Ibupedia

Penyebab Gumoh pada Bayi

Penyebab Gumoh pada Bayi
Penyebab Gumoh pada Bayi

Apakah Bunda pernah khawatir karena bayi muntah dengan sangat sering? Kalau usianya masih 0-6 bulan, kemungkinan itu adalah gumoh. Gumoh terjadi karena bayi masih belajar untuk menyusu. Ia memerlukan waktu adaptasi untuk dapat melakukannya dengan baik. Bayi Anda tidak sendirian. Hampir setengah dari jumlah bayi baru lahir sering mengalami gumoh. Usia 4 bulan merupakan puncak untuk terjadinya gumoh pada bayi.

Penyebab Bayi Muntah atau Gumoh

  • Ketika bayi minum ASI atau susu formula,ada udara yang ikut masuk ke dalam perut. Udara terjebak bersama cairan tersebut. Udara ini memaksa untuk keluar, dan ketika hal itu terjadi, sejumlah cairan juga ikut keluar melalui mulut dan hidung.

  • Bayi memerlukan ASI atau susu formula sesuai dengan ukuran tubuhnya. Tapi kadang mereka suka sekali menyusu lebih dari apa yang mereka butuhkan. Kondisi ini membuat mereka terlalu kenyang dan akhirnya terjadilah gumoh.

  • Sistem pencernaan bayi baru lahir belum sepenuhnya berkembang. Otot di bagian bawah esophagus, yang mengontrol kapan makanan datang dan pergi masih belum berfungsi dengan baik. Itu juga bisa jadi penyebab gumoh.

Cara Mengatasi Bayi Muntah atau Gumoh

Jangan heran bila cucian Bunda menjadi semakin banyak lantaran terkena tumpahan gumoh si kecil. Anda dapat mencoba tips berikut ini untuk membantunya tidak mengeluarkan kembali ASI atau susu formula yang telah ia telan:

  • Posisikan bayi Anda dalam posisi tegak saat disusui. Posisi menyusui yang membuat badan bayi melengkung di tangan Anda idak membuat ASI atau susu formula langsung menuju jalan ke perutnya.

  • Pastikan Bunda menyusui anak dalam situasi yang tenang. Kurangi suara berisik dan gangguan lain. Jika anak merasa terganggu atau takut, kemungkinan ia akan menelan udara bersama ASI atau susu formula.

  • Usahakan jangan membuatnya terlalu lapar sebelum Anda mulai menyusuinya.

  • Jika bayi Anda meminum susu formula atau ASI dari botol, pastikan lubang pada dot botol tidak terlalu kecil karena akan membuatnya kesulitan menyusui dan membuat ia menelan udara ke tubuhnya. Tapi bila lubang terlalu besar, ia juga akan berisiko mengalami tersedak saat menelan karena cairan yang datang terlalu cepat.

  • Segera sendawakan bayi setiap kali selesai menyusui. Jika bayi Anda beristirahat sebentar saat disusui, gunakan kesempatan ini untuk menyendawakannya sebelum ia melanjutkan untuk menyusu kembali. Dengan begitu, udara yang masuk ke tubuhnya akan segera keluar sebelum lebih banyak cairan yang masuk ke tubuhnya. Jangan lupa untuk menggunakan kain lembut pada bahu Anda.

  • Jangan khawatir jika Bunda belum berhasil membuat anak bersendawa dalam beberapa menit setelah memposisikan ia untuk bersendawa. Bayi Bunda mungkin belum memerlukannya.

  • Usahakan untuk tidak menekan bagian perutnya setelah menyusui.

  • Pastikan pakaian dan popoknya tidak terlalu ketat, dan jangan letakkan bagian perut bayi pada bahu Anda saat disendawakan.

  • Coba hindari perjalanan dengan mobil setelah ia menyusu, karena posisi carseat dapat menekan perut bayi juga.

  • Jangan mengguncang badannya dan coba tegakkan posisi badannya selama sekitar 30 menit setelah ia menyusu. Dengan cara ini, gaya gravitasi mencegahnya mengeluarkan kembali cairan yang telah ia telan. Anda bisa menggendongnya atau menyandarkannya di tubuh Anda jika ia sudah cukup besar.

  • Jangan terlalu banyak menyusuinya. Jika bayi Anda selalu gumoh setiap selesai disusui, kemungkinan ini disebabkan karena ia mendapat terlalu banyak makan. Anda dapat mengurangi jumlah susu formula atau ASI untuk sementara waktu dan lihat apakah ia sudah merasa kenyang. Anda bisa memberinya ASI atau susu formula dalam jumlah yang lebih sedikit dari biasanya tapi kemungkinan ia akan menjadi lebih sering menyusu.

  • Jika Bunda menyusui anak secara eksklusif, tanyakan dokter apakah ada makanan yang Anda konsumsi yang bisa membuatnya mengalami gumoh. Kadang pemicu bayi muntah atau gumoh bisa berasal dari susu sapi yang Bunda konsumsi.

  • Jika bayi Anda mengalami gumoh saat tertidur, naikkan posisi kepalanya. Memang tidak aman bagi si kecil tidur dengan menggunakan bantal, tapi Anda dapat meletakkannya di bawah kasur agar tidak membahayakan.

Setelah otot bayi berkembang dan menjadi semakin kuat, bayi Anda akan mampu menyimpan makanan di perutnya. Kebanyakan bayi berhenti mengalami gumoh pada usia sekitar 6 atau 7 bulan, atau saat mereka mulai belajar duduk sendiri. Tapi ada juga beberapa bayi yang masih tetap mengalaminya hingga usia 1 tahun.

Perbedaan Gumoh dan Muntah

Bunda, Anda perlu bisa membedakan antara gumoh dan muntah. Muntah biasanya keluar dengan terpaksa dan dalam jumlah yang lebih banyak. Sedangkan gumoh hanya berupa cairan yang sedikit dari apa yang bayi Anda telan sebelumnya. Bisa jadi si kecil mengalami muntah jika ia terlihat tidak nyaman, karena gumoh sama sekali tidak mengganggu kondisi bayi.

Pada dasarnya gumoh hanyalah bagian kecil kasus yang harus dihadapi orangtua, tapi jika berat badan anak susah naik ke berat badan yang seharusnya, konsultasilah ke dokte anak. Segera hubungi dokter juga jika si kecil mulai muntah.

Apabila bayi muntah, kemungkinan ia berada pada kondisi yang disebut pyloric stenosis. Pyloric stenosis menyebabkan otot di bawah perut menebal dan mencegah aliran makanan ke usus halus. Keluhan seperti ini biasanya terjadi pada saat bayi berusia 1 bulan. Anda juga perlu segera menghubungi dokter jika buah hati Anda mengeluarkan cairan berwarna hijau pada muntahnya. Ini bisa menjadi gejala penyumbatan usus, yang memerlukan penanganan medis secepatnya seperti perawatan di ruang gawat darurat, penyinaran, atau kemungkinan pembedahan darurat.

(Ismawat / Dok. Freepiki)

Follow Ibupedia Instagram