Ibupedia

Pentingnya Pemberian Vaksin Hepatitis A untuk Anak

Pentingnya Pemberian Vaksin Hepatitis A untuk Anak
Pentingnya Pemberian Vaksin Hepatitis A untuk Anak

Hepatitis A merupakan infeksi liver yang disebabkan oleh virus hepatitis A (HAV). Hepatitis berarti peradangan liver. Peradangan ini disebabkan oleh racun, obat, penyakit metabolik, serta infeksi.

Hepatitis A ditularkan ketika anak makan makanan atau minum air yang tercemar virus atau kontak dekat dengan orang yang terinfeksi virus. Hepatitis A ada di feses 1 sampai 2 minggu sebelum orang mengalami penyakit ini.

Infeksi bisa menyebar pada anak ketika orang yang mengasuhnya tidak mencuci tangan setelah mengganti popok bayi yang terinfeksi atau penularan terjadi dari bayi ke bayi karena kebanyakan bayi tidak mencuci tangan. Virus hepatitis A juga bisa menyebar selama aktivitas homoseksual. Masa inkubasinya selama 2 sampai 6 minggu.

Gejala hepatitis A

Hepatitis A bisa berupa infeksi ringan, khususnya pada anak usia kurang dari 6 tahun, jadi banyak orang tidak menyadari kalau pernah terjangkit infeksi.

Gejala yang muncul biasanya dimulai 2 sampai 6 minggu setelah paparan terhadap virus dan lebih mungkin terjadi pada orang dewasa dan anak usia lebih dari 6 tahun. Hepatitis A bisa menyebabkan muntah, diare, demam, hilang selera makan, urin berwarna gelap, penyakit kuning (kulit  dan mata terlihat kuning), serta nyeri pada perut.

Infeksi hepatitis A yang menyebabkan gejala serius bisa berlangsung selama berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan. Beberapa orang dengan hepatitis A bisa sakit selama 6 bulan.

Bila Anda mengidap infeksi hepatitis A, Anda mengalami peradangan di liver yang disebabkan oleh virus. Anda tidak selalu mengalami gejala, tapi ketika muncul gejala Anda bisa mengalami:

  • Penyakit kuning
  • Rasa sakit pada perut
  • Hilang selera makan
  • Mual
  • Demam
  • Diare
  • Lelah

Anak sering menderita hepatitis A dengan sedikit gejala. Anda bisa menyebarkan virus hepatitis A sekitar 2 minggu sebelum gejala muncul dan selama minggu pertama muncul gejala atau bahkan bila Anda tidak mengalaminya. Bila dibutuhkan, dokter bisa melakukan tes darah untuk melihat antibodi hepatitis A. Banyak infeksi hepatitis A tingkat ringan tidak terdeteksi.

Penularan hepatitis A

Hepatitis A menyebar melalui feses dari individu yang terinfeksi. Seseorang bisa terinfeksi dengan makan, minum, atau menyentuh sesuatu seperti gagang pintu atau popok yang tercemar oleh feses. Tempat penitipan anak alias daycare jadi tempat yang umum terjadinya wabah hepatitis A.

Hepatitis A bisa menular:

  • Ketika orang menghirup sesuatu yang tercemar dengan feses yang terinfeksi hepatitis A. Ini sebabnya virus mudah menyebar di kondisi padat penduduk dan tidak bersih
  • Di air, susu, dan makanan (terutama kerang).

Hepatitis A bisa tetap berada di feses selama beberapa bulan setelah penyakit awal, terutama pada bayi dan anak kecil.

Orang yang berisiko terinfeksi hepatitis A

Hepatitis A mudah ditularkan melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh virus. Virus ini sifatnya sangat kuat dan mampu bertahan untuk waktu yang lama di permukaan terbuka, makanan mentah, serta limbah. Apabila si kecil terserang virus tersebut, maka ia akan menampakkan beberapa gejala seperti demam, kelelahan, rasa mual, muntah-muntah, sakit perut, urin berwarna gelap, dan terkadang anak mengalami sakit kuning. Tapi ada juga anak yang tidak menampakkan satu pun gejala kesehatan di atas.

Sekelompok orang lebih berisiko menderita hepatitis A, karenanya vaksin juga direkomendasikan untuk kelompok ini, termasuk orang yang:

  • Tinggal bersama, mengunjungi, atau mengadopsi anak dari area dengan tingkat hepatitis A tinggi
  • Bepergian ke area yang terjangkit hepatitis A
  • Pria yang berhubungan seks dengan pria
  • Orang yang menggunakan suntikan obat terlarang
  • Menderita penyakit liver kronis.

Vaksin hepatitis A juga direkomendasikan untuk staf di fasilitas daycare yang berisiko terpapar virus. Para staf juga perlu sering mencuci tangan, terutama setelah menggunakan kamar mandi atau mengganti popok dan sebelum menyiapkan makanan.

Penyebab hepatitis A

Hepatitis A menjadi jenis hepatitis yang paling umum dijumpai di Amerika Serikat dan paling banyak menimpa anak-anak pada usia 5 sampai 14 tahun. Di tahun 2009, diperkirakan setidaknya ada 21,000 jenis infeksi virus hepatitis A baru. Namun, karena orang jarang menunjukkan gejala terinfeksi virus tersebut, maka agak sulit mengetahui berapa banyak orang yang sebetulnya terkena virus ini setiap tahunnya. Untung saja, dengan berkembang pesatnya temuan vaksin baru, kini di Amerikat Serikat sendiri kasus infeksi hepatitis A mencapai tingkat terendahnya sejak 40 tahun.

Kondisi yang tidak bersih jadi penyebab paling umum penyebaran hepatitis A. Anak kecil bisa terinfeksi hepatitis A bila ia:

  • Makan makanan yang disiapkan oleh orang yang tidak menjaga kebersihan (tidak mencuci tangan sebelum menyiapkan makanan)
  • Minum air atau susu yang tercemar oleh feses yang terinfeksi virus
  • Makan makanan (terutama kerang) yang tercemar oleh feses yang terinfeksi
  • Melakukan perjalanan ke area infeksi tanpa divaksin
  • Menjalani transfusi darah.

Tidak seperti virus hepatitis lainnya, hepatitis A jarang memicu kerusakan liver jangka panjang. Dalam beberapa minggu, gejala akan hilang dengan sendirinya dan virus tidak lagi ada di tubuh. Setelah pemulihan, orang menjadi kebal terhadap virus selama sisa hidupnya.

Tidak ada obat khusus yang digunakan untuk mengatasi hepatitis A. Infeksi akan hilang dengan sendirinya, biasanya dalam beberapa minggu atau bulan. Hepatitis A pada kasus yang  jarang menyebabkan gagal liver sehingga membutuhkan transplantasi liver.

Pencegahana hepatitis A

Virus hepatitis A dibawa oleh kotoran atau feses lalu menular melalui tangan yang belum sempat dicuci. Jadi, mudah saja virus ini menyebar di tempat penitipan anak, sekolah, ayunan di taman bermain, dan tempat-tempat lain di mana banyak anak bermain bersama. Misalnya saja, saat Bunda menemani si kecil yang terinfeksi virus hepatitis A untuk buang air di toilet umum. Tapi, Anda lupa menyuruh anak untuk cuci tangan sehabis menggunakan toilet. Alhasil virus akan mudah tertular saat ia memegang mulutnya atau memegang mulut temannya. Itulah mengapa ajaran untuk rajin mencuci tangan dengan sabun harus dibiasakan sejak dini. Bila tidak ada wastafel di tempat umum, minimal bawalah tisu pembersih atau hand sanitizer.

Pemberian vaksin hepatitis A menjadi salah satu cara untuk mencegah penyebaran penyakit ini. Vaksin hepatitis A dianjurkan untuk semua anak usia lebih dari 1 tahun. Vaksin diberikan pada usia 12 sampai 23 bulan, diikuti oleh dosis kedua pada 6 sampai 18 bulan setelahnya. Semakin banyak anak menerima vaksin hepatitis A berarti membatasi penyebaran penyakit di lingkungan.

Tips tambahan untuk mencegah infeksi hepatitis A pada anak:

  • Hindari makanan luar, terutama makanan pinggir jalan. Makanan rumahan jauh lebih baik.
  • Jaga kondisi kebersihan rumah.
  • Ajarkan kebiasaan menjaga kebersihan pada anak seperti mencuci tangan sebelum menyentuh makanan, setelah memegang benda atau mengunjungi rumah sakit, dan sebagainya.
  • Hindari makanan mentah atau setengah matang.
  • Hindari produk susu.
  • Bila Anda tidak minum air kemasan, didihkan air sebelum memberikannya ke anak.

Hepatitis A di Indonesia

Berdasarkan sumber dari berbagai rumah sakit, hepatitis A masih menjadi kasus terbesar hepatitis akut di Indonesia. Di tahun 2002 sampai 2003 terjadi KLB (Kejadian Luar Biasa) hepatitis dengan 80 persen penderitanya berasal dari kelompok mahasiswa. Diketahui dari data tersebut 56 persen mahasiswa makan di warung pinggir jalan yang tingkat kebersihannya sangat minim. Di tahun 2010, prevalensi penyakit hepatitis A mencapai 9,3 persen dari total penduduk.

Sayangnya tak ada pengobatan untuk penyakit ini, namun sebagian besar anak-anak akan sembuh sendirinya setelah 2 bulan. Hanya sekitar 15% dari total jumlah anak yang terinfeksi virus hepatitis A mengalami gejala secara berkelanjutan atau kambuh sewaktu-waktu selama 6 bulan lamanya. Di Amerika Serikat, kasus hepatitis A yang berujung fatal hanya sedikit sekali.

Jadwal pemberian vaksin hepatitis A rekomendasi IDAI

Vaksin hepatitis A mampu melindungi si kecil dari bahaya virus hepatitis A, yakni virus yang dapat menyebabkan penyakit pada hati. Dampak buruk jangka panjang yang diakibatkan oleh virus hepatitis A biasanya tidak terlalu serius jika dibandingkan dengan virus hepatitis B maupun C. Namun tetap saja, jangan sampai si kecil terkena virus ini karena skenario terburuk dari hepatitis A apabila tidak ditangani dengan benar adalah kerusakan hati sampai kematian.

Pemberian vaksin hepatitis A dilakukan 2 kali melalui suntikan dengan rentang jarak 6 bulan untuk masing-masing suntikan.

Usia yang disarankan:

  • Anak berusia antara satu sampai dua tahun (12-23 bulan). Apabila anak Anda berumur 2 tahun atau lebih, maka tanyakan pada dokter apakah vaksinasi masih bisa dilakukan sesuai aturan. Anak-anak yang belum divaksinasi sepenuhnya saat mereka berumur 23 bulan masih boleh menerima vaksin hepatitis A.
  • Anak yang berusia satu tahun ke atas yang sering bepergian ke negara-negara lain yang tinggi risiko penularan virus hepatitis A (biasanya di negara dengan sistem sanitasi kurang memadai), maka anak tersebut harus divaksinasi.
  • Selain itu, vaksinasi juga sangat direkomendasikan untuk anak-anak yang mulai beranjak dewasa dan masuk ke dalam kategori berisiko tinggi tertular virus hepatitis.

Siapa saja yang sebaiknya tidak menerima vaksin hepatitis A?

Anak-anak yang memiliki reaksi alergi serius terhadap vaksin sebaiknya tidak perlu disuntikkan vaksin kembali. Begitu pula dengan anak-anak yang hipersensitif terhadap aluminium hidroksida, yaitu logam yang digunakan dalam vaksin hepatitis A untuk memperbaiki respon imun. Selain itu, waspadai pula apakah anak Bunda sensitif terhadap 2-phenoxyethanol, yakni pengawet yang digunakan dalam beberapa jenis vaksin hepatitis A.

Tindakah pencegahan yang harus diambil sebelum anak diberi vaksin

Bunda tak perlu khawatir karena vaksin hepatitis ini sangatlah ringan bahkan untuk mereka yang merasa sedikit sakit seperti pusing, kelelahan, dan mual karena pengaruh cuaca buruk. Namun, jika si kecil menderita sakit parah, maka tunggulah ia sampai sembuh dulu sebelum anak diberi vaksin.

Apakah ada efek samping dari vaksin hepatitis A yang perlu diwaspadai?

  • Sekitar 15 persen anak-anak mengeluhkan rasa sakit di bagian kulit yang divaksin. Hal tersebut normal terjadi dan Bunda hanya perlu meyakinkan si kecil bahwa rasa sakit itu akan berangsur- angsur membaik seiring waktu.
  • Beberapa anak mengatakan bahwa mereka mengalami demam ringan serta kelelahan.
  • Adapun reaksi alergi serius sangat jarang terjadi dan bisa menimpa pasien yang diberi oleh vaksin apapun (tidak hanya disebabkan oleh vaksin hepatitis A). Mungkin saja buah hati Anda hipersensitif terhadap beberapa zat yang terkandung di dalam vaksin tersebut.

Biasanya virus tidak menyebabkan masalah atau komplikasi jangka panjang. Tapi 10 sampai 15 persen orang dengan hepatitis A akan mengalmai gejala yang berlangsung untuk waktu lama atau kembali dalam 6 sampai 9 bulan.

Cara alami mengatasi penyakit hepatitis A

Tidak ada penanganan medis untuk menyembuhkan penyakit ini. Dokter bisa melakukan tes untuk memeriksa fungsi liver dan memastikan tubuh segera pulih. Tapi ada beberapa cara alami untuk mencegah sekaligus membantu mengatasi penyakit hepatitis A:

1. Makan makanan sehat dengan pola makan seimbang

Istilah hepatitis berarti peradangan liver. Satu tindakan paling penting untuk membantu mengatasi gejala hepatitis A adalah menerapkan pola makan bersih dan seimbang. Konsumsi makanan anti peradangan bisa membantu mengatur sistem kekebalan dan membuat tubuh sembuh lebih cepat. Makanan ini juga kaya antioksidan, vitamin, mineral, serta lemak sehat yang penting untuk pemulihan tubuh.

Berikut ini makanan yang perlu Anda konsumsi setiap hari, terutama ketika tubuh dalam masa pemulihan dari infeksi hepatitis A:

  • Sayuran hijau seperti bayam
  • Sayuran segar seperti brokoli dan kol
  • Sayuran akar seperti ketela dan wortel
  • Buah segar terutama blueberry, nanas, dan buah jeruk
  • Daging organik
  • Rempah yang mengandung anti peradangan seperti kunyit dan jahe
  • Lemak sehat terutama alpukat, minyak kelapa, dan minyak zaitun
  • Kaldu tulang yang padat nutrisi
  • Yoghurt kaya probiotik.

Saat melawan gejala hepatitis A, bahkan setelah pemulihan, hindari makanan dengan tambahan pemanis, makanan yang diproses, dan makanan yang mengandung karbohidrat refinasi. Jenis makanan ini bisa memicu peradangan dan mempengaruhi sistem kekebalan tubuh.

2. Jaga asupan cairan

Untuk mengatasi gejala hepatitis A, Anda perlu tetap terhidrasi dengan minum banyak air putih dan cairan lainnya sepanjang hari. Ini terutama penting bila Anda mengalami diare dan muntah, yang berarti Anda kehilangan cairan tubuh dengan cepat.

Seberapa banyak cairan yang Anda minum akan bervariasi bergantung berat badan, jumlah urin, dan cuaca. Tapi sebagai aturan umum, Anda perlu memperoleh 60 sampai 80 ounce air per hari.

3. Banyak istirahat

Agar tubuh bisa melawan virus hepatitis A, Anda perlu pastikan mendapat banyak istirahat, sekitar 8 jam setiap hari dan menurunkan tingkat stres. Penelitian menunjukkan tidur memiliki pengaruh kuat pada fungsi kekebalan tubuh. Bila merasa lemah, jangan paksakan diri. Biarkan tubuh beristirahat saat pulih dari virus.

4. Jahe 

Anda bisa gunakan jahe untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan membantu tubuh menghilangkan racun. Jahe bisa mengatasi banyak masalah kesehatan karena kandungan anti peradangan yang ada di dalamnya.

Gunakan jahe untuk meredakan mual atau masalah perut yang jadi gejala umum pada hepatitis A. Manfaat kesehatan jahe lainnya berupa kemampuan meningkatkan sistem pencernaan dan metabolisme, serta membantu tubuh menyerap nutrisi yang dibutuhkan untuk pulih dari penyakit. Cara paling mudah menggunakan jahe adalah dengan meminum teh jahe 2 sampai 3 kali sehari.

(Yusrina & Ismawati)

Follow Ibupedia Instagram