Waspada 7 Makanan Pemicu Alergi Pada Bayi Saat MPASI
Ibu cenderung berhati-hati dan menghindari memberikan makanan pemicu alergi pada bayi saat mulai memasuki masa MPASI.
Apalagi jika dalam keluarga ada yang memiliki riwayat alergi seperti masalah asma, eksim, atau sakit perut saat mengkonsumsi makanan tertentu.
Mengapa bisa terjadi alergi?
Bayi umumnya memiliki tingkat kekebalan tubuh yang lebih rendah dibandingkan orang dewasa sehingga lebih rentan alergi baik dari konsumsi makanan pemicu alergi atau paparan pada kulitnya.
Sistem kekebalan tubuh berfungsi sebagai pelindung dari berbagai zat berbahaya yang masuk ke tubuh. Sistem yang bereaksi berlebihan terhadap suatu zat dan menganggapnya berbahaya padahal aman merupakan respon tubuh yang disebut alergi.
Substansi yang dapat menyebabkan alergi ini disebut alergen.
Alergen dapat berupa makanan tertentu, obat-obatan, debu, tungau, serbuk sari, gigitan serangga, dan sebagainya.
Saat seseorang terpapar oleh alergen, tubuh akan memproduksi antibodi berlebihan sehingga memicu histamin dilepaskan ke dalam darah mengakibatkan munculnya gejala alergi.
Makanan pemicu alergi pada bayi
Ada beberapa jenis makanan pemicu alergi pada bayi seperti yang dilansir dari Medical News Today. Apa saja?
1. Telur
Telur adalah salah satu makanan pemicu alergi pada bayi yang banyak terjadi. Protein utama yang menyebabkan reaksi alergi pada bayi adalah ovomucoid, ovalbumin, dan ovotransferin.
Setengah dari bayi yang mengalaminya akan sembuh dengan sendirinya saat mencapai usia 3 tahun. Beberapa kasus alergi akibat telur dapat menyebabkan anafilaksis.
2. Susu sapi dan produk olahannya
Susu sapi menjadi makanan pemicu alergi lainnya yang sering banyak dikeluhkan. Kondisi ini sangat jarang ditemukan pada bayi, biasanya hanya muncul sementara setelah flu perut dan akan hilang dengan sendirinya.
Susu sapi selain sufor sendiri baru boleh diberikan saat si kecil menginjak usia 1 tahun. Tidak semua bayi rewel disebabkan oleh flu perut akibat mengkonsumsi susu sapi.
Pada bayi ASI, makanan yang dikonsumsi sang Ibu dapat membuat produksi gas berlebih pada bayi. Makan berlebihan juga dapat mengakibatkan gejala yang mirip dengan alergi susu sapi.
Konsultasikan ke dokter untuk mengetahui penyebab pastinya dan mendapatkan penanganan yang tepat.
3. Seafood
Seafood juga merupakan makanan pemicu alergi yang banyak terjadi pada bayi. Seafood penyebab alergi bisa berupa ikan, udang, dan kerang.
Bayi yang alergi pada satu jenis ikan kerap mengalami alergi yang sama saat mengkonsumsi jenis ikan yang lain baik ikan air tawar maupun air laut. Ini disebabkan oleh alergen yang dimiliki hampir semua ikan serupa.
Memasak tidak akan menghancurkan alergen pada ikan. Alergi ikan pada bayi dapat menyebabkan reaksi anafilaksis pada beberapa kasus.
Alergi kerang terjadi akibat reaksi terhadap protein dari famili crustacea dan moluska. Selain kerang, famili ikan crustacea lainnya seperti cumi-cumi juga berpotensi sebagai makanan pemicu alergi.
Ini disebabkan oleh protein tropomyosin yang menjadi pemicu alergi pada makanan laut yang paling umum. Protein lain yang berpotensi menyebabkan reaksi alergi dan memicu respon imun adalah arginine kinase dan myosin.
Ibu dapat berkonsultasi kepada dokter jika ingin mengenalkan seafood ke si kecil mengingat besarnya kandungan gizi yang terkandung pada seafood.
4. Kedelai
Kedelai menjadi makanan pemicu alergi berikutnya yang mempengaruhi 0,4% anak-anak dan paling sering ditemukan pada anak-anak di bawah 3 tahun.
Alergi dipicu oleh protein dalam kedelai atau produk lainnya yang juga mengandung kedelai. Sekitar 70% bayi yang alergi terhadap kedelai dapat diatasi tanpa harus mengkonsumsi obat.
Gejala dari alergi kedelai meliputi kesulitan bernapas, gatal, pilek, ruam, dan asma. Pada beberapa kasus jarang bisa sampai kepada kondisi anafilaksis.
5. Kacang tanah
Kacang tanah menjadi makanan pemicu alergi pada banyak bayi, terutama pada bayi yang berada di negara non tropis. Sebenarnya, alergi kacang tanah jarang dialami oleh orang Indonesia.
Namun, jika anggota keluarga ada yang memiliki riwayat alergi terhadap kacang tanah, si kecil berpotensi mengalami alergi serupa.
Memasukkan kacang tanah lebih awal dalam MPASI dapat mengurangi risiko alergi terhadap kacang tanah menurut beberapa penelitian.
Bayi yang memiliki alergi pada kacang tanah akan sembuh dengan sendirinya saat memasuki usia remaja.
6. Gandum
Gandum ternyata bisa jadi menjadi makanan pemicu alergi pada bayi. Salah satu alergen utama pada gandum adalah protein yang bernama gliadin yang ditemukan pada gluten.
Alergi pada gandum sering dikaitkan dengan alergi terhadap gluten. Jadi bagi bayi yang mengalami alergi terhadap gandum, disarankan untuk mengkonsumsi makanan bebas gluten
7. Kacang pohon
Kacang pohon biasanya menjadi makanan pemicu alergi yang bisa bertahan seumur hidup. Kacang yang paling sering menyebabkan reaksi alergi adalah almond, hazelnut, walnut, pecan, kacang brasil, kacang macadamia, kacang pinus, dan kacang mete.
Alergi pada kacang pohon dapat menyebabkan anafilaksis pada beberapa kasus, terutama pada bayi yang sangat sensitif. Bayi yang alergi terhadap satu jenis kacang biasanya akan alergi juga kepada kacang pohon jenis lain
Reaksi alergi pada tiap bayi berbeda-beda. Ibu dapat mengenalkan semua jenis makanan saat memperkenalkan si kecil MPASI. Namun, Ibu harus waspada jika ada anggota keluarga yang memiliki riwayat alergi terhadap makanan tersebut.
Editor: Dwi Ratih