Ibupedia

Persiapan Menyusui untuk Pemula

Persiapan Menyusui untuk Pemula
Persiapan Menyusui untuk Pemula

Bagi Anda yang tengah menghitung hari menuju persalinan, tentu Anda sudah siap, dong, dengan segala tetek bengek perlengkapan bayi. Mulai baju, popok, kaus kaki, bak mandi, hingga dekorasi kamar biasanya sudah disiapkan para calon bunda, khususnya menjelang kelahiran sang buah hati. Namun dari semua persiapan itu, sudahkah Anda membekali diri dengan pengetahuan seputar ASI dan menyusui?

Persiapan menyusui tak kalah pentingnya, lho, Bun dari persiapan pernak-pernik bayi lainnya, apalagi jika Anda adalah pemula alias calon bunda untuk pertama kalinya. Sebab, begitu bayi Anda lahir dan Anda menggendongnya untuk pertama kali, pada saat itulah Anda sudah dapat memberinya ASI.

Supaya momen menyusui Anda menyenangkan dan sukses, sebaiknya Anda membekali diri jauh-jauh hari sebelum persalinan. Ikuti kiatnya, yuk, Bunda.

Kapan sebaiknya memulai?

Ketika pertama kali Anda menggendong bayi Anda di ruang persalinan, itulah saat yang paling tepat untuk mulai berlatih menyusui. Pada awalnya, tubuh Anda akan memproduksi cairan khusus (cairan pertama saat produksi ASI dimulai) yang disebut kolostrum dalam jumlah sedikit. Kolostrum inilah yang akan membantu memproteksi bayi Anda dari infeksi.

Jangan khawatir dengan sedikitnya jumlah kolostrum yang diproduksi, sebab perut bayi masih sangat kecil sehingga dia hanya membutuhkan asupan dalam jumlah kecil juga. Nantinya, seiring perkembangan, produksi ASI Anda akan makin banyak dan berlimpah.

Bagaimana posisi menyusui yang tepat? Letakkan bayi Anda dalam posisi seluruh tubuh berada di atas tubuh Anda (tengkurap), dada ke dada. Kemudian sentuh bibir atasnya dengan puting Anda, dan ketika dia membuka mulutnya, arahkan mulutnya ke payudara Anda.

Untuk memudahkannya menghisap, Anda bisa memegangi payudara Anda. Pastikan mulut bayi tidak hanya menghisap puting Anda, namun juga areola (daerah kehitaman yang mengitari puting) sebanyak mungkin.

Bagaimana jika bayi Anda tampak kesulitan menghisap atau kerap lepas dari puting Anda? Jangan panik, Bunda. Itu wajar dan biasa terjadi. Tidak perlu merasa gagal, karena menyusui memang membutuhkan kesabaran dan praktik berulang kali.

Jangan malu meminta bantuan atau bertanya pada perawat apa yang harus Anda lakukan. Jika perlu mintalah jadwal bertemu dengan konsultan laktasi selama Anda di rumah sakit.

Jika bayi Anda lahir prematur, Anda mungkin belum bisa merawatnya di rumah, namun bukan berarti Anda tidak bisa berbuat sesuatu lho saat menemani bayi di NICU. Mulailah memompa ASI dan berikan ASI perah (ASIP) ersebut kepada bayi Anda melalui tube atau botol hingga dia cukup kuat untuk Anda susui langsung. Begitu bayi prematur Anda sudah boleh Anda rawat sendiri, segeralah mulai menyusuinya.

Nikmati proses menyusui bayi prematur ini, ya, Bunda, dan jangan sampai Anda merasa sakit ketika menyusui. Perhatikan betul bagaimana si kecil menghisap. Ingat, mulut bayi Anda harus meng-cover keseluruhan areola di bawah puting. Jika Anda merasa sakit ketika menyusui, hentikan sebentar dan masukkan jari kelingking Anda di antara gusi bayi dan payudara Anda, kemudian coba lagi.  Begitu bayi berhasil menyusu dengan benar, selanjutnya dia akan terus begitu.

Seberapa Sering Kita Menyusui?

Semakin sering semakin baik. Semakin sering Anda menyusui si kecil, semakin berlimpah produksi ASI Anda. Targetnya, menyusui 8-12 kali dalam 24 jam. Meski begitu, berdasarkan petunjuk American Academy of Pediatrics (AAP), sebaiknya para bunda tidak kaku dalam menyusun jadwal pemberian ASI.

Menurut AAP, sebaiknya Bunda menyusui bayi yang baru lahir kapanpun dia menunjukkan tanda-tanda awal lapar, seperti mulut mengecap, menunjukkan gerakan yang lebih banyak daripada biasanya, mengulet, atau mulutnya berusaha mendekati puting Anda. Menangis adalah tanda lapar lebih lanjut. Karena itu, idealnya Anda harus mulai menyusui sebelum dia menangis.

Selama beberapa hari pertama setelah bayi lahir, Anda mungkin harus membangunkan bayi Anda (dengan lembut, tentunya) untuk memulai pemberian ASI. Bayi mungkin juga akan tertidur di tengah-tengah proses menyusui.

Agar dia tetap terbangun saat menyusu, Anda bisa mencoba melepas bedongnya atau mengganti bajunya. Untuk memastikan apakah bayi Anda mendapatkan ASI yang cukup, bangunkan dia jika sudah empat jam tidak meminum ASI sejak terakhir dia menyusu.

Bagaimana Supaya Nyaman?

Proses menyusui bisa berlangsung hingga 40 menit, terutama pada bulan-bulan pertama setelah bayi lahir. Karena memakan waktu cukup lama, tentu Anda menginginkan proses menyusui ini berlangsung nyaman, baik untuk si kecil maupun untuk Anda sendiri.

Agar nyaman, pilihlah tempat yang menurut Anda cocok untuk menyusui. Gendong bayi dalam posisi di mana Anda tidak akan merasa lelah atau sakit pada bagian tangan dan punggung. Mengganjal kepala bayi dengan tangan memang bagus, namun jika Anda merasa itu tidak nyaman buat Anda, jangan lakukan.

Jika Anda menyusui dalam keadaan duduk, bantal menyusui dapat sangat membantu. Bisa juga dengan menambahkan ganjalan kaki (footstool) agar lebih nyaman. Bagaimana pun posisinya, jangan mulai menyusui sebelum Anda dan bayi nyaman karena Anda akan berada dalam posisi tersebut dalam waktu yang cukup lama.

Apa yang harus dimakan?

Pola makan yang sehat sangat dibutuhkan selama Anda menyusui. Meski ASI tetap diproduksi bagaimanapun pola makan Anda, namun jika asupan Anda sehat atau memakan makanan yang bisa memperlancar ASI, tentu Anda akan merasa lebih baik. Pada masa menyusui, daripada menghitung kalori (seperti Anda lakukan ketika belum memiliki anak), lebih baik Anda makan ketika lapar. Jangan lupa, minum cairan sebanyak mungkin agar tidak dehidrasi.

Sebagian wanita yang menyusui mudah merasa lapar. Hal itu wajar karena tubuh bekerja dan memproduksi ASI untuk bayi Anda. Makan secukupnya diiringi camilan sehat di antara waktu makan (seperti yang Anda lakukan ketika hamil) adalah cara yang baik untuk menghindari rasa lapar Anda sekaligus menambah energi. Sebagai panduan, kebanyakan wanita menyusui butuh 200-500 kalori lebih banyak daripada mereka yang sedang tidak menyusui.

Jangan berlebihan mengonsumsi kafein saat menyusui, karena Anda akan membawa kafein ke tubuh bayi lewat ASI dan kadar kafein itu akan terakumulasi dalam sistemnya. Para pakar membatasi asupan kafein bunda menyusui tidak lebih dari 300 mg per hari, kira-kira sekitar 12 ons cangkir kopi. Hindari pula alkohol saat menyusui karena alkohol juga akan masuk ke dalam ASI.

Bagaimana dengan makanan pedas? Kebanyakan bayi ASI tidak masalah ketika bundanya mengonsumsi makanan pedas. Bahkan, beberapa pakar justru menganggap bayi menikmati variasi makanan yang dikonsumsi bundanya. Karena itu, tidak masalah jika Anda makan makanan pedas.

Namun jika Anda merasa bayi Anda tampak kembung atau iritasi setiap kali Anda makan makanan tertentu, coba hindari mengonsumsi makanan yang dimaksud. Pelajari apakah dia sakit karena ASI (yang diproduksi ketika Anda makan makanan tertentu) atau karena sebab lain.

Apa Saja Masalah dalam Menyusui?

Banyak ibu yang mulus-mulus saja dalam menyusui. Mereka mudah dan langsung terbiasa dalam proses menyusui. Namun tidak sedikit bunda yang justru sebaliknya, kesulitan ketika menyusui. Jika Anda termasuk yang terakhir, jangan cemas dan menyerah. Anda bukan satu-satunya, kok.

Wajar jika Anda merasa lelah karena masalah pemberian ASI yang tidak sukses. Belum lagi karena pada awal-awal setelah persalinan Anda kurang tidur, tentu Anda merasa sangat pusing dibuatnya.

Namun Anda tidak sendiri. Tidak sedikit bunda yang mengalami masalah menyusui. Masalah-masalah umum yang biasa terjadi pada bunda menyusui antara lain pembengkakan payudara, puting lecet, mastitis (infeksi payudara), saluran ASI tersumbat, nursing strike, anak tounge tie, anak hanya suka satu payudara, ASI terlalu deras, dan lain-lain. Jika Anda mengalami hal ini, jangan tinggal diam. Segera ke dokter atau minta bantuan konsultan laktasi.

(Dini)