Ibupedia

Tips Sukses Menyusui Bayi Berkebutuhan Khusus

Tips Sukses Menyusui Bayi Berkebutuhan Khusus
Tips Sukses Menyusui Bayi Berkebutuhan Khusus

Belajar menyusui bisa menjadi hal yang sulit bagi ibu baru manapun, tapi jika bayi terlahir prematur atau memiliki kondisi tertentu, seperti down syndrome atau terdapat celah bibir dan langit-langit, menyusui bisa menjadi lebih sulit. Meski sulit, tetaplah berusaha untuk terus menyusui si kecil ya, Bu. Menyusui bisa menenangkan kondisi emosi naik-turun yang disebabkan oleh sulitnya membesarkan bayi dengan kebutuhan khusus. Selain itu, anak Ibu juga akan mendapat nutrisi serta manfaat dari ASI.

Bayi dengan celah bibir atau langit-langit (bibir sumbing), misalnya, sering kali lebih rentan mengalami masalah pernafasan bagian atas seperti demam, alergi, atau infeksi telinga. Banyak penelitian menunjukkan bahwa bayi seperti ini akan menjadi jauh lebih baik kondisinya jika mendapat ASI. ASI membantu bayi dengan masalah jantung atau cystic fibrosis memperoleh berat badan yang dibutuhkan. ASI juga bisa mencegah infeksi pernafasan dan masalah pencernaan yang umum terjadi pada penderita Down syndrome.

Down syndrome merupakan kondisi abnormal genetik yang paling umum.  Down syndrome terjadi pada tiap ras dan kelompok masyarakat di dunia. Pada kondisi normal, nukleus tiap sel tubuh bayi terdiri dari 23 pasang kromosom yang diwariskan dari masing-masing orangtua. Nah, down syndrome terjadi ketika beberapa atau semua sel seseorang memiliki semua atau sebagian kromosom 21. Penyebabnya belum diketahui. Resiko down syndrome lebih tinggi pada ibu berusia lebih tua. Kebanyakan bayi dengan down syndrome terlahir dari ibu berumur lebih dari 35 tahun. Kadang ibu merasa putus asa saat dokter berusaha menolong anaknya, tapi hanya dengan menyusuilah kondisi bayi bisa menjadi lebih baik.

Celah bibir atau langit-langit merupakan cacat lahir di urutan keempat. Bayi dengan celah bibir atau langit-langit biasanya memiliki kesulitan saat pelekatan pada areola. Celah langit-langit, bagian terbuka pada area atas mulut yang menuju ke katup dalam hidung, membuat bayi kesulitan menyusu. Kemampuan menghisap akan bergantung pada ukuran celah, juga pada ukuran payudara dan puting. Puting yang lembut dan bisa dimampatkan paling baik untuk bayi dengan celah langit-langit, karena payudara yang cukup lembut bisa menekan ke langit-langit dan hisapan bisa terjadi. Kondisi ini bisa disembuhkan dengan operasi. Selepas operasi, teruslah susui si kecil karena ASI dapat melindungi bayi dari infeksi pada pembedahan dan membantu proses penyembuhannya.

Bayi dengan Down syndrome memiliki otot yang tidak berkembang baik atau terlalu kaku, kondisi ini membuat bayi sulit memosisikan diri di payudara Anda. Bayi juga bisa memiliki masalah pada mulut, seperti lidah yang terlalu lebar atau langit-langit yang datar, yang bisa mempengaruhi dalamnya pelekatan dan membuat payudara sakit.

Bayi-bayi penderita Down syndrome juga mengalami kesulitan mengatur penghisapan, menelan, bernapas serta bisa tersedak saat disusui, dan sering cepat merasa lelah. Mereka kurang mendapat ASI karena hambatan ini. Karenanya dibutuhkan lebih banyak waktu dan kesabaran. Latihan menyusui akan meningkatkan kekuatan otot bayi, dan ketika ia bertambah kuat ia belajar menyusu dengan lebih efektif, dan mampu minum lebih banyak ASI. Pada kondisi yang jarang terjadi ada bayi yang mengalami Pierre Robin syndrome dengan ciri-ciri rahang kecil dan dagu yang mundur. Kondisi ini juga bisa membuat bayi sulit untuk menyusu.

Tapi hanya karena bayi didiagnosa mengalami salah satu kondisi di atas tidak berarti Anda tidak bisa menyusui. Satu-satunya kondisi yang tidak memungkinkan bayi untuk disusui adalah  galaktosemia, dimana bayi tidak bisa mencerna laktosa.

Sangat penting untuk memastikan bayi mendapat ASI yang cukup. Tanda bayi mendapat cukup ASI berupa banyak popok yang basah setiap hari, buang air besar yang lancar dan feses tidak berbentuk, kulit yang bagus, dan penambahan berat badan. Jika khawatir tentang kondisi yang dialami bayi Ibu, segera hubungi dokter. Ada tabel pertumbuhan khusus untuk bayi dengan Down syndrome yang bisa Ibu perhatikan.

Meski ada tantangan berbeda untuk kondisi menyusui berbeda, ada banyak solusi yang sama yang bisa Ibu lakukan. Langkah pertama adalah menyiapkan persediaan ASI Ibu. Jika bayi tidak bisa langsung disusui begitu lahir, Anda harus memompa ASI segera setelah melahirkan setiap dua atau tiga jam, sesering bayi menyusu. Penting juga untuk memastikan Anda mendapat nutrisi dan istirahat yang cukup. Stres dan kecemasan pada ibu yang memiliki anak dengan kebutuhan khusus bisa mempengaruhi produksi ASI. Padahal emosi memainkan peran penting dalam proses pengeluaran ASI.

Ibu rentan merasa “down” karena khawatir dengan kondisi bayi dan keinginan untuk menjalin ikatan batin dengannya, tapi emosi ini bisa mengganggu kelancaran menyusui. Sebaiknya ketika Ibu pertama kali menyusui bayi yang berkebutuhan khusus, lakukanlah tanpa ekspektasi yang berlebihan. Awal-awal sesi menyusui adalah waktu untuk mendekap bayi dan membiarkannya dekat di payudara Anda.  Biarkan ini menjadi pengalaman ikatan batin yang baik. Kadang cara ini akan secara alami menuju ke tahap menyusui.

Dekaplah bayi, kulit bertemu kulit dengan selimut menutupi Anda dan bayi. Cara ini dapat membantu Ibu membangun persediaan ASI dan juga akan mengarah pada proses menyusui. Kadang bayi hanya mulai menjilati dan menggerakkan kepala di payudara. Setelah mendapat persediaan ASI yang cukup dan menciptakan ikatan batin dengan bayi, Ibu bisa mencoba variasi posisi menyusui dan menggunakan alat bantu menyusui. Bayi prematur atau down syndrome dengan otot yang tidak berkembang baik memerlukan penopang tubuh di kepala dan punggung atas. Football position, dengan memegang bayi di bawah lengan Anda, menjadi posisi yang paling dianjurkan, karena Anda bisa menopang dagu dan rahang bayi dengan tangan yang sama yang menopang payudara. Posisi sangat penting bagi bayi dengan

Pierre Robin syndrome, bayi tidak bisa bernafas kecuali ia di posisi tengkurap dan ibu berbaring telentang.

Kadang meski sudah berusaha, bayi dengan kebutuhan khusus akan lambat menuju payudara. Sebelum refleks menghisapnya berkembang, Anda bisa memberikan ASI melalui cara lain, misalnya dengan menggunkaan alat bernama Medela's Supplemental Nursing System (SNS). Isi botol kecilnya, yang dilengkapi selang, dengan ASI, lalu tempelkan selang ke payudara Anda. Alat ini juga berguna untuk bayi yang bisa melakukan pelekatan tapi membutuhkan suplemen makanan. Alat ini mengurangi waktu menyusui dan tidak menimbulkan resiko bayi lebih memilih salah satu payudara.

Akan lebih baik bila Ibu menghindari penggunaan botol dan dot, karena bayi akan terbiasa dengan puting karet dan menolak kembali menyusu di payudara. Kondisi ini dikenal dengan bingung puting.  Tapi untuk beberapa kasus, botol bisa digunakan. Ada botol yang didesain khusus untuk bayi dengan celang langit-langit. Ada puting silikon lembut yang lebih panjang dan berkatup sehingga bisa dikontrol alirannya, bergantung seberapa baik bayi melakukannya. Alat bantu lainnya adalah menggunakan nipple shield, yang bisa membantu bayi dengan kesulitan pelekatan. Tapi Ibu tentu menginginkan intervensi yang minim dan sebisa mungkin membuat semua berjalan alami, bukan?

Bayi dengan kebutuhan khusus harus diperiksa secara rutin oleh dokter anak untuk memastikan perkembangan dan kesehatannya dalam kondisi baik. Anda juga memerlukan dukungan emosional dari dokter, pasangan, keluarga, serta teman karena belajar menyusui bayi akan membutuhkan banyak kesabaran. Salah satu hal terbaik yang bisa Anda lakukan adalah berbicara pada ibu lain yang pernah mengalaminya.

(Ismawati)