Waspadai Gatroenteritis (Flu Perut) Pada Bayi dan Balita
Si kecil diare, muntah, nyeri perut, demam, dan menggigil? Hati-hati, Bunda, bisa jadi dia sedang mengalami gatsroenteritis. Gatsroenteritis, atau sering juga disebut sebagai flu perut, adalah peradangan pada lapisan saluran pencernaan. Meski namanya flu perut, namun penyakit ini tidak disebabkan oleh virus influenza. Penyebab paling sering dari gastroenteritis adalah salah satu dari sekian banyak virus lain, seperti rotavirus, adenovirus, calicivirus, dan astrovirus.
Tak hanya itu, gastroenteritis juga bisa disebabkan oleh infeksi bakteri yang berpotensi lebih serius, seperti Salmonella, Shigella, Staphylococcus, Campylobacter, atau E. Coli. Pada beberapa kasus, gastroenteritis diakibatkan oleh parasit seperti giardia.
Biasanya, bayi atau balita yang terkena gastroenteritis mengalami diare, nyeri perut, menggigil, demam, muntah, dan nyeri di sekujur tubuh. Gejalanya bisa ringan atau berat, bisa terjadi hanya beberapa jam saja, namun tak sedikit yang mengalaminya hingga berhari-hari. Tingkat keparahan flu perut ini tergantung pada penyebabnya.
Flu perut ini patut diwaspadai, lho, Bunda. Sebab, virus gastroenteritis sangat menular dan terkadang si kecil yang tertular tidak menunjukkan gejala flu perut seperti pada umumnya. Bayi atau balita Anda bisa tertular hanya karena makan atau minum di gelas atau wadah yang sama dengan orang yang terserang virus ini.
Gastroenteritis adalah penyakit yang sangat umum terjadi pada anak-anak, khususnya bayi. Sebelum usia 3 tahun, bayi rata-rata pernah mengalami flu perut sedikitnya dua kali dalam setahun. Anak yang kesehariannya di daycare kemungkinan lebih sering mengalami gastroenteritis. Setelah usia 3 tahun, di mana si kecil makin kuat imunitasnya, biasanya peluang terserang flu perut makin kecil. Namun bukan hal yang mengherankan jika anak usia di atas 3 tahun masih terkena flu perut 2-3 kali dalam setahun.
Bunda, jika Anda mencurigai si kecil terkena gastroenteritis, terlebih jika disertai muntah lebih dari dua kali, ada darah pada tinjanya, demam tinggi, dan sangat rewel, segera bawa dia ke dokter. Begitu pula jika Anda melihat ada salah satu atau beberapa tanda dehidrasi, seperti jarang berkemih (lebih dari enam jam belum berkemih), kulit mengeriput, mata cekung, kehausan, bibir kering, menangis tanpa air mata, tangan dan kaki dingin dan berubah warna, jangan tunda membawanya ke rumah sakit.
Nantinya dokter akan memeriksa apakah si kecil perlu dirawat inap atau hanya dirawat beberapa jam saja di rumah sakit. Dan jika hasil tes darah atau tinja si kecil menunjukkan adanya infeksi parasit atau bakteri, dokter akan memberikan antibiotik.
Namun untuk kasus gastroenteritis karena virus, obat-obatan tidak membantu. Seperti infeksi virus lainnya, tubuh akan melawan virus sehingga penderita gastroenteritis karena virus biasanya akan sembuh dengan sendirinya dalam beberapa hari.
Untuk kasus gastroenteritis karena virus, jangan beri obat anti-diare karena hal ini justru akan memperparah penyakitnya dan dapat memberikan efek samping serius pada si kecil. Anda cukup memberikan obat penurun demam seperti paracetamol atau ibuprofen (jika gastroenteritis-nya diiringi demam). Namun jangan berikan anak Anda aspirin karena dapat mengakibatkan Reye's syndrome, penyakit yang jarang namun berpotensi fatal.
Dehidrasi merupakan hal yang harus diperhatikan ketika si kecil mengalami flu perut. Dikhawatirkan anak akan kekurangan cairan karena sering muntah, diare, atau demam. Karena itu, berikan si kecil minum sebanyak-banyaknya, bisa juga ditambahkan oralit untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang akibat flu perut.
Hindari pemberian makanan atau minuman tinggi gula seperti jus, soda, atau jelly karena akan memperparah flu perut. Gastroenteritis dapat secara sementara merusak lapisan saluran pencernaan sehingga sulit mencerna makanan-makanan manis seperti itu.
Pada kasus gastroenteritis ringan, katakanlah si kecil hanya diare kecil dan tidak muntah, Anda boleh memberikan makanan seperti biasanya, namun dalam porsi lebih kecil. Oralit juga tidak diperlukan. Namun pastikan asupan cairan atau susunya cukup, ya Bunda?
The American Academy of Pediatrics (AAP) mengatakan anak dengan gastroenteritis dapat secepatnya kembali mengonsumsi makanan padat. Makanan yang direkomendasikan antara lain roti gandum, seral, daging (dalam irisan tipis), yogurt, buah, dan sayur-mayur. Makanan-makanan ini dapat mengembalikan nutrisi yang baik untuk melawan infeksi. Bagaimana jika anak tetap menolak makan? Tidak apa-apa, Bunda, asalkan Anda menjamin asupan cairan si kecil cukup agar tidak dehidrasi.
Bagaimana agar bayi dan balita terhindar dari gastroenteritis? Cara sederhana dan klasik namun penting adalah rajin mencuci tangan dengan sabun dan air hangat setelah Anda mengganti popok atau setelah menggunakan kamar mandi, juga saat mempersiapkan makanan dan ketika makan. Bukan hanya Anda, tangan si kecil pun harus dibiasakan senantiasa bersih sepanjang hari. Rajinlah mencuci tangan buah hati Anda, ya Bunda?
Sementara untuk mencegah si kecil dari rotavirus (yang dapat menyebabkan diarea, muntah, dan demam, khususnya pada bayi), berikan vaksin rotavirus 3 kali: saat berusia 2 bulan, 4 bulan, dan 6 bulan.
(Dini)