Mengatasi Alergi Hewan Peliharaan pada Anak
Alergi pada hewan peliharaan merupakan reaksi kekebalan tubuh terhadap bulu, air liur, urin, atau kotoran binatang. Bulu binatang sebenarnya tidak terlalu menjadi penyebab timbulnya alergi, tapi bulu bisa menjadi media bagi serbuk, debu, jamur, dan penyebab alergi lainnya.
Ketika anak mengalami alergi pada hewan peliharaan, menghirup bulu binatang, atau melakukan kontak dengan air liur atau tetesannya, sistem kekebalan tubuhnya bereaksi menjadi waspada dan melepaskan histamine serta 40 jenis zat kimia lainnya untuk melawan penyebab alergi.
Histamine mengakibatkan peradangan pada hidung dan saluran nafas. Zat kimia yang dilepaskan tadi bisa menimbulkan gejala alergi yang umum muncul seperti hidung meler, mata berair, bersin, dan gejala asma, seperti batuk atau nafas berbunyi menciut-ciut. Keluhan asma bisa mulai terjadi pada awal masa kanak-kanak dan dipicu oleh binatang peliharaan.
Jika penyebab alergi datang dari kontak langsung dengan kulit anak Anda, si kecil bisa mengalami ruam kulit atau biduran. Setiap jenis binatang, termasuk anjing, hamster, dan terutama kucing bisa menyebabkan reaksi pada anak yang memiliki alergi.
Keluhan seperti rasa gatal, mata berair, ruam pada kulit, hidung meler, bersin, batuk, atau nafas yang berbunyi merupakan tanda alergi pada debu tungau, jamur, atau hewan peliharaan. Gejala ini bisa terjadi saat anak tidak berada dekat dengan binatang peliharaannya, karena penyebab alergi bisa ditemukan pada lingkungan dalam ruangan. Anda perlu mengetahui dengan pasti apakah reaksi alergi yang ditunjukkan si kecil disebabkan oleh hewan peliharaan atau yang lain.
Sayangnya, anak Anda mungkin masih mengalami reaksi pada hewan peliharaan saat ia tidak berada di dalam rumah. Paparan terhadap gejala alergi yang kronis, sekali saja terpicu, bisa berlangsung selama berhari-hari setelah eksposur tidak terjadi lagi. Ada kemungkinan penyebab alergi berpindah ke lingkungan yang baru atau pada pakaian serta benda lain.
Memindahkan anjing atau kucing Anda dari dalam rumah untuk periode pemeriksaan penyebab alergi tidak akan memberi manfaat banyak, karena kemungkinan ada banyak bulu binatang tercecer di dalam rumah yang memicu alergi pada si kecil meski saat hewan peliharaan sudah tidak ada di sana. Mungkin batita Anda perlu menjauh dari rumah lebih lama untuk mengetahui apakah ia membaik saat tidak bedekatan dengan hewan peliharaannya.
Jika Anda menganggap hewan peliharaan di rumah yang menjadi penyebab gejala alergi pada si kecil, Anda sepertinya perlu mencarikan rumah baru untuk hewan kesayangan Anda. Tapi bila Anda masih belum yakin, bawa anak Anda ke seorang ahli alergi untuk mendapat saran yang perlu Anda jalankan.
Untuk menentukan pemicu alergi, seorang ahli alergi akan melakukan tes pada kulit batita Anda. Ia akan menusuk permukaan kulit dengan sejenis cairan penyebab alergi. Setelah 15 hingga 20 menit, akan muncul bentol seperti gigitan nyamuk pada kulit, yang mengindikasikan adanya alergi.
Tes kulit ini sangat sensitif dan nantinya dari hasil tes ini bisa ditentukan apakah Anda perlu memindahkan hewan peliharaan dari rumah dan melakukan pembersihan rumah secara keseluruhan. Tingkat penyebab alergi di dalam rumah membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk turun dan menghilang.
Bila Anda dan pasangan mengidap alergi, maka anak Anda secara genetik memiliki kecenderungan untuk mengembangkan beberapa jenis alergi, meski mungkin tidak sama dengan alergi yang Anda derita. Jika Anda ingin memiliki hewan peliharaan tapi anak Anda memiliki resiko tinggi untuk terkena alergi, tunggulah hingga ia berusia setidaknya 6 tahun.
Gejala alergi umumnya tidak terlalu mengkhawatirkan saat usia anak bertambah besar. Misalnya, alergi pada hewan peliharaan bisa menyebabkan anak Anda bernafas menciut-ciut ketika ia berumur 4 atau 5 tahun, sedang jika ia sudah berumur 8 tahun, ia hanya akan terkena batuk ringan.
Perlu diingat Bunda, saat Anda memiliki hewan peliharaan di rumah, anak Anda tidak akan langsung menunjukkan reaksi alergi. Setelah berbulan-bulan baru bisa diketahui bahwa gejala yang dimiliki buah hati Anda merupakan reaksi alergi sebagai respon terhadap kehadiran hewan peliharaan.
Cara untuk mengatasi alergi pada hewan peliharaan bergantung pada jenis reaksi yang ditunjukkan oleh anak Anda. Untuk reaksi berupa gangguan pernafasan yang bersifat ringan, Anda cukup menggunakan cairan berisi larutan garam untuk hidung. Sedangkan pada keluhan yang lebih mengganggu, Anda perlu berbicara pada dokter tentang obat yang sesuai untuk meredakan alergi. Jika gejala terjadi berkelanjutan, dokter bisa memberi rujukan ke seorang ahli alergi.
Pemberian suntikan untuk penyebab alergi tertentu bisa menjadi pilihan yang baik jika anak Anda masih menunjukkan gejala alergi bahkan setelah Anda memindahkan hewan peliharaan dari dalam rumah dan melakukan pengobatan. Beberapa studi menunjukkan bahwa penggunaan suntikan pada anak tidak hanya bisa menyembuhkannya dari masalah alergi tapi juga mencegah kembalinya gejala alergi yang berat di masa yang akan datang.
Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mencegah munculnya reaksi alergi terhadap hewan peliharaan:
- Lakukan pembersihan rumah secara keseluruhan. Perabot rumah, karpet, dan bahkan dinding bisa menjadi media untuk bulu binatang bersarang. Pindahkan karpet, karena karpet bisa menjebak penyebab alergi seperti debu hingga 6 bulan lamanya. Bila perlu, ganti karpet dengan lapisan lantai lain misalnya kayu, setidaknya di kamar tidur anak Anda. Satu penelitian menunjukkan bahwa membersihkan debu dengan menggunakan kain lap adalah cara efektif untuk menghilangkan penyebab alergi dari permukaan yang keras dan halus.
- Jauhkan hewan peliharaan dari kamar tidur si kecil. Sebaiknya hewan peliharaan Anda ditempatkan di ruang tanpa karpet sebagai alasnya.
- Gunakan vacuum cleaner dengan penyaring HEPA (high-energy particulate air), yang bisa menyedot tidak hanya bulu binatang tapi juga tungau. Gunakan masker saat membersihkan rumah agar Anda juga terhindar dari alergi. Jangan menggunakan vacuum saat anak Anda berada di ruangan yang sama.
- Pindahkan lapisan kain tebal dari kamar anak Anda dan kurangi koleksi boneka atau mainan berbulu. Cuci seprei dan perlengkapan tidurnya sekali dalam satu minggu di air dengan suhu setidaknya 140 derajat Fahrenheit (60 derajat Celsius). Bungkus kasur dan bantal dengan kain anti alergi.
- Ganti baju anak Anda setelah ia bermain dengan hewan peliharaannya. Jika Anda tidak bisa langsung mencuci bajunya, letakkan di wadah yang terpisah. Cuci tangannya segera, atau mandikan ia. Jika tidak, pastikan ia mandi di malam hari dan mencuci rambutnya sebelum pergi tidur. Anda tentu tidak ingin si kecil meninggalkan penyebab alergi di tempat tidurnya.
- Jauhkan hewan peliharaan Anda dari perabot rumah. Jika hal ini tidak mungkin dilakukan, atau anjing dan kucing Anda memiliki tempat favorit hingga Anda tidak tega untuk menyingkirkannya, coba tutup kursi dan sofa dengan kain yang bisa dengan mudah dicopot dan dicuci.
(Ismawati)