Ibupedia

Waspadai Kencing Nanah (Gonorrhea) Pada Ibu Hamil!

Waspadai Kencing Nanah (Gonorrhea) Pada Ibu Hamil!
Waspadai Kencing Nanah (Gonorrhea) Pada Ibu Hamil!

Kencing nanah (gonorrhea/gonore) merupakan infeksi oleh bakteri yang bersifat serius tapi bisa disembuhkan. Ini ditularkan melalui hubungan seksual, termasuk melalui seks oral atau anal, begitu juga dari ibu hamil yang terinfeksi kepada bayinya selama proses kelahiran. Masa inkubasi (waktu yang dibutuhkan infeksi untuk berkembang) biasanya dua hingga sepuluh hari setelah terpapar.

Cara Penularan Kencing Nanah (Gonorrhea)

Kencing nanah (gonorrhea) memiliki tingkat transmisi yang tinggi, jadi jika Anda melakukan hubungan seks tanpa pengaman dengan pasangan yang terinfeksi, kemungkinan Anda untuk terinfeksi menjadi tinggi. Diperkirakan ada sekitar 820.000 kasus baru kencing nanah (gonorrhea) di Amerika setiap tahunnya, termasuk sekitar 13.200 kasus pada ibu hamil.

Ibu hamil yang tertular kencing nanah (gonorrhea) selama hamil cenderung memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami keguguran, infeksi pada kantung dan cairan ketuban, kelahiran sebelum waktunya, dan pecah ketuban sebelum waktu melahirkan, meski pengobatan yang tepat bisa mengurangi risiko masalah ini. Infeksi kencing nanah (gonorrhea) yang tidak diobati membuat Anda lebih rentan terkena HIV dan beberapa penyakti menular seksual lainnya, serta meningkatkan risiko infeksi peranakan setelah bayi Anda lahir.

Jika Anda terkena infeksi kencing nanah (gonorrhea) saat menjalani persalinan, Anda bisa menurunkan bakteri pada bayi. Kencing nanah (gonorrhea) pada bayi baru lahir paling umum mempengaruhi mata, dan bayi bisa perlahan menjadi buta jika dibiarkan tanpa pengobatan. Sangat disarankan semua bayi diberi obat tetes atau salep mata segera setelah lahir sebagai tindakan pencegahan.

Jika Bunda divonis mengidap kencing nanah (gonorrhea) atau bayi mengalami infeksi mata akibat kencing nanah (gonorrhea), si bayi juga akan diobati dengan antibiotik sistemik. Yang agak jarang terjadi, infeksi kencing nanah (gonorrhea) yang tidak diobati bisa menyebar ke bagian tubuh bayi lain, menyebabkan masalah seperti infeksi serius pada darah atau persendian serta meningitis.

Gejala Kencing Nanah (Gonorrhea)

Banyak wanita yang mengidap lokasi infeksi. Jika area serviks, vagina, atau uretra terkena infeksi, gejala yang muncul kencing nanah (gonorrhea) tidak menunjukkan gejala apapun, jadi tanpa menjalani tes, kemungkinan Anda tidak akan tahu kalau diri Anda terinfeksi. Jika ada gejala, bentuknya bisa bervariasi seperti berupa kotoran vagina yang tidak normal, rasa terbakar dan sakit saat berkemih, keluar bercak, dan rasa sakit saat berhubungan badan. Infeksi pada anus, bisa mengakibatkan rasa gatal atau sakit ketika buang air besar.

Jika Anda melakukan oral seks dengan pasangan yang terinfeksi, Anda bisa mengalami infeksi kencing nanah (gonorrhea) pada tenggorokan atau mulut, bisa juga disertai warna kemerahan dan rasa sakit saat menelan. Jika mata Anda terkena kontak dengan bakteri, misalnya, dengan menyentuh area genital yang terinfeksi lalu mengucek mata, Anda bisa mengalami infeksi mata dan mengeluarkan kotoran disertai rasa gatal dan warna mata yang kemerahan.

Masalah Kesehatan Lain Yang Ditimbulkan Kencing Nanah (Gonorrhea)

Jika dibiarkan tanpa pengobatan, kencing nanah (gonorrhea) bisa menyebar dan menyebabkan sejumlah masalah serius, disertai gejala lain yang muncul. Sebelum dan setelah kehamilan, kencing nanah (gonorrhea) bisa menyebar ke uterus dan tuba falopi lalu menyebabkan penyakit radang panggul (pelvic inflammatory disease/PID), dengan gejala berupa rasa sakit pada perut bagian bawah atau punggung, sakit selama berhubungan seks, pendarahan vaginal, demam, dan mual.
Sangat mungkin Anda terkena penyakit radang panggul selama hamil, tapi kasus ini jarang terjadi.  Penyakit radang panggul bisa mengakibatkan kerusakan permanen pada tuba falopi dan mengarah pada rasa sakit yang kronis pada pelvis serta masalah kesuburan, juga terjadi peningkatan risiko kehamilan ektopik jika Anda menjadi hamil.

Pada kasus yang jarang terjadi, bakteri bisa masuk ke aliran darah dan menyebabkan kondisi serius yang disebut disseminated gonococcal infection. Jika ini terjadi, Anda bisa mengalami demam, rasa sakit pada kulit, dan infeksi serta nyeri pada persendian. Masalah lain bisa berupa peradangan di sekitar hati, yang lebih jarang terjadi, infeksi jantung atau meningitis. Disseminated gonococcal infection bisa terjadi pada siapa saja yang terkena infeksi kencing nanah (gonorrhea) dan tidak diobati, meski lebih umum terjadi pada wanita dibanding pria dan lebih sering ditemukan selama kehamilan.

Pengobatan Infeksi Kencing Nanah (Gonorrhea)

Pria yang punya infeksi kencing nanah (gonorrhea) biasanya menunjukkan gejala. Tidak seperti wanita, kebanyakan pria yang terinfeksi kencing nanah (gonorrhea) menunjukkan gejala, yang bisa berupa rasa terbakar atau sakit saat berkemih, keluar kotoran dari penis, dan testis yang bengkak. Jika pasangan Anda menunjukkan gejala-gejala ini, minta ia memeriksakan diri ke dokter  dan Anda perlu memeriksakan diri ke dokter kandungan.

Anda berdua harus dites sesegera mungkin dan diobati jika diperlukan. Untuk sementara waktu, Anda tidak boleh dari berhubungan seks. Jika salah satu dari Anda positif mengidap kencing nanah (gonorrhea), Anda dan pasangan harus tetap tidak melakukan hubungan seks hingga pengobatan selesai dijalani.

Anda juga bisa melakukan tes kencing nanah (gonorrhea) selama hamil. Ini sangat disarankan, khususnya buat ibu hamil yang tinggal di komunitas dengan infeksi kencing nanah (gonorrhea) yang tersebar cukup luas. Buat Anda yang berisiko terkena infeksi kencing nanah (gonorrhea), lakukan tes kencing nanah (gonorrhea) pada kunjungan pranatal pertama dan lakukan tes lagi pada trimester ketiga jika tetap memiliki risiko.

Faktor Yang Meningkatkan Risiko Terkena Infeksi Kencing Nanah (Gonorrhea)

Wanita yang secara seksual aktif dan lebih muda dari usia 25 tahun berisiko paling tinggi. Faktor risiko lainnya termasuk pernah mengidap infeksi kencing nanah (gonorrhea) sebelumnya, penyakit menular seksual lain, memulai aktivitas seksual pada usia muda, pasangan seks baru atau lebih dari satu, pekerjaan seks komersil, dan penggunaan kondom yang tidak konsisten. Mereka yang tidak berkulit putih, tidak menikah, atau memiliki tingkat sosioekonomi rendah juga berada pada risiko lebih tinggi.

Prosedur Tes Kencing Nanah (Gonorrhea) 

Jika Anda mengira ada kemungkinan terkontak dengan kencing nanah (gonorrhea) atau penyakit menular seksual lainnya, beritahukan dokter dan mintalah untuk dites. Anda juga bisa dites kapanpun selama kehamilan jika Anda atau pasangan mengalami gejala kencing nanah (gonorrhea), atau jika Anda terkena penyakit menular seksual lain, karena biasanya penyakit-penyakit ini ditemukan bersamaan.

Untuk tes kencing nanah (gonorrhea), dokter akan menyeka area serviks dan mengirimnya ke lab untuk dianalisa. Kadang contoh urin juga bisa digunakan sebagai sampel. Jika tes menunjukkan hasil positif, Anda akan segera diobati. Dan jika Anda tidak dites untuk penyakit menular seksual lainnya bersamaan dengan tes kencing nanah (gonorrhea), Anda juga akan dites saat ini. Anda akan dites kencing nanah (gonorrhea) kembali dalam dua hingga empat minggu (lebih cepat jika Anda telah menunjukkan gejala infeksi) untuk memastikan Anda tidak terinfeksi kembali, dan kembali dites pada trimester ketiga.

Pengobatan dan Cara Menghindari Infeksi Kencing Nanah (Gonorrhea)

Kencing nanah (gonorrhea) bisa diobati dengan antibiotik yang aman diminum selama hamil. Pasangan Anda juga harus diobati, dan Anda tidak boleh melakukan hubungan seks hingga Anda berdua menyelesaikan pengobatan agar tidak kembali terinfeksi. Jika Anda mengidap lebih dari satu penyakit menular seksual, dokter akan mengobati untuk semua penyakit secara bersamaan. Sekitar 40 persen wanita yang terkena kencing nanah (gonorrhea) juga mengidap chlamydia, salah satu penyakti menular seksual lainnya.

Untuk menghindari kencing nanah (gonorrhea), lakukan seks hanya dengan satu pasangan saja yang bebas penyakit dan pastikan ia hanya berhubungan seks dengan Anda. Jika tidak, gunakan kondom lateks saat berhubungan intim untuk mengurangi risiko terkena kencing nanah (gonorrhea) serta penyakit menular seksual lain. Perlu diingat bahwa penggunaan pil KB atau suntik KB tidak bisa melindungi Anda dari penyakit ini.

(Ismawati)