Apakah Botol Plastik dan Kaleng Susu Aman buat Bayi?
Bisphenol A atau BPA adalah bahan kimia yang digunakan pada produk plastik polikarbonat dan lapisan resin eksposi pada kaleng makanan selama berpuluh tahun untuk mengeraskan plastik, menjaga makanan dari bakteri, dan mencegah karat.
Selama bertahun-tahun, wadah plastik seperti botol susu bayi, gelas plastik, dan lapisan kaleng pada susu formula mengandung BPA. Meski hanya ada sedikit data ilmiah tentang efek BPA pada manusia, penelitian pada hewan menunjukkan penggunaannya tidak aman.
Masalah muncul ketika bahan kimia terlepas dari botol atau wadah ke cairan atau makanan yang terkontak dengan plastik. Jika bayi Anda minum dari salah satu botol ini, atau mengonsumsi susu formula yang dikemas dalam kaleng jenis ini, kemungkinan ia akan menyerap sejumlah BPA ke dalam tubuhnya.
Jumlah bahan kimia yang terlepas bergantung pada jenis kaleng, suhu yang digunakan untuk mensterilisasi susu formula setelah kaleng ditutup, dan jenis makanan itu sendiri, apakah berminyak atau mengandung banyak garam.
BPA dianggap berbahaya. Sistem endokrin tubuh Anda terdiri dari kelenjar yang melepaskan hormon untuk mengatur pertumbuhan, metabolisme, dan fungsi serta perkembangan seksual. Ketika terkonsumsi, BPA meniru hormon estrogen (menjadi estrogenic) dan mengganggu keseimbangan alami sistem endokrin Anda.
Penelitian pada hewan menunjukkan bahwa tingkat BPA yang rendah dapat mempengaruhi hormon yang bisa mengatur perkembangan otak, sistem reproduksi, dan sistem kekebalan tubuh. Pada percobaan terhadap tikus, paparan BPA dikaitkan dengan peningkatan resiko beberapa jenis kanker, penurunan jumlah sperma dan penurunan fertilitas, serta hiperaktif. Paparan BPA juga dihubungkan dengan obesitas, diabetes, dan pubertas dini.
Para ahli di bidang lingkungan dan kesehatan telah sepakat bahwa BPA bukan satu-satunya bahan kimia yang perlu dikhawatirkan. Satu bungkus plastik saja bisa mengandung 5 hingga 30 bahan kimia, dan benda plastik yang terdiri dari beberapa bagian seperti botol susu bayi, bisa mengandung lebih dari ratusan bahan kimia. Meski bungkus plastik yang tipis bisa melepaskan bahan kimia ke makanan ketika dipanaskan di microwave.
Sebuah studi di tahun 2011 yang diterbitkan pada jurnal Environmental Health Perspectives mendapati hampir semua dari 500 produk plastik yang diuji, termasuk yang berlabel bebas BPA, melepaskan bahan kimia berbahaya. Bahkan pada beberapa kasus, plastik berlabel bebas BPA melepaskan bahan kimia lebih banyak dari plastik yang dibuat dengan BPA.
Plastik untuk wadah dan kemasan makanan mengandung banyak komposisi bahan, dan banyak yang memiliki efek estrogenic. BPA merupakan satu dari bahan aditif yang paling kuat. Sangat penting bagi orangtua untuk menghindari plastik polikarbonat, yang dapat melepaskan BPA, dan mengambil langkah pencegahan terhadap semua jenis kemasan makanan berbahan plastik.
Karena plastik yang dipanaskan bisa melepaskan gabungan estrogenic, sangat penting untuk menjaga semua wadah plastik jauh dari oven atau microwave. Jika Anda menyiapkan susu formula bayi dengan menggunakan air mendidih, pastikan untuk mendinginkannya lebih dulu sebelum menuangkannya ke botol atau gelas hisapnya.
BPA terkandung dalam bentuk benda plastik lain seperti mainan anak, wadah makanan, dan botol air. BPA tidak hanya ada pada kaleng susu formula, tapi juga ada di hampir semua jenis kaleng makanan seperti kaleng buah yang Anda gunakan untuk campuran minuman dingin. BPA juga ada di berbagai benda elektronik, CD dan DVD, lensa kacamata, alat medis, dan benda lain, tapi ilmuan meyakini masalah utama saat ini adalah paparan BPA dalam bentuk oral.
Kita dan juga anak-anak secara teratur terpapar oleh tingkat bahan kimia yang rendah, termasuk BPA. Setidaknya ada beberapa takaran yang bisa kita pakai untuk mencegah paparan terhadap bahan kimia ini. Prinsip umum yang baik adalah dengan menghindari eksposur yang tidak perlu pada bahan kimia di dalam makanan dan air, dan sebisa mungkin menentukan pilihan dengan kandungan paparan lebih rendah.
Bila Bunda merasa khawatir si kecil terpapar BPA dan bahan kimia lain, maka botol susu dan kemasan susu formulanya merupakan hal yang penting untuk diperhatikan. Berikut ini adalah beberapa hal konkret yang bisa Anda lakukan:
- Susui bayi Anda. Pemberian ASI langsung dari payudara Anda adalah satu cara untuk menghindari bahan kimia pada botol dan juga kaleng susu formula.
- Jangan gunakan botol dan gelas hisap yang berubah kelabu dan tergores atau retak. Botol yang sudah usang bisa lebih mudah melepaskan bahan kimia.
- Jika Anda memberi bayi susu melalui botol, gunakan botol yang terbuat dari kaca atau plastik bebas BPA daripada menggunakan botol polikarbonat. Carilah botol yang berlabel “bebas BPA” atau beli botol yang terbuat dari polypropylene atau polyethelene, yang biasanya buram atau berwarna, bukan jernih.
- Jangan letakkan botol atau gelas hisap di microwave. Penelitian menunjukkan panas tinggi bisa menyebabkan lebih banyak bahan kimia yang terlepas. Untuk memanaskan botol atau gelas, tempatkan di wadah air yang panas atau alirkan di bawah air panas.
- Dengan hati-hati ikuti instruksi pabrik pembuat dalam mempersiapkan dan memanaskan susu formula. Susu formula perlu dihangatkan perlahan, bukan dididihkan. Selain itu, susu formula yang panas bisa membakar mulut bayi dan menyebabkan nutrisi di dalamnya menghilang.
- Jika Anda membeli susu formula bentuk cair, pilih dalam bentuk konsentrat, bukan berbentuk susu formula yang siap digunakan. Mencairkan produk susu dengan air sebelum diberikan pada bayi dapat mengurangi jumlah BPA yang diterima bayi Anda.
- Gunakan susu formula dalam bentuk bubuk, bukan cair. Kaleng susu formula bentuk bubuk maupun cair sama-sama mengandung BPA, tapi susu formula bubuk adalah pilihan yang lebih baik. Bayi yang diberi susu formula bubuk kemungkinan menerima 8 hingga 20 kali BPA yang lebih sedikit dibanding formula dalam bentuk cair pada kemasan yang terbuat dari kaleng logam.
Berikut ini beberapa langkah yang bisa Anda lakukan untuk mengurangi paparan keluarga Anda terhadap BPA dan bahan kimia lain:
- Gunakan piring keramik daripada bungkus plastik untuk menutup makanan yang Anda panaskan di microwave.
- Jangan letakkan wadah plastik di microwave atau mesin pencuci piring, dan jangan cuci dengan sabun yang keras. Panas yang tinggi dan pembersih abrasif bisa merusak plastik, yang akan membuat bahan kimia terlepas lebih banyak.
- Ketika membeli wadah plastik, periksa bagian bawah produk. Hindari label dengan angka 7 karena mengandung BPA. Produk berlabel 3 mengandung phthalates, jadi Anda perlu menghindari benda yang bernomor ini juga. Meski wadah berkode 1, 2, 4, 5 atau 6 tidak mengandung BPA atau phthalates, bahan kimia yang digunakan pada jenis plastik ini belum diteliti dengan baik untuk menentukan keamanannya.
- Konsumsi makanan dari banyak sumber sehingga Anda tidak perlu mengandalkan makanan kalengan, karena kebanyakan lapisan kaleng mengandung BPA.
(Ismawati)