Waspadai Anemia, Ketahui Pentingnya Zat Besi untuk Bayi Kita
Zat besi untuk bayi sangat penting karena dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan anak Ibu dan ini merupakan salah satu nutrisi penting yang dibutuhkan tubuh anak. Sayangnya tidak semua anak memiliki kandungan zat besi yang cukup untuk tumbuh kembangnya. Melansir dari laman Mayo Clinic, fungsi utama zat besi adalah membantu memindahkan oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh serta membantu otot-otot menyimpan dan menggunakan oksigen yang masuk ke dalam tubuh.
Kandungan zat besi bisa tercukupi melalui makanan yang dikonsumsi si kecil maupun vitamin khusus meningkatkan zat besi untuk bayi. Meski terbilang masalah yang sering terjadi, namun kekurangan zat besi untuk bayi bisa berdampak cukup serius bila tidak segera ditangani, contohnya si kecil bisa mengalami anemia atau kondisi di mana darah tidak memiliki kandungan sel darah merah yang cukup dan sehat. Kekurangan zat besi untuk anak juga sama dampaknya dan bisa berujung pada anemia.
Kandungan Zat Besi yang Dibutuhan Anak
Setiap bayi yang dilahirkan telah memiliki kandungan zat besi yang tersimpan dalam tubuh mereka, namun ternyata sejumlah zat besi tambahan tetap diperlukan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan anak supaya lebih baik lagi. Berikut ini adalah panduan pemberian suplemen zat besi untuk bayi dan anak sesuai rekomendasi IDAI:
BBBLR (Bayi Berat Badan Lahir Rendah): 3 mg/kgBB/hari. Dapat diberikan sejak usia 1 bulan hingga 2 tahun;
Bayi cukup bulan: 2 mg/kgBB/hari. Suplemen zat besi dapat diberikan sejak usia 4 bulan hingga 2 tahun;
Anak-anak berusia 2-12 tahun: 1 mg/kgBB/hari, boleh diberikan sebanyak 2 kali/minggu dan diberikan selama 3 bulan berturut-turut setiap tahun; dan
Remaja berusia 12-18 tahun: 60 mg/hari, dapat diberikan 2 kali/minggu selama 3 bulan berturut-turut setiap tahun. Bagi remaja perempuan terdapat tambahan asam folat untuk membantu memelihara kesehatan selama masa menstruasi.
Tanda Bayi dan Anak Kekurangan Zat Besi
Kekurangan zat besi pada bayi dan anak-anak dapat membuat tumbuh kembangnya terganggu dan tidak berfungsi dengan baik. Ciri bayi kekurangan zat besi pun dapat terlihat dengan jelas bahkan sebelum anemia terjadi, ini juga berlaku untuk anak-anak. Bila tanda-tanda di bawah ini tampak pada anak Ibu, sebaiknya langsung dibawa ke dokter ya. Berikut ini tanda-tanda yang sering muncul saat zat besi untuk bayi dan anak mengalami defiesiensi:
Kulit Bayi atau Anak Tampak Pucat
Kondisi pucat biasanya sering kita lihat saat seseorang sedang sakit, namun ini dapat terlihat juga bila anak Ibu sedang mengalami kekurangan zat besi. Pastikan kembali kondisi ini dengan mendatangi dokter anak langganan Ibu ya.
Sedang Sangat Kelelahan dan Napas yang Tidak Biasa
Kelelahan pada si kecil dapat terjadi karena banyak faktor, misalnya ia lelah karena diajak bepergian seharian dan mengharuskan ia menggunakan seluruh tenaganya, atau bisa jadi ia lelah karena seharian bermain. Beberapa bayi atau anak akan mengalami kelelahan saat kandungan zat besi dalam tubuhnya tidak mencukupi kebutuhan harian yang disarankan. Tak hanya kelelahan saja, tanda lain zat besi untuk bayi dan anak-anak kurang juga dapat terlihat dari napasnya yang mungkin lebih cepat dari biasanya dan cenderung tidak normal.
Tangan dan Kaki Terasa Dingin
Pernah menemui kondisi si kecil dengan lengan dan kaki yang dingin? Bisa jadi ia sedang kekurangan zat besi. Selain dengan vitamin, kandungan zat besi dapat tercukupi dengan mengkonsumsi makanan kaya zat besi juga Bu. Ini juga dapat terjadi pada bayi bila kadar zat besi untuk bayi dalam tubuh belum mencukupi.
Mengalami Perkembangan yang Lambat
Hati-hati terhadap kondisi kekurangan zat besi karena untuk bayi dan juga anak-anak akan membuat perkembangan dan pertumbuhannya berjalan lambat atau tidak sesuai milestone-nya. Zat besi untuk bayi dapat diberikan melalui makanan ataupun vitamin yang dianjurkan oleh dokter.
Tidak Nafsu Makan
Setiap bayi atau anak-anak yang sudah melalui fase makan, terutama makanan berat untuk memenuhi asupan gizinya setiap hari pasti akan mengalami masa tidak mau makan atau gerakan tutup mulut. Ini adalah hal yang wajar dan dapat terjadi karena beberapa faktor seperti ia bosan dengan makanannya, sedang asyik bermain, atau mungkin tumbuh gigi. Namun jika nafsu makannya terus memburuk dan berlangsung dalam jangka waktu yang cukup panjang, maka bisa jadi ia kekurangan zat besi. Tanyakan kepada dokter zat besi apa yang bagus untuk anak Ibu dan konsultasikan tentang nafsu makannya yang sedang bermasalah ya.
Si kecil Sering Kali Mengalami Infeksi
Infeksi dapat menyerang siapa saja ya, Bu, tapi kalau si kecil sering kali mengalami infeksi yang tak kunjung sembuh, kemungkinan ia sedang kekurangan zat besi. Segera tangani hal ini dengan cepat sebelum anemia terjadi.
Perilaku yang Tak Biasa
Apakah si kecil lebih suka memasukkan benda lain selain makanan ke dalam mulut? Bila iya, maka kandungan zat besi dalam tubuhnya sedang menurun. Perhatikan kembali kebutuhan zat besi harian anak sesuai dengan umurnya yuk Bu.
Siapa Saja yang Beresiko Mengalami Kekurangan Zat Besi?
Yang paling sering mengalami kekurangan zat besi adalah bayi dan anak-anak terutama bila mereka sedang berada di kondisi tertentu seperti berikut:
Bayi lahir prematur atau bayi yang lahir dengan berat badan rendah;
Bayi yang minum susu sapi atau kambing sebelum 1 tahun;
Bayi yang minum ASI namun tidak diberi MPASI dengan makanan yang mengandung zat besi setelah 6 bulan;
Bayi yang minum susu formula namun tidak diperkaya dengan kandungan zat besi;
Anak-anak berusia 1-5 tahun yang minum susu sapi, susu kambing, atau susu kedelai lebih dari 710 ml setiap harinya;
Anak-anak dengan kondisi tertentu seperti infeksi kronis atau sedang dibatasi pola makannya;
Anak-anak yang terpapar timah hitam;
Anak-anak yang tidak cukup mengkonsumsi makanan kaya zat besi;
Anak-anak yang obesitas atau kelebihan berat badan; dan
Remaja perempuan yang telah mengalami masa haid (karena tubuh akan kekurangan zat besi saat haid terjadi)
American Academy of Pediatrics telah merekomendasikan supaya semua bayi dan anak-anak dengan rentang usia 9-12 bulan untuk menjalani tes defisiensi anemia. Tak hanya bayi dan anak-anak saja, AAP juga menyarankan hal ini untuk orang-orang yang beresiko kekurangan zat besi dan untuk orang yang lebih tua. Nantinya, hasil tes tersebut akan digunakan oleh dokter untuk merekomendasikan suplemen zat besi atau multivitamin harian yang cocok untuk mereka.
Makanan yang Mengandung Zat Besi Tinggi
Kekurangan zat besi untuk bayi dan anak-anak dapat dicegah dengan memberikan makanan kaya zat besi atau camilan penuh gizi untuk mereka. Makanan berikut ini memiliki kandungan zat besi yang baik untuk tubuh, dilansir melalui laman Health Line:
Bayam
Sayuran kaya nutrisi dan gizi ini punya banyak manfaat untuk kesehatan tubuh dan mengandung sedikit kalori. Sebanyak 100 gr bayam mentah mengandung 2,7 mg zat besi dan ini cukup untuk asupan harian dalam tubuh. Selain itu, bayam juga mengandung vitamin C yang dapat membantu penyerapan zat besi menjadi lebih baik lagi. Bayam juga mengandung antioksidan dan karotenoid yang dapat mengurangi risiko kanker, peradangan, dan baik untuk mata kita. Bayam juga merupakan bahan makanan mengandung zat besi untuk bayi dengan kadar yang tinggi dan dapat dengan mudah diolah sebagai makanan pendamping ASI.
Daging Merah
Seporsi daging merah dengan berat 100 gr mengandung zat besi sebanyak 2,7 mg. Selain zat besi, daging merah juga mengandung vitamin lainnya seperti protein, zinc, selenium, dan juga beberapa vitamin B. Melansir dari laman Healthline, beberapa penelitian dilakukan dan hasilnya, mereka yang sering mengkonsumsi daging merah dapat mempertahankan kandungan zat besi dalam tubuh lebih baik daripada mereka yang hanya mengkonsumsi suplemen makanan yang mengandung zat besi. Daging merah dapat menjadi pilihan zat besi untuk bayi yang tepat ya, Bu.
Brokoli
Sayuran lain selain bayam dengan kandungan zat besi dan vitamin C yang tinggi adalah brokoli. Dalam 156 gram brokoli terdapat kandungan zat besi sebanyak 1 mg, asam folat, serat, dan juga vitamin K. Brokoli sendiri masih berada dalam keluarga sayuran sejenis kembang kol, brussel, kangkung, dan kubis. Brokoli paling enak dimasak dengan daging merah, kemudian ditumis dan ditambahkan saus tiram. Atau dapat juga ditambahkan pada menu MPASI sebagai tambahan zat besi untuk bayi.
Tahu
Makanan berbahan dasar kacang kedelai ini memiliki kandungan zat besi sebanyak 3,4 mg untuk penyajian sebanyak 126 gram. Tahu juga mengandung isoflavon yang dapat membantu menurunkan resiko penyakit jantung dan menopouse. Tak hanya itu saja, tahu juga memiliki kandungan protein, kalsium, magnesium, dan selenium yang bermanfaat untuk tubuh.
Ikan Tuna
Tidak terlalu suka sayuran? Ibu bisa menambahkan ikan tuna pada menu makanan keluarga atau bahkan untuk menu MPASI si kecil karena ikan tuna mengandung 1,4 mg zat besi bila disajikan sebanyak 85 gram. Omega 3, selenium, niasin, dan vitamin B12 pada ikan tuna juga baik untuk memenuhi asupan gizi harian. Selain tuna, zat besi yang cukup tinggi juga dapat ditemukan pada ikan makarel dan juga sarden.
Kerang
Satu porsi kerang seberat 100gr mengandung 3 mg zat besi dan kerang memiliki kandungan zat besi dengan jenis yang sangat mudah diserap pada tubuh manusia. Nutrisi yang tinggi pada kerang juga mampu meningkatkan kadar HDL (kadar kolesterol baik dalam darah) yang menyehatkan jantung.
Hati dan Jeroan
Jeroan sapi seperti hati, jantung, ginjal, dan otak mengandung zat besi sebanyak 36% dari setiap gram yang disajikan. Bagian jeroan sapi yang juga mengandung protein tinggi, kaya vitamin B, tembaga, kolin, vitamin A, dan selenium ini merupakan nutrisi penting untuk kesehatan otak dan hati kita. Hati sapi juga dapat diolah untuk MPASI dan digunakan untuk memenuhi zat besi untuk bayi.
Cokelat Hitam
Kabar baik bagi para pecinta coklat karena zat besi tinggi juga ditemukan pada cokelat jenis cokelat hitam. Untuk mendapatkan manfaat maksimal, sebaiknya Ibu memilih coklat dengan kandungan kakao sebanyak 70% dibanding cokelat yang mengandung banyak susu. Bubuk kakao dan cokelat hitam diklaim memiliki kandungan antioksidan yang tinggi juga serta dapat mencegah serangan jantung danjuga stroke.
Kacang-kacangan
Kacang-kacangan yang mampu menaikkan zat besi dan mencukupi kebutuhan zat besi pada tubuh adalah jenis kacang hitam, kacang merah, kacang navy, kacang polong, kedelai, dan juga buncis. Selain kaya akan zat besi, kacang-kacangan juga mengandung vitamin C dan serat yang tinggi sehingga cocok banget untuk yang lagi diet.
Biji Labu dan Quinoa
Biji labu atau pumpkin seeds dan quinoa sedang sangat diminati bagi pecinta gaya hidup sehat saat ini. Biasanya kedua biji-bijian ini akan digunakan untuk menemani waktu sarapan Ibu ya. Quinoa tidak memiliki kandungan gluten, memiliki kandungan protein tertinggi daripada jenis biji-bijian lainnya, kaya akan asam folat, magnesium, tembaga, dan juga antioksidan. Biasanya quinoa diolah untuk menggantikan nasi saat sarapan atau sebagai campuran olaha oat yang lezat. Hampir sama dengan Quinoa, biji labu (pumpkin seeds) dianggap sebagai camilan yang sehat dan enak. Biji-bijian ini juga sering dijual dalam keadaan sudah dipanggang ataupun mentah (raw). Biji labu mengandung zat besi sebanyak 14% dari setiap gram yang disajikan, selain itu juga mengandung protein, folat, mineral, dan antioksidan.
Rekomendasi Suplemen Zat Besi untuk Bayi
Suplemen zat besi untuk bayi memiliki berbagai bentuk yaitu diteteskan (drop), sirup, tablet kunyah, jeli, bahkan bentuk serbuk. Untuk mengkonsumsi suplemen zat besi ini Ibu perlu konsultasi lebih jauh dengan dokter anak ya supaya lebih jelas dan lebih tepat penggunaannya. Berikut ini ada beberapa suplemen zat besi yang sudah terkenal dan bagus dikonsumsi, dilansir dari berbagai sumber:
- Ferriz Drops 15 ml dan Ferriz Sirup 100 ml
Dikutip dari laman Halodoc, Ferriz Drops digunakan untuk memenuhi kebutuhan zat besi dan sebagai terapi defisiensi zat besi untuk bayi dan anak dengan rentang usia 6 bulan hingga 2 tahun. Suplemen ini dibandrol dengan harga 34,500 rupiah hingga 76,500 rupiah.
Sementara untuk Ferriz sirup dapat dikonsumsi untuk anak-anak berusia 1 tahun ke atas hingga dewasa. Obat ini dapat dikonsumsi saat perut masih kosong dan memilik dosis yang berbeda antara anak-anak dan dewasa, jadi sebaiknya tetap bertanya pada dokter untuk dosis tepat. Harga Ferriz Sirup ini cukup terjangkau yaitu kisaran 44,000 rupiah per botol.
- Sangobion Baby (Drop) 30 ml
Sangobion baby tak hanya mengandung zat besi untuk bayi saja namun juga asam folat yang bagus untuk pertumbuhan bayi Ibu. Suplemen ini diklaim tidak membuat gigi kuning setelah dikonsumsi dan aman untuk lambung. Sangobion baby dapat diminum untuk anak berusia 6-12 bulan dengan dosis sesuai petunjuk dokter. Harga suplemen ini berkisar 66,000 rupiah tergantung wilayah dan apotek tertentu.
- Feroglobin Kid Drops 15 ml dan Feroglobin Sirup 100 ml
Mengutip dari laman Halodoc, Feroglobin Kid Drops adalah suplemen zat besi untuk bayi dan mikronutrien yang dapat digunakan pada bayi prematur atau bayi dengan berat badan rendah. Dapat dikonsumsi sejak usia 0-1 tahun dan 1 tahun ke atas dengan dosis yang berbeda. Suplemen ini tidak boleh diberikan sesaat setelah mengkonsumsi susu formula.
Sedangkan Feroglobin Sirup dapat dikonsumsi untuk remaja berusia 11-19 tahun dan jenis ini dapat juga digunakan ketika sedang haid, diet kontrol kalori, saat sakit, hingga masa penyembuhan. Penggunaan Feroglobin harus sesudah makan dan tidak dapat diminum bersamaan dengan kopi, teh, atau susu. Harga untuk Feroglobin Kid Drops adalah kisaran 22,000 hingga 66,000. Sedangkan untuk Feroglobin Sirup berkisar 48,000 hingga 85,000. Penggunaan kedua suplemen ini harus sesuai anjuran dokter.
Penulis: Novia Luciana
Editor: Dwi Ratih