhan anak.

Terlebih jika melakukannya sendiri tanpa bantuan dokter anak atau tenaga medis terkait. Kurva pertumbuhan anak, terdiri dari bagan yang berisi data usia di bagian atas dan bawah kisi serta tinggi dan berat badan di kiri dan kanannya.

Contoh cara membaca kurva pertumbuhan anak laki-laki usia 2 tahun dengan berat badan 13 kg, yaitu sebagai berikut:

  1. Temukan bagan usia anak di bagian atas/bawah kurva dan gambar garis vertikal pada kurva pertumbuhan (dari atas ke bawah). Untuk contoh ini, Ibu akan menarik garis di bagan usia 24 bulan (2 tahun)
  2. Temukan bagan berat badan anak di bagian kiri/kanan kurva dan gambar garis horizontal pada kurva pertumbuhan (dari kanan  ke kiri). Untuk contoh ini, Ibu akan menarik garis di bagan berat badan 13 kg.
  3. Temukan letak di mana kedua garis tersebut berpotongan atau saling bersilangan
  4. Temukan kurva yang paling dekat dengan titik ini, dan ikuti sampai Ibu menemukan angka yang sesuai dengan persentil anak.
  5. Dalam contoh ini, seorang anak laki-laki berusia 2 tahun dengan berat 13 kg berada pada persentil ke-75. Artinya, dalam populasi anak-anak yang tumbuh optimal, beratnya lebih dari sekitar 75% anak laki-laki seusianya.

Menemukan persentil anak sedikit lebih sulit, terutama ketika kurva tidak benar-benar melewati titik di mana usia dan berat badan saling berpotongan. Misalnya, jika kurva berada di antara persentil ke-75 dan ke-90, dengan perhitungan bahwa dia berada di sekitar persentil ke-80 hingga ke-85. 

Dalam kondisi tersebut, maka dianjurkan untuk melakukan konsultasi dengan dokter anak maupun tenaga medis terkait.

Catatan penting dalam membaca kurva pertumbuhan anak

Tidak ada pertumbuhan dan perkembangan anak yang berjalan selalu mulus dan sempurna, seperti garis-garis pada kurva. Anak-anak mungkin akan mengalami naik turun grafik pertumbuhan. 

Hal tersebut bisa dipengaruhi oleh pada nafsu makan, masalah makan, maupun kondisi medis tertentu. Jika mengalaminya, Ibu tidak perlu panik atau khawatir berlebihan. 

Sebaliknya, segera cari tahu hal-hal yang bisa menjadi penyebab turun atau statisnya kurva pertumbuhan anak. Pastikan Ibu berkonsultasi dengan dokter atau tenaga kesehatan terkait, terutama jika tinggi badan atau berat badan anak tidak mengalami peningkatan selama dua bulan berturut-turut.

Itulah tadi penjelasan lengkap tentang cara membaca kurva pertumbuhan anak. Cukup mudah, bukan? Jadi, mulai sekarang, nggak ada lagi alasan untuk malas memantau pertumbuhan dan perkembangan anak. Semoga bermanfaat, ya Bu!

Editor: Aprilia