Amankah gendongan bayi (baby carrier) model backpack?
Dengan begitu banyaknya gendongan bayi yang berbentuk ransel sekarang, banyak orang tua yang mencoba mengenakannya untuk bayinya. Gendongan tersebut memang bisa dibilang lebih praktis dan nyaman dibanding gendongan tradisional, seperti jarit.
Walaupun sudah banyak yang memakai, masih banyak orang tua yang ragu untuk menggendong anaknya menggunakan gendongan ransel tersebut karena khawatir dengan bentuk kaki bayi nantinya. Kalau Bunda khawatir bentuk kaki si kecil, Bunda boleh lega karena sampai saat ini sebenarnya belum ada penelitian ilmiah yang menyatakan bahwa kaki anak bisa terbiasa mengangkang kalau digendong menghadap dada dengan gendongan tersebut.
Perhatikan kualitas baby carrier
Terlepas dari posisi mengangkang, sebenarnya ada masalah kesehatan yang perlu lebih diperhatikan saat menggendong bayi dengan gendongan ransel, yaitu masalah kualitas gendongan.
a. Saat memilih baby carrier, hal pertama yang harus diperhatikan adalah Bunda harus memastikan kalau gendongan tersebut bisa menyangga punggung bayi dengan sempurna. Jika si kecil belum bisa menyangga kepalanya dengan baik, pastikan gendongan yang Bunda pilih memiliki penyangga punggung yang panjangnya sampai ke kepala bayi.
b. Hal yang kedua adalah pastikan gendongan dapat menyangga paha bayi dengan baik. Bagaimana kita bisa tahu kalau baby carrier itu punya tempat duduk yang baik? Bunda bisa mengecek apakah dudukan baby carrier tersebut menutupi seluruh paha bayi dari satu lutut ke lutut yang lain (knee to knee). Jika iya, berarti baby carrier tersebut memenuhi syarat kesehatan.
Saat lahir dua dari empat tulang belakang bayi sudah berkembang secara sempurna. Yang sudah sempurna adalah tulang utama (kyphotic) yang terdiri dari mid-back (thoratic) dan dasar tulang belakang (sacrum). Sedangkan dua lainnya, yaitu tulang sekunder (lordotic) yang terdiri dari leher (cervical) dan low back (lumbar) masih terus berkembang sampai umur anak menginjak satu tahun. Jadi pastikan baby carrier yang Bunda pilih tidak membuat bayi tampak ‘bergelantungan’ karena di posisi ini, seluruh berat badan bayi ditopang sepenuhnya oleh dasar dari tulang belakang yang nantinya bisa menghambat perkembangan tulang sekunder. Hal ini bisa dihindari dengan memilih gendongan yang bisa membuat bayi duduk dengan sempurna dan kakinya tidak bebas bergelantungan.
Bahaya posisi menggendong hadap depan
Banyak gendongan model ransel yang mengaku aman digunakan untuk menggendong bayi dengan berbagai posisi, termasuk menggendong bayi yang menghadap ke depan. Padahal itu belum tentu benar lho Bun. Posisi ideal gendongan model kanguru tersebut semestinya bayi menghadap ke dada ibu, bukan ke depan.
Menurut Dr. Catherine Fowler dari Australia, orang tua yang menggendong bayi dengan menghadap ke depan adalah orang tua yang kejam dan egois. Kok bisa? Ternyata ada 7 alasan yang membuat posisi hadap depan ini berefek negatif pada kesehatan bayi. Simak yuk alasannya!
1. Tidak menyangga kaki bayi dengan baik
Saat digendong, posisi kedua lutut bayi sebaiknya lebih tinggi dari pinggangnya, atau setidaknya sama tingginya dengan pinggang. Jika bayi Anda digendong menghadap ke depan, kaki bayi sering tidak tersangga dengan baik dan membuat kaki si kecil bergelantungan. Itu artinya yang menahan berat tubuhnya adalah tulang belakangnya dan ini tidak baik untuk perkembangan tulang belakang sekunder seperti yang sudah dijelaskan di atas.
2. Bunda akan lebih kesulitan menggendong si kecil
Pastinya akan lebih sulit menggendong anak yang posisinya menjauhi tubuh Anda ketimbang menggendong anak yang posisinya cenderung ke arah tubuh Anda.
3. Menekan paha bayi bagian dalam
Kalau kaki tidak bisa disangga dengan baik, berat badan bayi tidak hanya menekan tulang belakang, tapi juga paha bagian dalam. Bayangkan saja jika bayi kecil Anda laki-laki. Kalau Anda tetap mekmasakan diri menggendongnya dengan menghadap ke depan, alat kelaminnya bisa tertekan tubuhnya sendiri. Pasti rasanya tidak nyaman, kan Bun?
4. Merangsang bayi secara berlebihan
Ternyata tidak cuma posisi kaki yang jadi masalah, bayi yang digendong dengan menghadap ke depan juga akan secara otomatis overstimulated. Dia akan melihat terlalu banyak hal yang bisa membuatnya lelah.
5. Tidak menyangga punggung dan leher
Kalau dihadapkan ke depan, bayi kecil Anda kemungkinan besar akan ada di posisi asphyxia. Posisi asphyxia adalah posisi di mana bayi Anda tidak memiliki kontrol pada lehernya dan akhirnya ia menempelkan dagunya ke dada. Posisi ini bisa menghambat jalan nafas bayi. Jadi Bunda jangan coba-coba menggendong bayi dengan hadap ke depan kalo si kecil belum kuat menyangga kepalanya ya.
6. Sulit untuk memperhatikan bayi Anda
Saat si kecil menghadap ke depan, Anda tidak bisa melakukan kontak mata dengannya dan tidak bisa berkomunikasi dengan si kecil. Bunda juga akan kesulitan untuk memeriksa apakah ia memiliki jalan nafas yang baik, mengecek apakah dia gumoh, atau ingin menyusu. Posisi hadap depan ini jelas akan mengganggu kemampuan interaksi Anda dengan bayi dan memperlambat respon Anda terhadap kebutuhan si kecil.
7. Membuat Anda sakit punggung
Ya, kerugian tidak hanya dialami bayi Anda, tapi juga Anda sendiri yang menggendongnya. Dengan menggendong bayi yang posisinya berlawanan dengan Anda akan membuat Bunda mengalami sakit punggung dan pinggang.
Nah, sudah cukup jelas bukan penjelasan dari Ibupedia tentang gendongan bayi model ranselini? Kalau Bunda tanya apakah ini aman atau tidak, jawabannya tergantung pemilihan dan pemakaian baby carrier itu sendiri. Kalau Bunda memilih yang berkualitas baik dan memenuhi standar kesehatan, serta menggunakannya dengan cara yang wajar, sudah jelas baby carrier tersebut akan aman-aman saja dikenakan.
(Atalya)