Ibupedia

Inilah Gejala Hamil yang Tidak Boleh Bunda Abaikan!

Inilah Gejala Hamil yang Tidak Boleh Bunda Abaikan!
Inilah Gejala Hamil yang Tidak Boleh Bunda Abaikan!

Sering kali ibu hamil terbangun di tengah malam karena rasa sakit di perut yang datang tiba-tiba. Apalagi jika usia kehamilan sudah mendekati trimester akhir, aduh pasti rasanya cemas luar biasa ya, Bun? Ingin rasanya membangunkan suami dan minta segera diantar ke dokter. Tapi kemudian muncul keraguan, jangan-jangan ini hanyalah gejala hamil biasa yang normal dialami para wanita hamil. Sebenarnya apa saja gejala hamil yang perlu diwaspadai? Berikut informasinya yang telah Ibupedia rangkum.

1. Rasa terbakar ketika buang air kecil

Ketika hamil, Anda lebih rentan mengalami infeksi saluran kemih. Gejalanya bisa berupa dorongan yang sering untuk buang air kecil, sensasi terbakar ketika buang air kecil, serta darah pada urin. Apalagi jika Bunda juga mengalami demam dan sakit di punggung bagian bawah.

Infeksi bisa menjalar dari kandung kemih ke ginjal, sehingga Anda mengalami rasa sakit pada punggung bawah hanya di satu sisi, suhu tubuh tinggi, dan merasa mual serta muntah. Kadang infeksi saluran kemih tidak menimbulkan gejala. Bila infeksi menjalar ke ginjal, bisa memicu persalinan dini.

2. Kebocoran atau sering keluar cairan dari vagina

Meskipun kandung kemih mengalami tekanan dan memang ada kemungkinan 'bocor,' namun tetaplah waspada. Selalu cek cairan tersebut, jangan-jangan itu air ketuban yang bocor. Setelah usia kehamilan 36 minggu, tingkat cairan ketuban mulai menurun karena bayi mempersiapkan diri untuk dilahirkan.

Ketika dokter melakukan USG sebelum kelahiran, ia akan mengukur jumlah cairan ketuban. Berikut ini tingkat cairan ketuban di sepanjang kehamilan:

  • 60 ml pada usia kehamilan 12 minggu
  • 175 ml pada usia kehamilan 16 minggu
  • 400 sampai 1200 ml pada usia kehamilan 34 sampai 38 minggu.

Bila terlalu banyak cairan ketuban bocor, gejala hamil ini disebut dengan oligohydramnios. Cairan ketuban juga bisa keluar karena sobekan pada kantung ketuban.

Kebocoran ketuban bisa berbahaya untuk Anda dan bayi. Gejala hamil berupa kebocoran ketuban selama trimester pertama dan kedua bisa menyebabkan komplikasi berupa cacat lahir, keguguran, kelahiran prematur, dan kelahiran mati. Sedangkan di trimester ketiga, tingkat cairan ketuban yang rendah bisa menyebabkan kesulitan selama persalinan, peningkatan risiko operasi caesar, dan pertumbuhan yang lambat.

Segera hubungi dokter bila cairan ketuban yang keluar bewarna kehijauan atau kuning kecoklatan. Ini bisa mengindikasikan bayi buang air besar di rahim, yang dapat menyebabkan komplikasi saat lahir.

3. Penglihatan kabur

Jika mata Bunda mulai tidak fokus saat melihat sesuatu atau bahkan terasa sakit dan terganggu oleh cahaya terang atau titik-titik kecil di depan mata, maka sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter.

Masalah penglihatan biasa terjadi pada banyak wanita, untungnya gejala hamil ini hanya bersifat sementara dan penglihatan akan kembali normal setelah melahirkan. Tapi masalah penglihatan yang serius bisa jadi tanda diabetes gestasional atau tekanan darah tinggi. Pastikan untuk bicara pada dokter. Segera hubungi dokter bila masalah penglihatan tidak juga hilang atau berlangsung lebih dari 2 jam. Bila mata terasa sangat kering, dokter bisa meresepkan obat tetes mata sebagai pelumas. Bila lensa kontak terasa mengganggu, gunakan kaca mata hingga Anda melahirkan.

4. Sering pingsan atau pusing terus menerus

Pusing adalah gejala hamil yang wajar dialami oleh para calon ibu, tapi jika Anda terus-menerus merasa pusing, itu tandanya ada yang tidak beres. Apalagi bila pusing tak hanya terjadi di awal kehamilan, namun terus berlangsung hingga trimester kedua dan ketiga. Jangan remehkan sakit kepala ya, Bun.

5. Pernah jatuh dan terluka di bagian perut

Para ibu hamil memang rentan terjatuh pada trimester akhir kehamilan yang diakibatkan oleh bergesernya pusat gravitasi tubuh selama mengandung sang buah hati. Meski normal jika ibu hamil terjatuh, namun Bunda sebaiknya selalu memeriksa apakah ada cedera pada perut. Walau tidak merasakan trauma apapun, Anda tetap harus waspada.

6. Pendarahan pada vagina dan keluar cairan 

Pada awal kehamilan, beberapa wanita memang mengalami pendarahan pada vagina mereka. Namun, jika darah tersebut berwarna merah terang atau serupa darah segar, Anda sebaiknya berhati-hati. Apalagi jika vagina mengeluarkan cairan lain yang berwarna dan berbau tidak biasa, sebaiknya Anda segera minta diantar ke rumah sakit.

7. Sering merasa haus

Jika Anda sering merasa haus namun jarang buang air kecil dan jika urin hanya keluar sedikit saja, bisa jadi ada sesuatu yang salah terjadi dalam tubuh Anda.

Penjelasan paling mudah dan paling umum dari rasa haus yang sering Anda alami adalah karena Anda tidak minum cukup banyak air. Ketika hamil, tubuh membutuhkan lebih banyak cairan dibanding biasanya untuk mendukung sirkulasi darah bayi, cairan ketuban, dan volume darah yang lebih tinggi. Penyebab lain gejala hamil ini karena Anda merasa kepanasan dan lebih berkeringat.

Tapi rasa haus yang berlebihan bisa jadi tanda diabetes gestasional, meski kondisi ini biasanya tidak menyebabkan gejala apapun. Bila Anda merasa haus berlebih, coba perbanyak minum, setidaknya 10 gelas air per hari, atau lebih banyak bila cuaca panas, Anda berolahraga, atau muntah karena morning sickness.

8. Nyeri pada perut disertai kram

Wajar memang jika wanita hamil sering mengalami nyeri hingga kram perut, namun biasanya Anda hanya akan mengalami gejala hamil tersebut pada minggu awal kehamilan. Anda bisa coba atasi kram dengan:

Jika perut Anda terus-menerus terasa nyeri dan sering kram, segeralah menghubungi dokter terdekat. Meski kram perut yang ringan sangat normal di awal kehamilan, beri tahu dokter bila bertambah parah. Segera menuju rumah sakit bila keluar bercak atau pendarahan disertai kram. Kram memang jadi gejala hamil awal yang normal, tapi bisa juga menjadi tanda keguguran atau kehamilan ektopik.

9. Sulit bernafas, batuk hingga mengeluarkan darah, serta rasa sakit di dada

Sebagai bagian dari kehamilan, pernafasan Anda dipengaruhi oleh peningkatan hormon progesteron, yang menyebabkan ibu hamil bernafas lebih pendek dan dalam. Ini membuat Anda merasa perlu kerja lebih keras untuk menghirup udara. Bernafas juga jadi lebih sulit ketika rahim membesar dan memberi tekanan pada diafragma. Anda akan bernafas lebih lega ketika bayi turun ke panggul saat mendekati kelahiran.

Segera ke dokter bila nafas pendek terjadi tiba-tiba atau bertambah parah, disertai rasa sakit, batuk, dan detak jantung cepat. Bisa jadi ada masalah lain yang menyebabkan nafas pendek Anda.

10. Gatal-gatal pada lengan, tubuh bagian atas, kaki, telapak tangan, telapak kaki, atau gatal di sekujur tubuh

Beberapa komplikasi kehamilan seperti pendarahan dan keguguran jarang  terjadi tapi berbayaha untuk ibu dan fatal untuk janin. Intrahepatic cholestasis of pregnancy (ICP) merupakan kondisi liver yang menyebabkan kulit terasa gatal dan berisiko kelahiran mati.

Tidak diketahui penyebab ICP, tapi diyakini hormon kehamilan mempengaruhi kemampuan liver untuk mengangkut zat tertentu, seperti empedu. Zat ini berkumpul di darah dan mensitmulasi saraf di bawah kulit yang menyebabkan rasa gatal luar biasa.

ICP terjadi pada 1 dari 1000 kehamilan dan paling umum terjadi pada wanita Latin dan keturuanan Skandinavia.  Tanda ICP berupa:

  • Urin berwarna gelap
  • Rasa gatal terus-menerus
  • Feses berwaran cerah
  • Kulit atau mata berwarna kuning.

Segera hubungi dokter bila Anda mengalami gejala hamil ini. Dokter akan mengambil sampel darah untuk mengetahui apakah liver bekerja dengan baik dan mengukur jumlah garam empedu di darah Anda. Anda membutuhkan USG untuk memeriksa kondisi abnormal pada liver dan memonitor kondisi bayi.

Bila terdiagnosa ICP, dokter bisa memberikan resep obat, seperti ursodiol untuk meredakan gatal dan menurunkan penyerapan empedu, krim anti gatal yang mengadung orticosteroid, atau merendam kulit di air hangat-hangat kuku. Bila dokter meresepkan krim corticosteroid, ikuti instruksinya. Bila digunakan berlebihan, bisa menjadi risiko tambahan pada janin yang sedang berkembang. Pada kasus ICP yang parah, dokter akan menyarankan induksi untuk persalinan dini.

11. Bengkak pada wajah, terutama di sekitar mata

Anda perlu waspada jika bengkak terus berlanjut dan muncul tiba-tiba pada kaki atau pergelangan kaki. Terlebih jika berat badan Anda bertambah dengan sangat cepat, melebihi 4 kg dalam seminggu.

Bengkak yang terjadi selain pada tangan dan kaki bisa disebabkan hal serius. Bengkak alami pada payudara tentu normal. Tapi bila bengkak terjadi di wajah, ini bisa menandakan masalah medis yang membutuhkan perhatian segera.

Preeklampsia adalah kondisi yang bisa menyebabkan penambahan berat atau bengkak. Preeklampsia disebabkan oleh tekanan darah tinggi dan masalah yang mempengaruhi kesehatan bayi. Kondisi lain yang menyebabkan bengkak antara lain masalah jantung dan paru-paru. Ini biasanya disertai gejala lain seperti nafas pendek dan kelelahan. Anda bisa berkonsultasi ke dokter tentang berat badan yang normal selama hamil.

12. Konstipasi disertai nyeri pada perut dan diare selama lebih dari 24 jam

Hormon kehamilan menyebabkan otot menjadi rileks sehingga makanan lebih lama berada di saluran pencernaan. Nutrisi juga lebih lama terserap ke aliran darah. Hormon bukan satu-satunya penyebab penyumbatan usus. Rahim yang membesar menempati ruang yang biasanya terisi oleh organ tubuh, membuat organ lebih sulit bekerja. Terlebih lagi, vitamin kehamilan yang mengandung zat besi dapat menyebabkan sumbatan. Ini tidak baik untuk Anda dan bayi, tapi bukan berati Anda harus mengalami ini sepanjang kehamilan. Ada banyak cara untuk mengatasi masalah ini, serta menghindari efek samping dari konstipasi, yaitu hemoroid.

13. Terpapar flu atau terkena gejala flu

Virus semacam H1N1 atau flu angsa adalah virus yang sangat berisiko bagi ibu hamil. Mintalah orang-orang di sekitar Anda untuk menjauh apabila mereka terkena flu. Jika Anda terkena demam, batuk-batuk, hingga diare dan muntah-muntah, segeralah minta bantuan ahli kesehatan.

Flu sangat berbahaya bagi wanita hamil. Sistem kekebalan tubuh menjadi lemah ketika Anda hamil, sehingga Anda lebih rentan terkena penyakit. Flu bisa sangat cepat menjadi kondisi serius selama hamil dan bisa jadi lebih parah karena infeksi seperti pneumonia.

Wanita hamil dengan flu juga berisiko lebih besar untuk masalah serius pada janin, termasuk persalinan dan kelahiran prematur. Memang banyak calon ibu yang mengalami flu dan tidak menunjukkan gejala. Tapi Anda lebih rentan mengalami flu yang berat ketika hamil.

Flu biasanya berawal dari demam, rasa gatal, dan lelah diikuti oleh hidung berair, bersin, sakit tenggorokan, serta batuk. Anda bisa juga mengalami diare atau muntah. Segera cari bantuan medis bila Anda mengalami gejala berikut:

  • Sulit bernafas, nafas pendek
  • Lendir berdarah
  • Rasa sakit atau tekanan pada dada atau perut
  • Pusing tiba-tiba
  • Muntah berat dan terus-menerus
  • Janin terasa tidak banyak bergerak
  • Demam tinggi meski telah minum acetaminophen.

14. Janin bergerak dan menendang lebih sering

Catat seberapa sering janin menendang perut Anda agar lebih mudah memonitor gerakan janin setiap hari. Jika ia terlalu sering menendang, maka bisa jadi hal tersebut merupakan gejala bahwa tubuh Anda sedang dalam kondisi tidak terlalu sehat.

Cari bantuan medis bila gerakan bayi menjadi tidak biasa atau tiba-tiba berhenti. Misalnya, bayi terus bergerak selama waktu tertentu, seperti berjam-jam atau berhari-hari tanpa henti, ia mungkin mengalami stres. Anda Juga perlu segera ke dokter bila tidak bisa merasakan gerakan bayi dalam jangka waktu tertentu. Ingat, apa saja yang tidak biasa harus segera menjadi perhatian dokter.

15. Demam hingga 38 derajat Celsius bahkan lebih

Bila calon ibu demam dengan suhu mencapai 38 derajat Celsius, ini bisa mengganggu perkembangan janin. Karenanya dibutuhkan penanganan segera. Beberapa penelitian menunjukkan kalau demam yang menyebabkan infeksi bisa memicu cacat bawaan. Bila Anda hamil trimester pertama dan mengalami demam lebih dari 38 derajat Celsius, pastikan untuk segera mendapat penanganan medis. Ini akan membantu mencegah komplikasi jangka pendek dan jangka panjang untuk bayi.

Demam selama hamil tidak pernah dianggap normal, jadi pemeriksaan selalu dianjurkan. Untungnya, bila demam disebabkan oleh penyakit virus, hidrasi dan tylenol biasanya cukup untuk penyembuhan. Tapi bila penyebabnya bakteri, antibiotik sering diresepkan. Wanita hamil tidak boleh minum aspirin atau ibuprofen, yang paling penting adalah memeriksakan diri ke dokter.

16. Tekanan di panggul seolah bayi berusaha keluar dari rahim 

Selain tekanan pada panggul, beberapa gejala hamil lainnya seperti sakit punggung di bagian bawah, kram perut, kontraksi lebih dari 4 kali dalam satu jam yang berlangsung sebelum minggu ke 37, juga patut untuk diwaspadai.

17. Depresi atau rasa cemas berlebihan

Bunda, jangan anggap enteng efek yang timbul dari pikiran yang sedang kacau. Jika Anda merasakan ketidak-berdayaan, rasa sedih yang teramat dalam, hingga berpikir untuk mengakhiri hidup karena tidak sanggup melalui masa kehamilan, maka segeralah meminta bantuan psikiater atau suami tercinta. Sering-seringlah ngobrol untuk meringankan beban pikiran. Kelilingi diri Anda dengan cinta dari pasangan, keluarga, maupun sahabat. Pikiran yang terjaga akan membuat badan semakin sehat. Namun, jika pikiran Anda kacau, akan banyak masalah kesehatan yang muncul dan membuat Anda semakin cemas.

Tubuh wanita yang sedang hamil memang cepat sekali berubah, sehingga susah untuk memastikan apakah keluhan yang Anda alami adalah sesuatu yang normal. Kuncinya adalah selalu memperhatikan kondisi tubuh sendiri. Jika merasa ada sesuatu yang terjadi pada tubuh Anda dan hal tersebut terasa tidak nyaman, maka jangan ragu untuk memercayai insting Anda dan menghubungi dokter.

(Yusrina & Ismawati)

Follow Ibupedia Instagram