Cara Melahirkan Tanpa Rasa Sakit
Banyak Ibu yang merasa tidak mungkin menjalani persalinan bebas dari rasa sakit. Tapi nyatanya, sudah banyak lho ibu hamil yang melahirkan tanpa rasa sakit. Mereka tidak merasakan momen-momen menakutkan dan menyakitkan selama persalinan yang selama ini digembor-gemborkan oleh masyarakat.
Ibu pasti sadar dong, hampir semua orang selalu mengatakan kalau melahirkan itu sakit. Dan rasa trauma ini sering menjadi alasan para Ibu untuk tidak ingin hamil lagi. Bisa jadi di kehamilan sebelumnya Ibu menahan rasa sakit yang luar biasa saat melahirkan, atau mungkin Ibu trauma pada jarum suntik atau pemeriksaan dalam yang tidak menyenangkan. Apalagi proses persalinan disebut-sebut sebagai kondisi di mana orang yang melaluinya merasakan rasa sakit paling menyakitkan nomor dua dalam hidup (yang pertama adalah serangan jantung). Jadi nggak heran deh kalau banyak yang 'kapok melahirkan'.
Namun, coba deh Ibu sadari, meski sakit, tetap banyak Ibu hamil yang bisa menjalaninya, bukan? Kita selama ini sering diserang oleh asumsi negatif tentang proses persalinan. Ketika kita percaya pada asumsi tersebut, keyakinan kita akan menciptakan kenyataan yang kita takuti. Kita bisa menghentikan rasa takut agar tidak lagi menguasai diri, dan mulai menciptakan realitas kita sendiri.
Dengan menggunakan intuisi, Ibu bisa menyesuaikan pikiran bawah sadar Anda, membatasi asumsi negatif tentang proses persalinan yang merajalela di pikiran, dan menggantinya dengan keyakinan positif yang akan mengarahkan proses persalinan ke hal-hal yang penuh dengan energi baik. Lalu, bukan tidak mungkin kalau ibu akan bisa merasakan momen melahirkan tanpa rasa sakit.
Namun, sebelum membahas jauh tentang hal tersebut, kita akan membahas terlebih dahulu mengenai tanda persalinan serta risiko mengalami persalinan dengan operasi caesar nih. Simak yuk penjelasannya berikut ini.
Mengenali Tanda Persalinan
Meski dokter sudah menetapkan hari perkiraan lahir, sesungguhnya tak ada yang bisa memprediksi kapan persalinan akan dimulai. Sangat wajar bila proses persalinan dimulai 3 minggu lebih awal dari hari perkiraan lahir atau dua minggu setelahnya.
Nah, agar mental Ibu makin siap, kenali yuk beberapa tanda persalinan berikut ini.
Kepala bayi turun ke panggul sebagai persiapan untuk dilahirkan ke dunia. Perut Ibu akan terlihat lebih rendah dan Anda akan lebih mudah bernafas karena bayi tidak lagi mendempet ke paru-paru. Ibu juga akan lebih sering buang air kecil karena bayi menekan kandung kemih. Ini bisa terjadi beberapa minggu hingga beberapa jam sebelum persalinan dimulai.
Ibu tiba-tiba sering buang air besar. Ini bisa menjadi tanda persalinan sudah dekat.
Terdapat flek kecoklatan atau kemerahan dari vagina. Tanda persalinan yang satu ini menandakan kalau sumbat lendir yang mengunci rahim sudah terlepas. Ini bisa terjadi beberapa hari sebelum persalinan berlangsung.
Meski wajar mengalami kontraksi yang tidak teratur ketika persalinan sudah dekat (kontraksi palsu), kontraksi yang konstan terjadi pada interval kurang dari 10 menit biasanya menjadi tanda persalinan telah dimulai.
Ketuban pecah. Pecahnya ketuban yang selama ini melindungi bayi juga menjadi tanda persalinan. Kondisi ini bisa terjadi beberapa jam sebelum persalinan atau selama persalinan. Setelah ketuban pecah, sebagian besar ibu hamil akan masuk tahap persalinan dalam 24 jam. Bila persalinan tidak terjadi secara alami selama berjam-jam, dokter biasanya akan menginduksi persalinan untuk mencegah infeksi dan komplikasi kelahiran.
Alasan Ibu Harus Melahirkan Lewat Operasi Caesar
Hampir semua Ibu pasti menginginkan persalinan tanpa rasa sakit pervaginam. Namun, tidak bisa dipungkiri, ada beberapa kondisi di mana Ibu disarankan untuk melahirkan lewat operasi caesar.
Pada beberapa kondisi, operasi caesar ini bisa dijadwalkan lebih dulu. Selain itu, operasi caesar juga bisa dilakukan karena terjadi komplikasi persalinan yang tak terduga. Bila Ibu atau bayi dalam bahaya, Anda akan melahirkan lewat operasi caesar darurat.
Nah, kalau bicara mengenai operasi caesar yang terencana, biasanya dokter akan menyarankan Ibu untuk menjalani ini jika:
Ibu pernah melakukan operasi caesar sebelumnya dengan irisan luka rahim vertikal atau telah menjalani lebih dari satu kali sesar sebelumnya. Kedua kondisi ini meningkatkan risiko rahim sobek selama kelahiran normal. Bila Ibu hanya melakukan satu kali operasi caesar sebelumnya, biasanya kemungkinan untuk persalinan pervaginam setelah sesar (vaginal birth after cesarean/VBAC) makin besar.
Ibu pernah menjalani pembedahan rahim yang invasif seperti myomectomy (pembedahan untuk mengangkat fibroid) yang meningkatkan risiko rahim akan sobek bila menjalani persalinan pervaginam.
Hamil bayi kembar. Ibu bisa melahirkan kembar dengan persalinan pervaginam atau operasi caesar. Ini tergantung pada berbagai faktor, misalnya posisi bayi. Semakin banyak bayi yang dikandung Ibu, semakin besar kemungkinan Ibu menjalani persalinan lewat operasi caesar.
Ukuran bayi diperkirakan sangat besar (kondisi yang dikenal dengan macrosomia). Dokter kemungkinan merekomendasikan operasi caesar jika Ibu mengidap diabetes atau Ibu pernah melahirkan bayi yang mengalami trauma serius selama persalinan pervaginam.
Bayi di posisi sungsang. Pada beberapa kasus, seperti kehamilan kembar, di mana kepala bayi pertama di bawah tapi bayi kedua sungsang, operasi caesar biasanya akan jadi pilihan ibu hamil.
Ibu mengidap HIV positif dan tes darah yang dilakukan menjelang akhir kehamilan menunjukkan kalau Ibu memiliki kandungan virus yang tinggi.
Kehamilan Ibu hampir cukup bulan dan mengalami placenta previa (kondisi ketika plasenta menutupi serviks).
Bayi diketahui dalam kondisi abnormal sehingga persalinan pervaginam cukup berisiko, seperti saat bayi mengalami cacat tabung saraf.
Dokter biasanya akan menjadwalkan operasi caesar tidak lebih dini dari usia kehamilan 39 minggu, kecuali ada alasan medis tertentu. Ini dilakukan untuk memastikan semua organ bayi cukup matang dan si kecil dapat lahir dalam keadaan yang sehat.
Operasi caesar juga bisa terjadi dengan tidak terencana. Biasanya ini terjadi ketika:
Ibu mengidap herpes genital ketika persalinan atau ketika ketuban pecah. Melahirkan dengan operasi caesar membantu menghindari janin terinfeksi virus yang sama.
Serviks berhenti membuka atau bayi berhenti bergerak keluar jalan lahir, meski dokter sudah melakukan usaha agar rahim berkontraksi demi bisa membuat bayi bergerak.
Cara Melahirkan Tanpa Rasa Sakit
Jika tadi kita sudah membahas tentang melahirkan lewat operasi caesar, sekarang kita akan membahas tentang persalinan pervaginam.
Persalinan pervaginam tentu menjadi proses persalinan yang paling diinginkan oleh banyak Ibu. Banyak yang bilang kalau melahirkan dengan alami akan membuat ibu sangat kesakitan. padahal ada cara melahirkan tanpa rasa sakit yang bisa Ibu coba lho. Simak yuk tipsnya!
Mulailah dengan perilaku mental yang positif
Untuk bisa melahirkan tanpa rasa sakit, Ibu harus yakin kalau hal semacam ini mungkin terjadi. Kekhawatiran dan ketakutan akan sakitnya persalinan pervaginam pasti menghantui Ibu. Nah, Ibu harus belajar banyak teknik dan latihan untuk mengubah pikiran negatif tersebut.
Pelajari dan berlatih Hypnobirthing
Hypnobirthing merupakan teknik untuk membantu Ibu melahirkan tanpa rasa sakit. Hypnobirthing akan mengajarkan Ibu untuk bisa tenang dan membiarkan tubuh serta janin melakukan tugasnya saat persalinan.
Buku-buku tentang Hypnobirthing sudah banyak dijual. Ibu bisa mendapatkannya untuk membekali diri dengan berbagai informasi yang bermanfaat seputar hypnobirthing, mulai dari penelitian ilmiah hingga pengalaman nyata.
Teknik Hypnobirthing yang bisa Ibu lakukan meliputi pemikiran positif, penguatan diri, teknik pernafasan, visualisasi, pijatan, dan latihan fisik lainnya. CD Hypnobirthing yang berisi meditasi menenangkan dan penguatan ini bisa didengarkan selama kehamilan agar hal ini bisa menyatu dalam pikiran Ibu dan membuat Anda relaks secara alami.
Olahraga rutin saat hamil
Tetap aktif dan jaga kesehatan serta kebugaran selama hamil bisa membantu Ibu melahirkan tanpa rasa sakit. Jadi, jangan gunakan kehamilan sebagai alasan untuk bermalas-malasan. Olahraga teratur selama hamil bisa memberi manfaat berikut ini untuk Ibu:
Membantu mengurangi rasa tidak nyaman selama hamil, seperti sakit punggung, konstipasi, kembung, dan bengkak.
Meningkatkan energi.
Membantu pola tidur yang lebih baik.
Menambah rasa percaya diri, mood, dan membantu body image positif pada diri Ibu.
Memberikan daya tahan untuk persalinan.
Membentuk otot, kekuatan, dan meningkatkan postur tubuh.
Memungkinkan Ibu kembali ke bentuk tubuh sebelum hamil lebih cepat setelah melahirkan nanti.
- Jenis olahraga yang aman untuk ibu hamil, antara lain:
Menonton proses persalinan pervaginam yang positif dan alami
Proses persalinan pervaginam yang digambarkan oleh media identik dengan teriakan ibu hamil saat sedang mengejan untuk mengeluarkan bayinya. Drama tambahan datang dalam bentuk komplikasi kelahiran yang berlipat, mendekati pengalaman kematian, dan keunggulan dari intervensi medis. Dengan hanya melihat beberapa tayangan yang menggambarkan keadaan tersebut bisa memberikan kita persepsi yang keliru tentang proses persalinan.
Untungnya Ibu punya pilihan lain. Matikan TV atau media mainstream, nyalakan komputer untuk melihat banyak video persalinan pervaginam alami secara online. Ibu bisa mengandalkan Youtube untuk mencari tahu proses persalinan alami, melahirkan tanpa rasa sakit, melahirkan di air (waterbirth), dan melahirkan di rumah (homebirth). Jika Ibu mencari video dengan kata kunci “hypnobirth,” Ibu akan mendapatkan pilihan video melahirkan tanpa rasa sakit yang menenangkan.
Terinspirasilah oleh para Ibu yang sudah mengalami pengalaman positif saat melahirkan. Katakan pada diri Anda, “Jika mereka bisa melakukannya, saya juga bisa.” Isi pikiran Ibu dengan harapan untuk bisa melahirkan tanpa rasa sakit.
Gunakan obat herbal
Daun teh raspberry merah sangat dianjurkan buat ibu hamil untuk mengondisikan rahim dan membuat proses persalinan lebih mudah, serta mengurangi pendarahan pasca melahirkan. Selain itu, teh raspberry juga bisa mencegah persalinan prematur lho. Daun teh ini bisa dikonsumsi secara aman selama hamil.
Banyak tertawa
Jangan menganggap segala yang terjadi dalam hidup dengan terlalu serius, ya Bu. Lihatlah proses persalinan yang akan Ibu hadapi melalui sudut pandang yang menyenangkan agar membuat Ibu lebih santai dan punya kesempatan untuk melihat segalanya dengan lebih positif.
Mencium pasangan selama persalinan juga bisa meningkatkan ikatan Ibu dan Ayah, menciptakan relaksasi, serta membangkitkan rasa cinta pada tubuh Ibu dan bayi. Ini tentunya dapat membuat Ibu bisa menikmati momen melahirkan tanpa rasa sakit.
Memilih tempat yang tepat untuk melahirkan
Agar bisa melahirkan tanpa rasa sakit, Ibu harus memilih tempat yang tepat untuk melahirkan. Pilihlah tempat yang paling membuat Ibu merasa nyaman, baik itu di rumah atau di rumah sakit. Jika Ibu ingin melahirkan di rumah sakit, kunjungi RS pilihan Ibu agar Anda familiar dengan prosedur, fasilitas, dan cara bagaimana kebutuhan Anda bisa dipenuhi oleh nakes di sana.
Jika Ibu melahirkan di rumah, Anda perlu menjaga ruangan tetap bersih terlebih dulu dan memastikan semua keperluan yang dibutuhkan untuk persalinan sudah tersedia. Berhubung proses persalinan di rumah lebih fleksibel, Ibu bisa menyiapkan playlist yang bisa dimainkan saat proses persalinan nanti, memilih lilin atau minyak aromaterapi, dan memilih seseorang untuk menjadi fotografer selama persalinan ini berlangsung.
Memijat perineum
Perineum adalah area kulit antara vagina dan rektum. Pijat perineum bisa dilakukan dari usia kandungan 34 minggu untuk membuat kulit menjadi lebih lentur merenggang. Ini akan memudahkan bayi untuk keluar dari serviks dan mencegah terjadi sobekan. Pijat perineum bisa dilakukan oleh ibu sendiri atau oleh suami.
Untuk melakukannya, simak langkah-langkah berikut ini ya:
Bersihkan tangan terlebih dahulu.
Gunakan minyak khusus untuk memijat perineum.
Masukkan satu atau dua jari sekitar 3 hingga 4 cm ke dalam vagina dan tekan ke bawah perineum.
Pastikan tekanan tidak menimbulkan rasa sakit, tapi membuat Ibu cukup terasa.
Lakukan pijatan ini selama 5 hingga 10 menit dan ini bisa dilakukan setiap hari.
Menjalani hidup lebih sehat dan fleksibel selama hamil bisa membuat proses persalinan lebih mudah dan memungkinkan Ibu untuk melahirkan tanpa rasa sakit. Pastikan Ibu berusaha untuk menyiapkan persalinan dengan sebaik mungkin. Ibu bisa memulainya dari masa awal kehamilan atau bahkan sebelumnya.
Cara Melahirkan Darurat
Proses persalinan tidak hanya akan terjadi seperti yang kita harapkan saja. Ada kemungkinan saat proses persalinan terjadi tiba-tiba dan Ibu harus melahirkan darurat. Memang, tidak ada yang berharap ini terjadi. Tapi tidak ada salahnya untuk menyiapkan diri karena kita tidak bisa memprediksi masa depan. Simak yuk hal-hal yang perlu Ibu lakukan saat harus melakukan persalinan darurat di rumah.
Cek situasi
Ibu harus yakin benar kalau bayi akan segera lahir dan Ibu sudah dipastikan tidak akan sempat menuju rumah sakit. beberapa tanda kalau persalinan sudah tiba adalah munculnya kontraksi yang kuat dengan jarak 3 sampai 4 menit setiap kontraksi, ketuban pecah, dan ada dorongan kuat untuk mengejan. Ibu yang baru hamil anak pertama biasanya butuh waktu lebih lama dibandingkan persalinan kedua atau ketiga.
Hubungi rumah sakit
Minta rumah sakit menghubungi dokter Anda untuk memberi tahu kalau Ibu akan melakukan persalinan darurat di rumah. Minta dokter bicara di telepon menggunakan speaker. Jangan kunci pintu rumah agar tenaga medis bisa masuk sewaktu-waktu.
Tetap tenang
Meski melahirkan darurat di rumah terkesan menakutkan, cobalah untuk tetap tenang. Ingat saja kalau tubuh Ibu tahu cara melahirkan bayi, meski tanpa bantuan dokter. Jangan terlalu mengkhawatirkan hal-hal yang tidak esensial.
Pastikan Ibu merasa nyaman
Cuci tangan dan area vagina dengan sabun. Ambil ember berisi air hangat dan 4 handuk bersih yang bisa Anda gunakan untuk membersihkan bayi dan membuatnya hangat setelah dilahirkan nanti. Setelah itu, Ibu bisa berbaring di atas alas plastik, tirai kamar mandi, atau lapisan tahan air lainnya yang ditempatkan di atas kasur atau lantai.
Posisi terbaik untuk ibu hamil adalah berbaring miring ke kiri. Posisi ini akan mengurangi tekanan pada vena cava, pembuluh darah yang membantu mengalirkan oksigen ke bayi. Bila ada orang yang membantu, Ibu bisa juga melahirkan dengan posisi jongkok atau duduk di pinggir tempat tidur dengan meletakkan kaki pada kursi, lalu pastikan ada orang yang akan menangkap bayi.
Jangan mengejan
Setelah kepala bayi terlihat, posisikan tangan di kepala bayi, tapi jangan menariknya. Ibu bisa pandu bayi dengan perlahan pandu dan dorong ketika kontraksi terasa. Bila tali pusar terlilit di sekitar leher bayi, gunakan jari untuk membuat lilitan tali pusar jadi longgar dan tidak melilit leher si kecil lagi.
Lakukan ini setelah bayi lahir
Selimuti bayi dengan handuk dan letakkan di dada dan perut Anda. Kontak kulit akan membuat bayi tenang dan hangat. Untuk menstimulasi pernafasan, gerakan jari Anda dari sudut mata ke bawah hidung untuk membersihkan cairan ketuban.
Jangan memotong tali pusar
Memotong tali pusar bayi akan sulit dilakukan. Jika tidak benar melakukannya, ini akan membuat si kecil mengalami infeksi. Saat bayi lahir, sekitar 30 persen darah bayi masih di plasenta, dan ini dapat memberinya oksigen untuk bernapas sekitar 5 menit. Jadi, biarkan tali pusar masih menempel di plasenta setelah si kecil lahir. Bila memungkinkan, naikkan posisi plasenta di atas bayi. Tunggu bantuan medis datang agar pemotongan tali pusar bisa dilakukan dengan semestinya.
(Ismawati)