Ibupedia

Penyebab Sembelit Pada Bayi Dan Cara Mengatasinya

Penyebab Sembelit Pada Bayi Dan Cara Mengatasinya
Penyebab Sembelit Pada Bayi Dan Cara Mengatasinya

Sembelit pada bayi dan anak kecil merupakan hal yang umum terjadi. Bayi dan anak kecil yang mengalami sembelit jarang buang air besar dan fesesnya keras serta kering. Perubahan pola makan dengan mengonsumsi lebih banyak buah dan sayur yang kaya serat serta minum cairan lebih banyak bisa meringankan keluhan sembelit.

Sembelit pada bayi usia di bawah 6 bulan

Apa yang Anda lihat pada popok bayi bisa menimbulkan kekhawatiran. Warna, konsistensi, dan frekuensi buang air besar bayi bisa menyebabkan kecemasan tentang kondisi bayi. Bila bayi buang air besar tidak cukup sering atau harus mengejan, ia mungkin mengalami sembelit. Bila mengira bayi sembelit, sebaiknya kunjungi dokter. Dokter  bisa memastikan apakah bayi mengalami sembelit. Dokter juga akan memberikan informasi dan cara penanganannya.

Tidak ada angka atau jadwal yang pasti terkait dengan waktu buang air besar pada bayi. Setiap bayi memiliki kebiasaannya sendiri. Anak Anda mungkin buang air besar setiap selesai diberi makan. Atau ia melakukannya setiap satu atau dua hari.

Pola individual ini bergantung pada seberapa aktif bayi Anda, apa yang ia makan dan minum, serta seberapa cepat ia mencerna makanan dan membuang sisanya. Dibutuhkan latihan agar Anda mampu menyesuaikan kebiasaan unik bayi Anda ini.

Ada beberapa petunjuk yang bisa Anda lihat untuk mengetahui apakah si kecil mengalami sembelit. Salah satunya adalah ketika ia buang air besar tidak sesering biasanya. Terutama bila ia belum melakukannya selama 3 hari berturut-turut atau lebih dan ia merasa tidak nyaman saat melakukannya.

Si kecil bisa jadi mengalami sembelit meski ia sering buang air besar, tapi dengan feses yang keras dan kering hingga sulit baginya untuk mengeluarkannya. Jika Anda melihat feses berupa cairan di popoknya, jangan dulu berasumsi ia terkena diare. Ini bisa saja tanda sembelit. Kotoran berbentuk cairan bisa keluar melewati sumbatan pada usus bawah dan keluar membasahi popok buah hati Anda.

Penyebab sembelit pada bayi di bawah usia 6 bulan

Ada beberapa kemungkinan yang menyebabkan si kecil mengalami sembelit:

  1. Penyakit atau kondisi medis tertentu 

    Meski tidak umum, sembelit bisa disebabkan oleh kondisi medis tertentu seperti hipotiroidisme, ketidak-seimbangan metabolisme, alergi makanan, dan keracunan. Jika anak Anda mengeluarkan feses yang keras dan ia merasa kesakitan saat mengeluarkannya, Anda perlu memeriksakannya ke dokter untuk memastikan apa penyebabnya.

    Pada kasus yang langka sembelit disebabkan oleh kondisi tertentu yang disebut penyakit Hirschsprung, yang biasanya terdiagnosa di beberapa minggu pertama setelah kelahiran bayi. Bayi dengan penyakit ini menderita cacat lahir yang menyebabkan dirinya tidak mampu buang air besar secara normal.

  2. Pengenalan makanan padat

    Jangan terkejut bila anak Anda mengalami sembelit ringan saat ia mulai makan makanan padat. Kondisi tadi sering kali disebabkan karena makanan yang pertama kali diberikan pada masa transisi ini mengandung serat yang rendah.

  3. Susu formula

    Bayi yang diberi ASI secara eksklusif jarang sekali mengalami sembelit. ASI memiliki keseimbangan lemak dan protein yang sempurna sehingga menghasilkan tinja yang selalu lembut, meski ketika bayi Anda belum buang air besar selama beberapa hari. Jika bayi Anda diberi susu formula, kemungkinan salah satu komposisi dalam susu formula menyebabkan ia mengalami sembelit. Mintalah dokter anak Anda untuk mengganti merek susunya. Perlu Anda ketahui Bunda, jumlah zat besi di dalam susu formula bukanlah penyebab si kecil mengalami sembelit.

  4. Dehidrasi

    Jika bayi Anda tidak mendapatkan cukup cairan, ia akan mengalami dehidrasi. Sistem tubuhnya akan merespon hal ini dengan menyerap lebih banyak cairan kapanpun ia makan dan minum, dan juga dari sisa kotoran di tubuhnya. Hasilnya adalah ia mengalami buang air besar yang sulit dan kering hingga sukar dikeluarkan.

Mengatasi sembelit pada bayi

Bila sudah dipastikan bayi mengalami sembelit, atau bila Anda merasa sembelit yang jadi masalahnya, ada banyak hal yang bisa Anda lakukan untuk membantu mengatasinya. Memahami pola buang air besar yang normal  serta memahami kebiasaan buang air besar bayi akan membantu Anda memilih obat yang tepat.

Akan sangat membantu bila Anda familiar dengan kebiasaan buang air besar normal bayi. Dengan bagitu, bila ada perubahan mendadak, Anda bisa langsung menyadarinya. Ketika melihat perubahan, Anda bisa membahasnya dengan dokter anak. Anda juga perlu membuat catatan perubahan pola makan, penyakit, atau hal lain yang bisa berdampak pada buang air besar bayi. Informasi ini bisa membantu dokter dalam mengevaluasi kesehatan bayi.

Bunda, ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan saat si kecil mengalami sembelit:

  • Pijat perut bayi Anda. Ukur selebar tiga jari di bawah pusarnya dan lakukan tekanan dengan lembut tapi tegas dengan ujung jari Anda. Tekan hingga jari Anda menyentuh bagian dalam perutnya. Lakukan tekanan yang konstan dan lembut selama sekitar 3 menit.

  • Jika si kecil buang air besar dengan feses yang kering dan keras hingga ia merobek kulit lembut di dekat depan anusnya, Anda bisa menggunakan lotion lidah buaya pada area yang luka untuk membantu proses penyembuhan. Anda bisa melihat robekan ini yang biasa disebut anal fissures. Pastikan untuk memberi tahu dokter tentang luka ini.

  • Lakukan olahraga ringan. Jika bayi Anda senang merangkak, minta ia untuk melakukan beberapa gerakan merangkak. Jika ia belum mampu melakukannya, cobalah memompa kakinya. Lakukan aktivitas ini saat ia berbaring telentang. Dengan lembut pegang dan gerakkan kakinya ke depan lalu putar seperti gerakan mengayuh sepeda.

  • Jika Anda memberi si kecil susu formula, minta dokter untuk mengganti mereknya. Beberapa bayi kurang mengalami keluhan sembelit pada susu formula kedelai. Kadang masalah sembelit bisa diatasi dengan menambahkan sirup jagung pada susu formula.

  • Bicarakan pada dokter anak Anda tentang pengobatan yang bisa dilakukan. Tanyakan tentang obat untuk membuat si kecil merasa lebih nyaman untuk buang air besar. Tapi jangan berikan bayi Anda obat pencahar tanpa persetujuan dokter.  Dokter juga mungkin akan menyarankan penggunaan gliserin perangsang buang air besar jika bayi Anda mengalami sembelit yang cukup parah. Obat perangsang ini menstimulasi rektum dan membantu si kecil buang air besar. Obat semacam ini tidak membahayakan bila jarang digunakan. Tapi dokter tidak menyarankan obat ini untuk pemakaian secara teratur karena bayi Anda bisa bergantung padanya untuk buang air besar.

Jika bayi Anda sudah cukup besar untuk makan bermacam makanan padat, kurangi makanan yang berisiko menyebabkan sembelit seperti nasi atau pisang. Coba berikan apel, jus atau beberapa sendok makan pir yang dihaluskan untuk membantu mengurangi sembelitnya.

Pola buang air besar pada bayi ASI dan bayi sufor 

Bayi yang mendapatkan ASI jarang mengalami sembelit. Ini karena ASI mudah dicerna, mengandung banyak serat, dan didesain sempurna sesuai dengan kebutuhan bayi. Wajar bila bayi yang minum ASI (khususunya di usia kurang dari 6 minggu ) sering buang air besar. Buang air besar setidaknya 3 kali setiap hari jadi pertanda baik ia mendapat cukup ASI. Banyak bayi yang minum ASI bahkan buang air besar lebih sering dari ini.

Setelah berusia sekitar 6 minggu, beberapa bayi yang minum ASI kurang sering buang air besar, misalnya hanya sekali dalam beberapa hari. Selama ketika buang air besar fesesnya lembut dan tidak banyak, tidak buang air besar setiap hari tidak perlu dikhawatirkan.

Bayi yang minum susu formula cenderung buang air besar kurang sering dibanding bayi yang menerima ASI. Bila ada perubahan pada konsistensinya, atau bayi terlihat stres ketika buang air besar, Anda bisa bahas perubahan ini dengan dokter.

Sembelit pada anak yang usianya lebih dari 6 bulan

Melihat batita mengalami sembelit dan tidak tahu cara menolongnya bisa membuat orangtua bingung. Meski umum terjadi, sembelit kronis pada batita bukan tahap normal yang tidak bisa diatasi. Dengan pengobatan dan perubahan pola makan, Anda bisa menghindari sembelit pada anak.

Penyebab sembelit pada anak usia lebih dari 6 bulan

Masa transisi dari bayi ke batita adalah waktu terjadinya banyak perubahan. Si kecil semakin menyadari akan tubuhnya, ia mencoba makanan baru, dan mengalami ekspektasi sosial baru. Semua ini bisa menyebabkan sembelit.

Berikut beberapa hal yang bisa menyebabkan sembelit pada batita:

  • Toilet training, beberapa anak menahan buang air besar ketika toilet training karena merasa takut menggunakan toilet. Menahan buang air besar menyebabkan feses jadi sulit keluar dan memicu sembelit.

  • Makan terlalu banyak pisang atau produk susu, yang bisa menyebabkan sembelit.

  • Sensitif atau intoleransi pada makanan. Bila batita mengalami sensitif atau intoleransi pada makanan, ia bisa kesulitan mencerna makanan tersebut.

  • Dehidrasi, terjadi bila batita tidak minum cukup air.

  • Buang air besar terasa sakit. Buang air besar yang terasa sakit bisa menyebabkan sobekan pada rektum yang menyebabkan batita menahan buang air besar untuk menghindari rasa sakit. Ini bisa menyebabkan siklus sembelit.

Bila mencurigai batita Anda mengalami sembelit, Anda perlu bicara pada dokter atau perawat. Sebelum bertemu dokter, buat catatan tentang makanan yang dikonsumsi anak untuk membantu evaluasi dokter. Anda juga bisa mencatat kebiasaan buang air besar yang berubah. Dokter akan memberikan informasi dan saran untuk mengatasi sembelit.

Solusi sembelit pada anak usia lebih dari 6 bulan

Si kecil bisa merasa lebih baik dengan penanganan berikut:

  1. Hindari atau batasi makanan yang memicu sembelit

    Batita biasanya makan banyak variasi makanan baru. Beberapa makanan ini bisa memicu sembelit. Produk susu, pisang, dan makanan lain bisa sebabkan sembelit.

    Banyak batita disapih dari ASI yang merupakan makanan yang mudah dicerna, lalu beralih ke makanan yang sulit dicerna seperti produk susu. Meski produk susu dari sapi jadi sumber protein, kalsium, dan lemak yang sehat, susu sapi mudah dicerna untuk bayi sapi, bukan bayi manusia. Perut kecil anak tidak selalu bisa dengan mudah mencerna produk susu.

    Menyediakan lemak sehat yang baik, protein, dan kalsium untuk batita jadi hal penting. Bila Anda memilih menggunakan produk susu, pastikan mengawasi dampaknya pada sembelit. Bila merasa produk susu menyebabkan sembelit, temui ahli nutrisi untuk membantu Anda menyediakan makanan yang memberi nutrisi yang cukup dengan membatasi produk susu.

    Coba sajikan hanya gandum utuh untuk batita dan batasi makanan yang diproses seperti roti, biskuit, dan sereal. Makanan seperti pisang juga bisa menyebabkan sembelit. Pisang memang makanan yang menyehatkan tapi konsumsi berlebihan bisa memicu sembelit pada beberapa batita.

  2. Pastikan anak terhidrasi dengan baik

    Batita bisa kehilangan sinyal tubuh. Sinyal untuk rasa haus mungkin diabaikan, atau anak hanya minum sedikit lalu kembali bermain. Kadang sulit menjaga batita tetap terhidrasi, tapi mencegah sembelit juga penting. Bila Anda masih menyusui, sesi menyusui yang sering bisa membantu mengatasi sembelit yang dipicu atau diperburuk oleh dehidrasi.

    Menyediakan air minum agar mudah diakses anak juga membantu batita terhidrasi. Jika anak tidak perlu berhenti bermain tapi ia memberitahukan ketika butuh minum, ia lebih mungkin mendengar petunjuk tubuhnya.

    Tawarkan makanan dengan kandungan air tinggi seperti anggur, semangka, dan timun. Makanan ini bisa membantunya tetap terhidrasi bahkan ketika anak tidak minum cairan sebanyak yang seharusnya.

  3. Perhatikan asupan makanan berserat 

    Makanan berserat itu bagus untuk si kecil. Tapi terlalu banyak serta bisa membuat si kecil sembelit. Asupan serat yang direkomendasikan untuk anak di bawah usia 2 tahun adalah 5-10 gram per hari.

  4. Periksa apakah anak mengalami intoleransi makanan atau sensitif pada makanan tertentu

    Bila anak mengalami sembelit kronis, dokter akan memeriksa apakah ia mengalami intoleransi makanan atau sensitif pada makanan tertentu. Ketika anak mengalami sensitif atau intoleransi pada makanan, ia tidak bisa dengan mudah mencerna makanan tertentu. Bila ternyata anak memang sensitif terhadap makanan atau mengalami intoleransi makanan, membatasi konsumsi makanan tersebut akan membantu mengurangi sembelit.

    Intoleransi laktosa sekunder bisa juga memicu konstipasi. Ini terjadi setelah usus dirusak oleh penyakit atau konsumsi makanan yang sensitif untuk anak. Bila anak mengalami intoleransi makananan, Anda bisa pertimbangkan pemberian prebiotik atau probiotik untuk membantu memulihkan kerusakan usus yang terjadi ketika anak makan makanan tertentu. Anda bisa membahasnya lebih lanjut tentang hal ini dengan dokter anak.

    Bunda, kapanpun Anda merasa cemas dengan kondisi anak, langkah pertama yang harus dilakukan adalah menghubungi dokter. Bila pola makan anak sudah disesuaikan tapi tidak meringankan sembelit, dokter bisa mencari penyebab lain. Konstipasi kronis, meski umum terjadi, bukan tahap yang normal untuk anak.

    Bila si kecil menunjukkan tanda intoleransi gluten, ia akan diperiksa untuk mendiagnosa penyakit seliak bila sembelit jadi salah satu keluhannya. Banyak orangtua mendapati anak berkurang sembelitnya ketika menerima pengobatan chiropractic.

Umumnya sembelit bisa dengan mudah ditangani dengan perubahan pola makan dan gaya hidup. Bila ini yang terjadi pada anak, terus bekerja sama dengan dokter untuk menemukan solusinya.

(Isma)

Follow Ibupedia Instagram