Sleep Sharing: Berbagi Ranjang dengan Anak, Perlukah?
Family bed, sleep sharing, tidur bersama, atau apapun namanya adalah hal yang umum dilakukan oleh para orang tua. Bunda pun pasti pernah membiarkan sekali waktu si kecil tidur di antara sang ayah dan Bunda alih-alih menidurkannya di ranjang khusus anak.
Menurut salah satu survei nasional di Amerika Serikat, ada sekitar 13 persen orang tua yang mempraktekkan sleep sharing di negara tersebut dan jumlah tersebut meningkat dua kali lipat sejak tahun lalu. Meskipun masih ada sebagian orang tua yang lebih memilih menyediakan ranjang khusus untuk anak mereka, terkadang orang tua masih membolehkan si kecil tidur bersama mereka di saat-saat tertentu.
Apakah sleep sharing merupakan metode yang tepat untuk keluarga?
Keputusan untuk berbagi ranjang sepenuhnya merupakan hak Bunda dan pasangan, mengingat keberhasilan suatu metode di keluarga lain belum tentu akan cocok di keluarga Anda. Berikut adalah hal-hal yang harus dipertimbangkan sebelum Bunda memutuskan untuk berbagi ranjang;
Apakah Bunda dan pasangan merasa nyaman dengan hadirnya si kecil di antara kalian? Beberapa pasangan mungkin menganggap kalau bertambahnya satu orang di tempat tidur akan mengganggu kualitas tidur. Nah, kalau sang ayah sudah lelah bekerja seharian dan menampakkan gelagat ingin tidur cepat dan nyaman, bersikaplah bijak dan tidurkan anak di ranjangnya sendiri. Meskipun begitu, ada pula pasangan yang suka dengan kehadiran buah hati di tempat tidur karena merasa lebih nyaman dan menyatu bersama keluarga.
Selain kenyamanan, faktor utama yang harus senantiasa diperhatikan adalah keamanan si kecil itu sendiri. Sudahkah ia mendapatkan ruang tidur yang memadai? Apakah Anda atau pasangan memiliki kebiasaan tidur yang buruk, seperti secara tidak sadar sering berguling ke kanan dan ke kiri? Hmm, kalau jawabannya iya, maka tidak salah kalau The American Academy of Pediatrics menolak gagasan sleep sharing demi keamanan dan kesehatan anak.
Perhatikan apakah anak Anda merasa nyaman saat harus berbagi ranjang? Apakah dia justru senang dengan kasur atau kamar tidurnya sendiri? Berkomunikasilah dengan si kecil dan jangan sekali-kali memaksakan kehendak untuk tidur bersama apabila anak Anda tidak menyukainya.
Namun bagaimanapun, sleep sharing memiliki banyak manfaat tersendiri loh, Bun. Misalnya saja, sebagai waktu istimewa untuk mempererat cinta di antara keluarga. Terlebih kalau Bunda atau Ayah adalah seorang pekerja yang banyak menghabiskan waktu di luar rumah. Tidur bersama si kecil akan membuka jalan untuk saling mengobrol di waktu malam.
Tidak hanya itu, sleep sharing juga memudahkan para Ibu untuk menyusui anaknya. Apalagi kalau menyusui dengan posisi menyamping dan si kecil menggelung tubuhnya di samping Anda, aduh rasanya pasti nyaman sekali! Dengan tidur bersama si kecil, Anda tidak perlu repot-repot berlari ke kamar anak saat dia menangis tengah malam karena haus atau ketakutan.
Diskusikan bersama pasangan
Memutuskan untuk berbagi ranjang dengan anak haruslah menjadi keputusan bersama antara Anda dan pasangan. Jangan sekali-sekali bertindak semaunya tanpa mempertimbangkan perasaan pasangan Anda. Siapa tahu, ia justru merasa terganggu dengan kehadiran sang buah hati di ranjang karena itu berarti tidak ada kesempatan untuk bercengkerama dengan Anda.
Jangan sampai Anda mengorbankan perasaan pasangan dan membuat hubungan suami istri menjadi bermasalah karena kurang quality time di malam hari ya, Bun! Sebagai pertimbangan, Bunda dapat bertanya pada beberapa teman dekat perihal sleep sharing dan bagaimana mengatur waktu intim bersama pasangan.
Diskusikan pula bersama suami dan yakinkan ia bahwa Anda pun masih menginginkan waktu spesial berdua dengannya. Terkadang, merencanakan kencan spesial dengan pasangan justru memberi warna baru dan petualangan seru di kehidupan Anda!
Tetapi, kalau Bunda masih ragu dengan sleep sharing, ada baiknya membuat suatu percobaan terlebih dahulu. Beri waktu seminggu atau dua minggu tidur bersama si kecil dan lihatlah bagaimana Anda dan pasangan menyikapi hal tersebut.
Apakah manfaat jangka panjang sleep sharing bagi anak?
Pediatrik William Sears yang juga merupakan penasehat dalam hal pengasuhan anak ini menekankan pentingnya kedekatan emosional antara orang tua dan anak dengan metode sleep sharing. Ia percaya bahwa bayi yang tidur bersama orang tuanya akan tumbuh menjadi pribadi yang lebih percaya diri dan mandiri.
Namun, ada pula sebagian praktisi perkembangan anak yang masih menganggap bahwa anak-anak yang tidur bersama orang tua mereka akan tumbuh menjadi pribadi yang sangat bergantung pada orang lain. Namun, seiring banyaknya keluarga yang berbagi ranjang dengan buah hati mereka, pandangan skeptis tersebut perlahan terkikis juga.
Misalnya saja, pada tahun 1985 dirilis sebuah buku karya Richard Ferber berjudul Solve Your Child's Sleep Problems. Dalam buku ini, ia menyarankan para orang tua untuk tidak berbagi ranjang dengan anak. Namun, buku tersebut kemudian direvisi di tahun 2006 dan padangan Ferber telah jauh berbeda.
Dalam buku yang sudah diperbaharui tersebut, Ferber berkata, "Anak-anak tidak lantas menjadi insecure hanya karena mereka tidur sendiri atau bersama saudara dan jauh dari orang tua. Demikian pula dengan anak-anak yang memilih tidur bersama orang tua, mereka pun tidak lantas menjadi sulit untuk berpisah atau menumbuhkan rasa kemandirian. Apapun yang Anda lakukan, apapun yang Anda nyaman saat melakukannya, maka itulah cara yang paling benar, sejauh itu berhasil."
Nah, dari contoh tersebut, terlihat bahwa suatu metode tidak bisa dikatakan sukses atau gagal hanya dari pengalaman orang lain. Bunda harus mencobanya sendiri sebelum membuktikan metode tersebut. Siapa tahu, sleep sharing adalah metode yang benar untuk keluarga Anda.
Lalu, bagaimana jika si kecil sudah terbiasa tidur bersama dan rewel saat sudah tiba waktunya ia memiliki kamar sendiri? Well, memang susah awalnya membujuk anak untuk berhenti berbagi ranjang dengan Anda. Namun, ada banyak cara membuat si kecil tertarik dengan kamar barunya. Bisa dengan mendekorasi kamar, mengecat dinding dengan warna favorit anak, atau cara-cara lain untuk membuatnya merasa nyaman tidur sendirian.
Yuk, cek prosedur keamanan sleep sharing berikut!
Sebelum memutuskan berbagi ranjang dengan si kecil, Bunda harus menaati hal-hal berikut ini;
- Jangan tidur bersama anak saat Anda atau pasangan sedang dalam pengaruh alkohol.
- Apabila Anda atau pasangan mengalami obesitas parah, jangan memaksakan diri untuk berbagi tempat tidur dengan si kecil
- Jangan biarkan si kakak atau anak-anak lainnya tidur seranjang dengan bayi Anda. Mengingat anak-anak mungkin secara tidak sengaja dapat mencederai bayi.
- Jauhkan binatang peliharaan dari kamar tidur
- Jangan biarkan ada yang merokok di dalam ruangan kamar. Bagaimanapun, asap rokok berbahaya bagi kesehatan sang buah hati
- Tidurkan anak di ranjang datar yang lembut. Jangan sekali-kali mengajaknya tidur di sofa, kursi berlengan, atau waterbed karena dapat mengganggu pernafasan anak
- Jauhkan bantal, selimut, dan guling dari wajah anak Anda agar ia tetap dapat bernafas dengan lega
- Pakaikan baju yang ringan namun tetap hangat. Seperti piyama berkaki atau baju tidur tanpa kancing
(Yusrina)